Mengatasi hambatan komunikasi bagi penyandang tunarungu dan tunawicara, tim mahasiswa Telkom University meluncurkan sebuah video gagasan inovatif berjudul “KOSTAR”. Video ini tidak hanya memberikan wawasan tentang permasalahan yang dihadapi oleh komunitas tunarungu dan tunawicara tetapi juga menawarkan solusi komunikasi berbasis teknologi digital yang revolusioner.
Statistik dari WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa masalah pendengaran mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Di Indonesia, kesenjangan pendidikan dan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas terutama tunarungu dan tunawicara masih menjadi isu yang mendesak. KOSTAR hadir sebagai respons atas tantangan tersebut, menawarkan solusi berbasis teknologi dengan memanfaatkan data dari sensor 3D accelerometer dan gyroscope.
Ketua tim KOSTAR, Sayid Rayhan Mulachela menyampaikan bahwa, KOSTAR diharapkan menjadi jembatan komunikasi yang menghubungkan penyandang tunarungu dan tunawicara dengan lingkungan sosial mereka.
“Dengan mengintegrasikan teknologi canggih, kami ingin memfasilitasi komunikasi dua arah, tidak hanya dari penyandang disabilitas ke masyarakat umum, tetapi juga sebaliknya.” Jelasnya.
Rayhan menyampaikan salah satu fitur unggulan dari KOSTAR adalah kemampuan untuk menerjemahkan bahasa isyarat ke berbagai bahasa daerah di Indonesia. Ini memastikan bahwa komunikasi tetap efektif, menghormati keragaman budaya dan linguistik negara.
“Video gagasan KOSTAR dirancang dengan pendekatan yang mendetail, mulai dari fase praproduksi yang melibatkan penelitian mendalam, perencanaan skenario, hingga fase produksi dan pascaproduksi dengan editing video profesional, penambahan efek visual dan suara, serta pembuatan animasi 3D yang menarik.” Ucap Rayhan.
Selain itu, KOSTAR juga dirancang sejalan dengan tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals (SDGs)) untuk mendukung pendidikan berkualitas, pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi kesenjangan, menjadikannya lebih dari sekadar alat komunikasi, tetapi juga sebagai medium untuk mencapai inklusivitas sosial yang lebih luas.
“Kami sangat bersemangat dengan potensi KOSTAR dan berharap dapat menerima dukungan lebih lanjut untuk mengembangkan gagasan ini menjadi produk nyata yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat kita,” tambah Hawari, salah satu anggota tim KOSTAR.
Melalui kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK), tim KOSTAR berharap untuk memperoleh feedback, dukungan, dan sumber daya yang diperlukan untuk merealisasikan visi mereka, mendorong inovasi dalam bidang teknologi komunikasi, dan mendukung komunitas penyandang tunarungu dan tunawicara di seluruh Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut dan untuk menonton video gagasan, Anda dapat mengunjungi link YouTube KOSTAR dan mengikuti perkembangan lebih lanjut melalui akun Instagram resmi di pkmvgk_kostar.
Penulis: Sayid Rayhan Mulachela | Editor: Wiranata | Foto: Public Relations