BANDUNG, TEL-U – Dalam ratusan tahun mungkin kualitas hidup kita akan berubah. Kita ingin dunia ini lebih sehat namun harganya terjangkau. Kita berharap koneksi dengan dunia luar lebih mudah dan cepat. Kita menginginkan jaminan keselamatan saat bekerja dan saat menggunakan transportasi. Inilah wujud visi yang ingin dicapai Internet of Things (IoT) untuk mengubah dunia menjadi lebih baik lagi.
“Kita mengenal IoT adalah generasi masa depan dari perangkat-perangkat yang terhubung. IoT berdampak pada transformasi ekonomi dan gaya hidup. IoT akan menjangkau sekitar 16 miliar perangkat di tahun 2020. Konsekuensinya, jumlah data semakin banyak dan semakin besar,” kata Prof.Elena Gaura, peneliti Cogent Labs Coventry University pada acara International Joint Conference of APWiMob and ICCEREC and International 5G Training and Certification di Trans Luxury Hotel Bandung, Kamis (27/8).
Peneliti Macquarie University Australia Prof.Eryk Dutkiewicz menilai IoT bersinonim dengan machine to machine communication. Dalam meningkatkan kualitas kesehatan manusia, IoT berkontribusi untuk melakukan tracking dan monoitoring pada pemeriksaan organ tubuh, dan membantu proses operasi. “IoT memungkinkan dunia medis untuk melakukan identifikasi, autentikasi, sensor dan pengumpulan data,” katanya.
Selain dunia medis, kata Eryk, IoT bisa mewujudkan smart cities. Maksudnya, masyarakat akan melihat bagaimana rumah, perkantoran, dan mall akan lebih efisien dalam penggunaan energi. “Seperti energi listrik atau cahaya dalam penggunaan lampu yang sesuai dengan kebutuhan. Rumah pribadi dan tempat umum dapat segera mendeteksi api atau potensi bencana lainnya,” kata Eryk.
Dengan IoT, kata Eryk, industri pun bisa memanfaatkan teknologi sensor, actuators dan RFID untuk meningkatkan automasi. “IoT memungkinkan terciptanya lingkungan pintar dengan mengedepankan peningkatan kualitas hidup yang lebih nyaman, aman, hemat energi, efisiensi, cepat dan akurat,” ujarnya.
Acara yang digelar oleh Fakultas Teknik Elektro (FTE) ini berlangsung selama dua hari di Trans Luxury Hotel. Konferensi dan training diikuti oleh akademisi dan mahasiswa dari berbagai negara. Selain Elena dan Eryk, konferensi menghadirkan pembicara di antaranya peneliti Japan Advanced Institute of Science and Technology Dr. Khoirul Anwar, dan peneliti Institut National des Sciences Appliquees de Rennes (INSA) Prof. Maryline Herald. (pure/risca)