Tegal, 1 Juni 2024 โ Sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, Telkom University (Tel-U) melalui program studi S1 Film dan Animasi, Fakultas Industri Kreatif (FIK) menyelenggarakan workshop โStrategi Pendanaan dan Eksplorasi Distribusi Film Lokalโ pada Sabtu (1/6) lalu. Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Sinema Kepunduhan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah ini digelar dalam rangka mendukung pengembangan industri lokal sekaligus upaya meningkatkan kreativitas melalui sinema. Sebanyak dua puluh peserta kegiatan yang terdiri dari sineas lokal, pelajar, hingga masyarakat umum, antusias dalam mengikuti kegiatan ini.
Desa Sinema Kepunduhan di pilih karena lokasi tersebut merupakan wadah komunitas film yang ingin berkarya dan berkreasi dari desa dan sebagai satu-satunya desa yang mensosialisasikan program pemerintah desanya dikemas dalam sebuah film. Telah berdiri sejak 2018, Desa Sinema telah memproduksi beberapa film yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) โBangun Bersamaโ Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal, diantaranya film Sapa ndisit toh, Krenteg, Kenteng, Ngesrong, Watek, Sop Pinggir Tembok, Lip, Teaser Duite Mardiyah, Brangasan, Polos.
Desa Sinema Kepunduhan juga sudah mendapatkan banyak prestasi di ranah lokal, dari Film Krenteg mendapat Film Favorit Festival Film Tegal 2019, Aktor terpilih Festival Film Tegal 2019, Aktris Terpilih Festival Film Tegal 2019, Aktor Terpilih Festival Film Tegal 2019, Sutradara Terpilih Festival Film Tegal 2019, Poster Terpilih Festival Film Tegal 2019, Dan Penghargaan Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Dalam Official Festival Sunday Movies. Film Kenteng sebagai Film Terpilih Festival Film Tegal 2019. Film Polos menjadi Juara 4 Film Pendek Provinsi Jawa Tengah. Melihat konsistensi dan eksistensi Desa Sinema Kepunduhan dalam merawat ekosistem perfilman daerah menjadi sasaran yang tepat untuk pelaksanaan abdimas ini.
Workshop Strategi Pendanaan dan Eksplorasi Distribusi Film Lokal di Desa Sinema Kepunduhan ini diinisiasi oleh dosen S1 Film dan Animasi Tel-U dan diketuai oleh Firdaus Azwar Ersyad, S.Sn., M.Sn.. Menurut Firdaus, dengan potensi besar yang dimiliki oleh Desa Sinema Kepunduhan, masih ada peluang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai manajemen produksi film lokal pada komunitas Desa Sinema Kepunduhan dalam hal pendanaan film dan pendistribusian film-film daerah ke kancah nasional dan global. Terlebih sebagai komunitas dan Desa Sinema, karya-karya dari komunitas ini selalu bermuara pada ranah festival atau lomba-lomba di daerah mereka saja di wilayah Tegal. Padahal eksistensi keberadaan sineas desa sinema selalu lahir dari karya-karya dari pembuat film setiap tahunnya. Demi menjaga keberlangsungan komunitas, maka dibutuhkan sebuah langkah -langkah strategis dalam pendanaan film dan distribusi karya film mereka sebagai bentuk komoditi budaya yang dapat dinikmati khalayak lebih luas lagi. Untuk itu, Firdaus menekankan bahwa kegiatan abdimas ini digelar guna memberikan wawasan dan keterampilan praktis bagi para sineas lokal.
โKami melihat bahwa para sineas lokal ini memiliki kebutuhan untuk mandiri dan kreatif dalam mengembangkan karya mereka. Adanya wawasan dan keterampilan praktis yang disampaikan kepada para sineas lokal dalam kegiatan ini harapannya dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam mengembangkan dan mendistribusikan berbagai karya yang dihasilkan,โ jelas Firdaus.
Abdimas diawali terlebih dahulu dengan sesi diskusi yang dipandu oleh dosen S1 Film dan Animasi Tel-U, M. Zaenal Al Ansory, S.Sn., M.Sn.. Diskusi interaktif tersebut bertujuan mengulas peluang dan tantangan yang dirasakan oleh peserta, terutama dalam aspek pendanaan dan distribusi film lokal di Indonesia. Berikutnya, pada sesi workshop, peserta diajarkan untuk mengenai strategi pendanaan film melalui materi cara menyusun pendanaan proposal yang efektif, mencari sumber pendanaan alternatif, hingga mempelajari teknik pitching yang menarik bagi investor. Selain itu, peserta juga diajarkan mengenai strategi distribusi film lokal dengan memanfaatkan platform digital dan festival film sebagai media distribusi yang efektif.
Dalam rangkaian terakhir workshop, peserta diajak untuk mempraktikkan materi yang telah disampaikan sebelumnya. Para peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk merancang dan membuat proposal pendanaan, hingga merancang strategi distribusi film lokal mereka sendiri.
Antusiasme yang diberikan oleh para peserta menghadirkan optimisme tersendiri. Zaenal menyebutkan bahwa ia melihat adanya potensi besar yang dimiliki komunitas Desa Sinema Kepunduhan untuk merawat ekosistem yang film daerah.
โMelihat antusias peserta dalam mengikuti pelaksanaan abdimas, membuat optimis bahwa kalau melihat eksistensi para pembuat film dari komunitas Desa Sinema Kepunduhan sangat memungkinkan lebih maju dan progresif khususnya pada bidang pendanaan dan distribusi karya film mereka dapat ke ranah yang lebih luas dan juga tujuan dari abdimas ini dapat tercapai dengan konsistensi komunitas Desa Sinema Kepunduhan dalam merawat ekosistem film daerah sebagai penguatan identitas sinema lokal yang diharapkan dapat diterima secara global,โ jelas Zaenal.
Menurut Sumarjo, Kepala Desa Sinema Kepunduhan, kegiatan workshop yang dilakukan oleh Tel-U merupakan bentuk perhatian terhadap masyarakat yang menumbuhkan harapan untuk ekosistem industri film.
โDengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti ini, semoga dapat terbentuk ekosistem industri film yang lebih solid dan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Tegal,โ tutur Sumarjo.
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations