BANDUNG, TEL-U โ Kesibukan kadangkala jadi penghambat bagi dosen untuk menulis buku. Beban kerja yang terlalu berat juga kerap jadi alasan bagi sebagian besar dosen sehingga belum sempat menulis buku. Namun benarkah itu tidak bisa diatasi?
Penulis buku dan akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Ir Syamsul Arifin, MT menilai, sebenarnya tak ada alasan bagi dosen untuk tidak menulis buku. Apalagi menulis merupakan kewajiban setiap dosen untuk melengkapi persyaratan meraih jabatan fungsional akademik (JFA).
“Atasi kesibukan, perlahan-lahan sempatkan menulis buku agar tidak terlalu sulit,” kata Syamsul, pada Workshop Penulisan Buku Ajar di Ruang Multimedia Gedung Bangkit Telkom University, Senin (11/5). Workshop yang diselenggarakan oleh Bagian Pengembangan Pembelajaran (BPP) ini dihadiri oleh dosen Telkom University dari tujuh fakultas.
Menurutnya, krisis percaya diri juga kadang menjadi hambatan. Perasaan tidak mampu menulis buku atau merasa lemah dalam hal menulis semakin menjadi alasan untuk tidak menulis buku. “karena itu penting bagi kita untuk memperbanyak referensi sehingga menambah wawasan,” kata Syamsul. Dengan berbekal wawasan, percaya diri itu tumbuh saat menulis buku.
Sebenarnya, kata Syamsul, menulis buku banyak manfaatnya bagi dosen. Selain mendapatkan royalti, menulis buku menjadi cara untuk berekspresi. Menulis buku juga bisa menjadi media untuk menunjukan eksistensi diri dan personal branding dosen dibidangnya. “Menulislah dengan alasan dan strategi apapun, asalkan yakin bahwa ilmu yang kita tulis bermanfaat untuk orang lain,”
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Heroe Wijanto mengatakan, hingga kini baru sekitar 137 mata kuliah di Tel-U yang sudah ada buku ajarnya. Jumlah ini belum ada 10 persennya dari sekitar 1.400 mata kuliah yang ada di 27 program studi. โSemoga setelah workshop ini, para dosen bisa menambah jumlah buku ajarkita miliki,โ ujarnya.
Manajer BPP, Dr. Majidah mengatakan jumlah peminat workshop penulisan buku ajar ini bertambah dibandingkan tahun lalu. Karena itu pihaknya harus menambah kursi dan ditempatkan di luar Ruang Multimedia. (purel/risca/raf)