Semarang, 2 Oktober 2024 – Bentuk komitmen nyata dalam memanfaatkan teknologi untuk menghadapi dampak perubahan iklim, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), melalui Pusat Unggulan IPTEKS Perguruan Tinggi Intelligent Sensing-IoT (PUI-PT IS-IoT) Telkom University (Tel-U) dan Digital Collaboration for Sustainability (DCS), Tel-U menghadirkan sebuah inovasi teknologi yaitu Tide-Eye.
Tide-Eye merupakan sistem pemantauan banjir rob yang menggabungkan teknologi Internet of Things (IoT), drone, dan Artificial Intelligence (AI). Teknologi IoT pada sistem Tide-Eye digunakan untuk memantau ketinggian air laut dan air di area pemukiman yang memiliki kemampuan early warning system (EWS) terkait penyebaran banjir dan dampaknya. Tide-Eye mengandalkan radar dan kamera sebagai perangkat IoT utama untuk mendeteksi perubahan level permukaan air laut dan di wilayah residensial. Radar akan berfungsi sebagai alat utama untuk mendeteksi permukaan laut, sementara kamera digunakan untuk memantau dan membaca skala ketinggian air di pemukiman secara berkelanjutan. Data yang diperoleh dari radar dan kamera kemudian akan diproses oleh sistem AI guna menentukan status darurat dan memberikan informasi peringatan dini.
Selain itu, sistem pada Tide-Eye juga menggunakan drone berkamera untuk mengumpulkan gambar dari daerah yang terkena banjir. AI akan digunakan untuk mengidentifikasi area banjir serta memperkirakan luas wilayah terdampak. Dari hasil pemantauan IoT Tide-Eye yang ditampilkan melalui dashboard monitoring, akan membantu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan operasi penanganan banjir rob.
Inovasi yang telah dirancang tersebut, secara resmi diserahterimakan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana yang berlangsung di Grand Candi Hotel, Semarang pada Rabu (2/10). Inovasi tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Tel-U, Dr. Ir Rina Pudjiastuti, M.T. bersama Ketua Tim Peneliti Tel-U, Ir. Miftadi Sudjai, M.Sc., Ph.D, Direktur PUI-PT IS-IoT Tel-U, Prof. Dr. Aloysious Adya Pramudita, S.T., M.T. Direktur Teknik Sumber Daya Air PUPR Dr. Ir. Muhammad Rizal, M.Sc. Unit Manager, Knowledge to Policy Unit Jakarta, DFAT Australian Embassy Ria Arief, Head of Stakeholder Engagement KONEKSI, Paskal Kleden, serta Kasubdit Keamanan Bangunan Air PUPR, Adi Prasetyo, ST, MEng, PhD. kepada Kepala Bidang KPI SDA BBWS Pemali-Juana, Anggraeni Achmad, S.T., M.Sc.
Dalam kegiatan tersebut juga turut dihadiri oleh beberapa lembaga dari pemerintah Indonesia yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kementerian PUPR). Sedangkan Keduataan besar Australia menjadi perwakilan dari Department of Foreign Affairs and Trade, KONEKSI (Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia), dan University of Wollongong.
Inovasi Tide-Eye ini, mendapatkan pendanaan melalui Program KONEKSI (Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia) 2023-2024, hasil kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Dalam pengembangan teknologi ini, Telkom University bekerja sama dengan University of Wollongong (UOW), Australia, yang melibatkan Kementerian PUPR dan PT. Hilmi Anugrah sebagai mitra konstruksi di berbagai lokasi pemasangan.
Menurut Kepala Bidang KPI SDA BBWS Pemali-Juana, Anggraeni Achmad S.T., MSc. menyampaikan bahwa inovasi yang dihadirkan diharapkan mampu mengatasi dampak dari perubahan iklim dengan memantau kenaikan permukaan air laut serta permukaan air di kawasan pemukiman secara real-time dan lebih akurat, sehingga memungkinkan respons yang lebih cepat dan tepat dalam menghadapi ancaman banjir rob.
“Tide-Eye akan diterapkan di tiga kota yang sering terkena banjir rob, yaitu Pekalongan, Semarang, dan Demak. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan banjir rob dapat lebih mudah diprediksi dan mitigasi kerusakannya dapat dilakukan secara lebih efisien,” Jelas Anggraeni.
Perhatian yang sama juga disampaikan oleh Kedutaan Besar Australia, Ria Arief terkait isu-isu perubahan iklim yang saat ini terjadi. Perubahan iklim tentu sangat berdampak bagi kehidupan, hal tersebut memengaruhi berbagai sektor mulai dari ekonomi, kesehatan, hingga ketahanan pangan. Oleh karena itu, kolaborasi antar negara menjadi semakin krusial.
“Dengan adanya kerja sama yang erat ini, kedua pihak dapat saling menguatkan dalam menghadapi isu-isu perubahan iklim yang memiliki dampak luas dan lintas negara. Melalui kontribusi keunggulan masing-masing, baik Indonesia maupun Australia diharapkan dapat mempercepat upaya mitigasi dan adaptasi, serta menciptakan solusi inovatif yang tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara, tetapi juga bagi masyarakat global ” Ucap Ria
Dalam momen ini, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kerja sama Telkom University, Dr. Ir. Rina Pudjiastuti, M.T. menegaskan kembali bahwa keberhasilan dari hasil penelitian dan inovasi ini, baru hanya akan memberikan dampak nyata jika disertai dengan komitmen untuk mengembangkannya secara berkelanjutan.
“Inovasi tidak cukup hanya diciptakan, tetapi perlu dijaga dan ditingkatkan agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang, baik oleh masyarakat maupun pihak yang terlibat. Semoga kemitraan ini terus berlanjut dengan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat luas dan menjadi inspirasi bagi inisiatif serupa di masa depan, dalam mewujudkan dunia yang lebih berkelanjutan dan tangguh.” Ujar Rina.
Selain melaksanakan serah terima, kegiatan ini juga dilanjutkan dengan site visit di Rumah Pompa Yos Sudarso untuk melakukan demonstrasi langsung penggunaan sistem Tide-Eye. Sistem yang akan didemonstrasikan tersebut telah menerapkan prinsip GEDSI (Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) untuk memastikan partisipasi perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya dalam proses pengambilan keputusan serta pengembangan solusi mitigasi banjir rob.
Hadirnya sistem Tide-Eye ini menunjukkan komitmen nyata dalam memanfaatkan teknologi untuk menghadapi dampak perubahan iklim, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), SDGs 13 (Penanganan Perubahan Iklim), SDGs 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) serta SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Penyerahan inovasi ini diharapkan menjadi kolaborasi strategis ini tidak hanya berdampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kedua negara, tetapi juga berkontribusi secara signifikan dalam upaya global untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Penulis: Aprilia Sekar N | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations