BANDUNG, TEL-U โ Masih banyak orang yang tidak mengetahui pentingnya merencanakan masa tua sejak dini. Apalagi masyarakat Indonesia terkenal memiliki gaya hidup yang konsumtif. Maka, ada baiknya jika kita mulai memikirkan dan merencanakan masa tua, salah satunya dengan cara berinvestasi.
Tidak ada satupun hal didunia ini yang tidak memiliki resiko, begitu juga dengan berinvestasi. Namun setiap resiko tersebut pasti dapat diminimalisasi supaya tidak berdampak lebih buruk. Berinvestasi di pasar modal memiliki resiko yang tinggi, namun return yang didapatkan juga tinggi. Di negara tetangga sudah banyak bermunculan investor-investor muda, sekarang saatnya Indonesia juga memiliki investor-investor muda.
“Yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi di pasar modal adalah setidaknya kita melakukan empat analisis sebelum memutuskan untuk investasi, yaitu analisa fundamental, analisa teknikal, analisa sentimen/rumor, dan analisa psikologi atau behaviour pasar,” ujar Branch Manager Sentra Investasi Danareksa (SID) Bandung, Maryadi Suwondo, saat memberikan kuliah umum di Aula Fakultas Industri Kreatif (FIK) Telkom University (Tel-U), Jumat (30/1).
Menurut Maryadi ada sejumlah tip yang perlu diperhatikan. Pertama, pergunakan dana lebih (excess fund), jangan sampai dana yang digunakan adalah dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. โKemudian dapatkan informasi mengenai produk investasi sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan berinvestasi (product knowledge),โ katanya.
Ketiga, tambah Maryadi, jangan menempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen yang sama (diversifikasi). โDonโt put your eggs in one basketโ, katanya.
Disiplin melakukan target investasi baik profit maupun cut loss, juga penting untuk diingat. โTerakhir, kenali perusahaan sekuritas dimana anda berinvestasi (know your broker principle),โ ujarnya.
Sementara itu, Head of IDX Representative Office Bandung โ PT Bursa Efek Indonesia, Gilman Pradana Nugraha, menilai potensi untuk berinvestasi di pasar modal masih terbuka lebar. “Untuk kondisi saat ini, sebagian besar kawasan Asia mencatatkan capital inflow. Investor masih mengincar ASEAN untuk berinvestasi, setidaknya dalam satu tahun ke depan,” ujarnya. (FEB/tyas)