Bisnis Iklan Masih Menggiurkan

BANDUNG, TEL-U – Maraknya penggunaan ponsel pintar dan tablet di Indonesia semakin membuka lebar peluang industri advertising. Besarnya jumlah pengguna internet dan gadget ini menjadi ladang iklan menggiurkan untuk bisnis advertising. Bahkan omzet bisnis iklan bisa mencapai Rp 100 milyar pada tahun ini.

Sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Industri Kreatif (FIK) Telkom University (Tel-U), Murifky Dakarai Adilan optimis peluang karirnya terbuka lebar setelah lulus nanti. Apalagi di DKV Tel-U dirinya memperoleh keahlian olah visual. Dengan berbekal keahlian yang dimilikinya itu mahasiswa angkatan 2011 ini juga sudah memulai merintis usaha di bidang periklanan.

“Advertising terus berkembang dan tidak pernah berhenti. Selalu ada hal baru untuk dipelajari jadi saya suka bidang periklanan dan desain komunikasi visual,” kata Murifky, Senin (9/2). Baginya, unconventional media menjadi tantangan start-up periklanan. Media iklan yang tak terduga bisa saja tiba-tiba muncul berupa media-media baru promosi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Tantangannya adalah mencari kesinambungan antara target, masalah, dan media promosi.

“Ada kalanya target iklan dan pesan sudah bertemu tapi medianya tidak cocok. Hal itu akan membuat iklan atau promosi tidak berjalan dengan baik,” ujar pemenang medali gold Layang Kancana kategori unconventional media ini.

Di tengah kesibukannya kuliah sambil menjalankan usaha, Murifky terus mengukur kemampuannya dengan mengikuti kompetisi-kompetisi periklanan seperti Layang Kencana dan Lomba Caraka 2014.

“Layang Kancana adalah ajang apresiasi insan kreatif Jawa Barat di bidang periklanan dan industri kreatif. Saya mengikuti lomba Layang Kancana tahun lalu bersama teman-teman periklanan lainnya. Tim saya tiga orang, masing-masing bertugas sebagai copywriter, art director dan desain grafis,” jelasnya.

Sedangkan pada Lomba Caraka di Semarang tahun lalu, ia berhasil meraih bronze untuk kategori media unconventional. Kala itu pertama kalinya Tel-U mengikuti Caraka. “Di sana karya saya berhasil mengalahkan 900 karya lainnya,“ kenang Murifky.

Untuk membuahkan karya iklan yang baik, Murifky mengharuskan penyampaian pesan harus jelas, dikemas menarik dan idenya original. “Beberapa iklan yang saya lihat masih ada yang mencontek ide dari iklan negara lain. Sebagai insan kreatif kita bisa saja mencari referensi, namun bukan berarti menjiplak. Saya yakin, kita sebagai mahasiswa DKV Tel-U bisa mengembangkan periklanan Indonesia dengan ide yang original,” kata mahasiswa yang berencana lanjut kuliah S2 itu. (purel/risca)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *