BANDUNG, TEL-U โ Mahasiswa Telkom University berhasil mengukir prestasi dalam bidang pidato bahasa inggris. Tidak tanggung-tanggung, dua mahasiswa Tel-U berhasil meraih dua posisi puncak dalam English Speaking Competition (ESC) 2015. Mereka adalah Ranna Artha Jayanti dari Program Studi MBTI International yang meraih Juara 1 dan Michelle Christine dari Program Studi Teknik Telekomunikasi yang meraih juara 2.
Mengusung tema โThe Art of Ideasโ, kompetisi ini diselenggarakan oleh English Speaking Association Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Auditorium Geugut Winda UPI.
Kompetisi dibagi menjadi dua babak. Babak pertama adalah babak preliminary yang diikuti oleh 28 peserta. Dalam babak ini peserta diharuskan memilih satu topik dari tiga topik yang disediakan oleh panitia. Baik Ranna dan Michelle, keduanya sama-sama memilih topik โMental Illness as a Mitigating Factor In Courtโ.
Ranna menjelaskan, topik ini membahas tentang hukuman yang pantas diberikan untuk pelaku kejahatan yang mempunyai keterbelakangan mental. Dalam topik tidak fokus kepada karakteristik orang yang punya keterbelakangan mental. โSaya membahas topik bagaimana baiknya pelaku kejahatan bisa mendapatkan keadilan di pengadilan,โ ujarnya.
Berbeda dengan Ranna, dalam topik ini Michelle membahas topik mulai dari dasar hukumnya. Michelle menturkan, dia membahas dulu tentang proses pengadilan yang didapatkan oleh pelaku kejahatan tersebut kemudian baru membahas tentang keterbelakangan mental itu sendiri. โDan menurut saya hal-hal seperti itu bisa menjadi nilai lebih kepada para juri,โ ujar Michelle.
Babak kedua adalah babak final. Dari 28 peserta, diambil 5 peserta terbaik untuk bersaing dalam babak final. Di babak final ini, peserta diberi topik โAs United Kingdom Should Opt Out From Aligning to Chinaโs Burgeoning Trade Agreement to Secure Political Sovereignityโ. Peserta hanya diberi waktu 15 menit untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan sebelum tampil dihadapan para juri.
Menurut Ranna, topik yang diangkat dalam lomba ini jauh lebih serius dari lomba-lomba kebanyakan. Kebanyakan topik yang diangkat lebih ke topik-topik klasik yang cenderung filosofis. โTidak banyak lomba speech yang membahas tentang hal-hal sensitif seperti ini,โ ujarnya.
Ranna menuturkan, baik dia dan Michelle merupakan anggota dari Student English Community (SES) Telkom University. Dia berharap agar SES Tel-U dapat lebih berprestasi lagi dan semakin dikenal orang. โSaya ingin mereka tau bahwa dalam SES kemampuan berbahasa Inggris tidak hanya digunakan untuk lomba saja, tetapi juga bisa mendukung proses perkuliahan bagi anggotanya, โ ujar Ranna. (Purel/EAD)