Bandung, 7 November 2023
Tanah yang subur dan kekayaan hayati yang melimpah menakdirkan Indonesia sebagai bangsa yang memiliki setidaknya lima belas persen dari seluruh jenis tumbuhan di dunia. Sayangnya, anugerah tersebut tidak dapat memungkiri ancaman bagi kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Meskipun telah mengembangkan Kebun Raya sebagai kawasan konservasi ex-situ dalam mendayagunakan tumbuhan asli Indonesia, berbagai permasalahan seperti kematian koleksi kerap mengancam. Mengingat pentingnya koleksi Kebun Raya sebagai aset tetap Barang Milik Negara, dosen Fakultas Teknik Elektro (FTE) Telkom University (Tel-U), Dr. Doan Perdana, S.T., M.T., berkolaborasi dengan sejumlah dosen, mahasiswa, dan mitra PT Telkom DBT berupaya untuk mengembangkan inovasi yang dapat memitigasi kematian tumbuhan koleksi akibat ketidaksesuaian lahan tanam.
Dengan inovasi berupa sistem pemetaan tingkat kesuburan tanah dengan sistem Geographic Information System (GIS), Doan dan tim berupaya membuat suatu sistem yang dapat memetakan kesuburan tanah terhubung dengan internet. Alat ukur kesuburan tanah yang dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) dan konektivitas Internet of Think (IoT) tersebut dapat memberikan kemudahan bagi pengelola Kebun Raya untuk mengetahui titik tanam yang sesuai dengan karakteristik koleksi.
“Secara teknis, data yang dihasilkan dari sistem pemetaan GIS akan dikirimkan melalui konektivitas LoRa dan platform Antares yang disediakan oleh mitra. Data tersebut akan masuk ke sistem cloud server untuk menyimpan data dan analisis hasil pengukuran keadaan tanah. Hasil analisis inilah yang kemudian akan menjadi bahan untuk klasifikasi kondisi kesuburan tanah yang dipetakan ke dalam peta GIS dengan beberapa kategori warna. Sebuah aplikasi dibuat untuk menampilkan hasil pemetaan kondisi kesuburan tanah secara real-time yang dapat diakses oleh pengguna,” jelas Doan.
Pengembangan inovasi ini diharapkan dapat menghadirkan manfaat berupa peningkatan kompetensi keahlian standar nasional dan global bagi perguruan tinggi, dihasilkannya peta khusus informasi status hara sebagai acuan titik tanam, dihasilkannya alat pembacaan unsur hara NPK tanah yang cepat dan akurat, serta memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk menggunakan sistem tersebut untuk tujuan penelitian atau pendidikan lingkungan.
“Kami berharap inovasi ini dapat menghadirkan manfaat yang luas untuk menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia. Ke depannya, penelitian dengan mitra juga diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan sehingga kami dapat melanjutkan implementasi sistem pemetaan kesuburan tanah di Kebun Raya Cibodas dengan menggunakan infrastruktur komputasi dan jaringan dari PT Telkom DBT sehingga menjadi basis data agar aplikasi tetap dapat digunakan,” harap Doan.
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Daris Maulana | Foto: Liputan6.com