Jakarta, 10 Juli 2024 – Sebagai institusi yang berkomitmen pada riset dan inovasi, serta memiliki visi untuk menjadi National Excellence Enterpreneurial University 2028, Telkom University (Tel-U) bersama Global Digital Inclusion Partnership (GDIP) menggelar Subsea Cables for Unlocking South-East Asia’s Digital Prosperity Workshop 2024 di Hotel Mandarin Oriental, Menteng, Jakarta, pada Rabu (10/7).
Workshop yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai alat untuk mengatasi peraturan hambatan dan menumbuhkan lingkungan investasi yang kondusif ini dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Tel-U dan GDIP.
Ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Tel-U, Dr. Ir. Rina Pudji Astuti, dengan Senior Program Manager GDIP, Evelyn Namara, penandatanganan kerja sama tersebut menandai langkah awal kolaborasi antara Tel-U dan GDIP di masa mendatang. Lingkup kerja sama tersebut mencakup dalam penyelenggaraan workshop dan pelatihan yang berfokus untuk mendukung pemangku kepentingan dan lanskap konektivitas di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Rina menyampaikan ungkapan terima kasih dan harapannya terhadap kerja sama yang dijalin. Beliau berharap kolaborasi ini dapat memberikan pemahaman terkait teknologi kabel bawah laut serta perannya dalam konektivitas di Asia Tenggara khususnya Indonesia.
“Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian, dedikasi, dan dukungannya. Kami yakin workshop ini dapat menjadi platform berharga untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang kabel bawah laut dan potensinya untuk mendorong digitalisasi di Asia Tenggara sehingga dapat memberikan manfaat yang signifikan,” tutur Rina.
Evelyn juga menjelaskan bahwa subsea cables atau kabel bawah laut sendiri sebetulnya berfungsi untuk membangun koneksi baru dalam internet dan memperluas jangkauan broadband ke wilayah baru.
“Adanya lebih banyak transformasi digital memungkinkan lebih banyak individu, pemerintah, dan lini bisnis untuk dapat melakukan lebih banyak hal secara online. Dengan demikian, adanya transformasi digital dan akses kabel bawah laut ini dapat menghasilkan ekonomi digital yang lebih kuat dan layanan elektronik publik yang lebih baik. Untuk itu, semoga percakapan dan diskusi ini dapat terus berlanjut dan menciptakan konektivitas,” jelas Evelyn
Workshop ini terdiri dari beberapa sesi, yakni diskusi panel Technicalities/ complexities of connecting networks via undersea cables, Good practices – Investor friendly environments & Good practices – Cable repair and maintenance, Roundtable on Competition: Open access, diversity of landings, Roundtable on Regulatory Certainty: Licensing and approvals processes, serta Roundtable on Maintenance: Cable protection corridors/protection zones. Diskusi interaktif tersebut juga turut menghadirkan banyak pembicara dari berbagai instansi, diantaranya Achmad Ali Muayyadi, Telkom University; Ang Joon Ping, SEAIOCMA/Singtel; Wuryanto, Asosiasi Penyelenggara Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (ASKALSI); Budi Satria Dharma Purba, Telin; Nico Roehrich, Meta; Johannis G.J. Seumahu, National Electrical Code (NEC); Kevin McSherry, Subcom; Tahani Iqbal, GDIP; Graham Evans, International Cable Protection Committee (ICPC); Denny Setiawan, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Indonesia; Infocomm Media Development Authority (IMDA), Singapura; Christopher Feather, United States Trade and Development Agency (USTDA); Vu The Binh, Vietnam Internet Association (VIA); Tim Scoltock, Cable Connectivity and Resilience Centre, Australia; Wuryanto, ASKALSI; Smartfren; Firman Ibnusina, MARVES ID; Abdul Wahab Bin Jumrah, OMS; ACPL; Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), Malaysia; Subcom; dan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia.
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations