Bandung, Telkom University, (23/8/17). Persoalan paling krusial di era yang serba berjaringan saat ini, adalah lambatnya inovasi dan adaptasi terhadap kemungkinan-kemungkinan, dalam istilah lain bisa saja bukan inovasi yang lamban, melainkan dinamika yang terlalu cepat berganti. Telkom University melalui International Class Academic Office (ICAO), di dukung oleh Forum Alumni Universitas Telkom (FAST) secara berkala menggelar sharing knoledge relevan bernama Leaders Talks, mencermati kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Pada Rabu pagi ini (23/8/17), gelaran yang sudah ke -11 ini menghadirkan perempuan muda potensial, berkiprah dalam dunia bisnis yang turut serta terseret dalam dinamika digital yang semakin hari makin larut, krisis komunikasi mengemuka, hingga adaptasi konvensional tidak lagi mampu menjadi solusi bagi perubahan yang deras. Noni Sri Ayati Purnomo, Presiden Direktur Grup Blue Bird Indonesia, korporasi transportasi premium yang hingga saat ini menduduki posisi teratas dalam kancah bisnis transportasi.
โTiga hal penting kami adaptasikan untuk membangun korporasi ini, integritas, kerja keras dan memahami seluruh human asset sebagai keluarga. Perubahan memang tidak dapat dihindari, tetapi mengikuti perubahan secara langsung tanpa pertimbangan juga tidak bijakโ ungkapnya.
Noni sendiri menyadari bahwa era digital telah membalikkan keadaan, kesadaran itu setidaknya sudah jauh hari diantisipasi, dengan inovasi layanan yang ada di Blue Bird melalui Aplikasi My Blue Bird, faktanya inovasi tersebut tidak begitu baik dipenetrasikan saat korporasi berbasis data datang ke Indonesia, sebut saja Go-Jek, Uber, dan Grab Indonesia. Maka yang terjadi, dan ini diakui oleh Noni, bahwa bukan teknologi yang mempengaruhi semua perubahan, melainkan perilaku manusia itu sendiri.
โkami berupaya menemukan kelemahan kami sendiri, lalu kami formulasikan solusinya, kalau karena teknologi, kami sudah lebih dulu berteknologi, tetapi ini ada hal lain, ada services value di sana, sehingga kami berbenah, menghadapi semua krisis komunikasi dengan menguatkan pelayanan yang mencitrakan kualitas, pemahaman apa yang diperlukan oleh costumerโ pungkasnya.
Meskipun demikian, era digital tidak dapat abaikan, hal ini merujuk pada statemen seorang pemikir teknologi Manuel Chastells. Baginya era digital adalah transformasi kehidupan masyarakat dari orde materi ke orde informasi, โrising the network societyโ katanya. Tentu ini masuk akal, terlebih memang basis layanan yang sejauh ini mempengaruhi kepemimpinan era digital adalah berbasis informasi, sebut saja Uber, Gojek, Grab Indonesia, semua bukan korporasi transportasi, tetapi jasa layanan data. โJelas mereka tidak dapat kami sebut sebagai kompetitor, karena mereka tidak bergerak di bidang yang sama dengan kamiโ ungkap Noni.
Acara yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari perusahaan besar di Indonesia ini diharapkan mampu memberikan inspirasi untuk melakukan inovasi di industri digital.