Telkom University – Era modern menempatkan inovasi teknologi pada peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Tidak terkecuali pada sektor pertanian yang menjadi bagian dari perekonomian Indonesia. Seperti sektor lainnya, sektor pertanian juga memerlukan inovasi seiring dengan perkembangan teknologi.
Pada suatu lahan pertanian, kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kadar air tanah dan tingkat keasamannya yang netral. Di samping itu, faktor suhu tanah juga berpengaruh terhadap penyerapan air. Sementara, Indonesia memiliki potential of hydrogen (pH) tanah yang masam. Kondisi tersebut mengakibatkan terganggunya penyerapan kandungan unsur NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium). Fakta tersebut menarik perhatian sekelompok mahasiswa Telkom University (Tel-U) untuk menawarkan solusi berupa produk uji kadar tanah yang cepat, akurat, dan portabel. Produk inovatif tersebut diberi nama TOMOT atau Tongkat Monitoring Tanaman.
TOMOT merupakan produk Inovatif untuk pengukuran unsur hara tanah secara cepat dan akurat. TOMOT dilengkapi dengan fitur utama yang dapat membantu dan memudahkan petani untuk melakukan pemantauan pada faktor-faktor kesuburan tanah. Faktor yang dapat dipantau mencakup NPK, suhu, kelembaban, TDS (Total Dissolved Solids), konduktivitas, pH, hingga salinitas pada tanah. Desain ergonomis TOMOT memberikan kemudahan penggunaan. Ditambah lagi dengan sistem pemantauan fleksibel, yang memungkinkan pemantauan dilakukan baik secara luring maupun daring melalui website.
TOMOT dikembangkan oleh Muhammad Ferdin dari program studi S1 Teknik Logistik bersama Aliyus Hedri, Hilaliyah Ayu Faoziyah dan Bagas Sudanasto dari program studi S1 Teknik Elektro melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karya inovatif (PKM-KI). Di bawah pendampingan Prafajar Suksessano Muttaqin, S.T.,M.T.,ESlog. produk inovasi TOMOT berhasil memperoleh pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Kehadiran TOMOT yang kami rancang ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan mencegah kerusakan tanah. Melalui tiga tahapan penyempurnaan inovasi, TOMOT diharapkan dapat meningkatkan hasil panen petani,” jelas Ferdin.
Perancangan produk dan realisasi produk yang dilakukan di Laboratorium riset Electronics and Intelligence Robotics Research Group (EIRRG), dimulai dari pengadaan bahan baku untuk frame utama produk TOMOT hingga perakitan yang dilakukan dengan teliti untuk memastikan seluruh sistem produk TOMOT bekerja dengan baik.
Saat ini, TOMOT telah mencapai pada tahap pengujian serta evaluasi dalam pengembangan produk. Mereka juga mengupayakan agar TOMOT dapat memenuhi tingkat standar teknologi dan standar penggunaan agar dapat menghadirkan manfaat seperti yang diharapkan.
“Dari inovasi yang kami tawarkan, diharapkan alat ini dapat terdistribusikan kepada para petani. Dengan begitu, TOMOT dapat menghadirkan bermanfaat untuk pertanian di Indonesia dan membantu petani dalam mengetahui kualitas tanah yang akan digunakan dalam pertanian,” jelas Hedri
Informasi lebih lanjut mengenai inovasi TOMOT dapat diperoleh melalui akun media sosial Tim TOMOT pada Instagram @pkmtelu_tomot (https://www.instagram.com/pkmtelu_tomot?igsh=eGRyenVjc2d6OHph). Selain itu, Publikasi inovasi TOMOT juga dapat diakses melalui kanal YouTube PKM-KI Tel-U TOMOT (https://youtube.com/@pkmkitelu_tomot?si=6YFHlPmDx-Ee33cB).
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Narasumber