Kisah Prof. Dr. Farida Titik Kristanti, S.E., M.Si Menjadi Guru Besar : Bermanfaat dan Berdampak Luas di Mana Pun

Kisah Prof Dr Farida Titik Kristanti S E M Si Menjadi Guru Besar Bermanfaat dan Berdampak Luas di Mana Pun

Telkom University — Menjadi Guru Besar adalah capaian tertinggi bagi seorang akademisi. Gelar ini bukan sekadar simbol pencapaian ilmiah, melainkan juga representasi dedikasi dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara konsisten. Perjalanan menuju titik ini tentu tidak mudah, ada tantangan sendiri yang harus dilalui oleh setiap individunya. Hal itu pula yang dialami Prof. Dr. Farida Titik Kristanti, S.E., M.Si., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University (Tel-U), yang resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Keuangan pada 19 Desember 2024.

Cita-cita Prof. Dr. Farida menjadi Profesor sudah tertanam sejak awal dirinya memutuskan menjadi dosen di Tel-U. Ia menyebut dirinya sebagai sosok yang visioner dan terencana dalam mencapai cita-citanya.

“Sejak pertama kali wawancara untuk menjadi dosen di Tel-U, saya sudah bilang bahwa saya ingin jadi Profesor. Saya orang yang kalau sudah punya target, harus dikejar. Tapi tentu tetap dengan cara yang baik dan terencana,” ungkap Prof. Dr. Farida.

Pengajuan jabatan Guru Besar dilakukan pada akhir 2023 bersama dua rekannya di FEB, Prof. Dr. Ratri Wahyuningtyas dan Prof. Dr. Andry Alamsyah. Meski sempat tertunda karena beberapa catatan administratif, Prof. Farida tidak menyerah. Ia menyebut Sistem Informasi Sumberdaya Terintegrasi (SISTER) dari Kemendikbudristekdikti sangat membantunya dalam menavigasi proses pengajuan, karena mempermudah pemantauan dokumen yang masih perlu dilengkapi. Ia juga menambahkan, salah satu tantangan adalah ketatnya standar Tel-U dalam pengajuan untuk menjadi Guru Besar. Kampus menekankan pentingnya dampak dan kontribusi yang diberikan seorang Profesor, serta menuntut integritas tinggi sebagai contoh bagi rekan-rekan sejawat.

Namun, di balik setiap pencapaian besar, ada dukungan yang tak kalah penting. Bagi Prof. Farida, restu keluarga, terutama dari sang suami, menjadi kunci utama yang membuka jalan panjang menuju gelar akademik tertinggi ini.

“Saya baru mendapat izin untuk lanjut sekolah doktoral di tahun 2013, padahal lulus S2 sudah dari 2006. Tapi saya percaya ini bagian dari rencana Tuhan. Setelah itu semuanya berjalan lancar. Saya menyelesaikan S3 dalam waktu 2 tahun 8 bulan,” kenangnya.

Setelah lulus, ia langsung tancap gas mengejar Lektor Kepala di 2021, lalu mengincar jabatan Guru Besar di tahun 2024. Saat proses pengajuan, ia menyadari ada kekurangan pada aspek pengajaran. Tak tinggal diam, ia mengisinya dengan menulis buku dan memperkuat portofolio publikasi.

“Saya sampai hitung-hitung publikasi, biar semua terpenuhi. Dan saya juga nggak kerja sendiri. Saya belajar dari para Profesor di Tel-U seperti Prof. Suyanto dan Prof. Rizal. Saya bahkan membentuk tim detasering dengan dosen-dosen muda yang punya semangat yang sama. Jadi ini kerja bareng-bareng,” tuturnya.

Kini, selain aktif mengajar dan meneliti, Prof. Dr. Farida juga terlibat di Center of Excellence (CoE) Policy and Ethic Technology, memperkuat peran akademisi dalam pengambilan kebijakan berbasis etika dan teknologi.

Selamat kepada Prof. Dr. Farida Titik Kristanti, S.E., M.Si atas pencapaian luar biasanya. Semoga kiprah dan inspirasinya terus membawa dampak bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas.

Penulis: Emmeline Shayna Gunawan | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SLOT GACOR