Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) rutin mengeluarkan prakiraan cuaca harian suatu wilayah menggunakan Radar Cuaca, salah satunya BMKG bisa memperkirakan cuaca daerah bandung yang akan terjadinya hujan intensitas sedang atau lebat. Nah sebetulnya apa itu radar dan bagaimana cara radar bekerja? Pada artikel ini kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu radar.
Dalam Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya menyebutkan RADAR adalah kependekan dari RADIO DETECTION AND RANGING, suatu sistem yang dipergunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak, dan mengidentifikasi objek-objek seperti kapal, pesawat, dan hujan. Istilah RADAR mulai digunakan pada tahun 1941 sebagai pengganti istilah bahasa Inggris RDF (Radio Direction Finding).
Dalam penjelasan di atas radar dapat di pergunakan untuk mendeteksi, mengukur, dan mengidentifikasi objek-objek seperti kapan, pesawat, bahkan hujan. Selain BMKG yang menggunakan radar untuk bisa memperkirakan cuaca. Salah satu contoh lainnya yaitu penggunaan radar dalam alat Live Victim Radar ciptaan dosen Telkom University Prof. Dr. Aloysius Adya Pramudita (Guru Besar Bidang Ilmu Radar dan Elektromagnetik).
Penggunaan radar dalam alat tersebut berfungsi untuk mendeteksi lokasi korban selamat di bawah reruntuhan pada lokasi bencana alam, dilengkapi dengan kemampuan deteksi tanda vital pernapasan dan metode untuk mengatasi permasalahan penghalang. Alat ini terdiri dari beberapa bagian, yang pertama ada sistem RF Radar, Sistem Akuisisi Data, Sistem Pemrosesan Sinyal Radar, Sistem UI dan Display, serta Struktur Material Handling Equipment.
Guru besar Bidang Ilmu Radar dan Elektromagnetik Prof. Dr. Aloysius Adya Pramudita menjelaskan, radar merupakan teknologi deteksi dalam memanfaatkan konsep-konsep perambatan gelombang, secara garis besar radar akan memancarkan gelombang yang jika gelombang itu mengenai objek gelombang akan di pantulkan kembali ke radar sehingga dari pantulan gelombang tersebut radar akan berusaha mendeteksi objek.
“Radar merupakan teknologi deteksi dengan memanfaatkan konsep konsep perambatan gelombang. Secara umum radar memancarkan gelombang dan saat gelombang tersebut mengenai objek maka sebagian akan dipantulkan kembali ke radar. Berdasarkan gelombag pantul yang terdeteksi tersebut radar akan berusaha mendeteksi target “Ungkap Prof. Adya
Prof. Adya juga menjelaskan cara kerja radar dalam mendeteksi objek dengan memanfaatkan konsep-konsep dalam perambatan gelombang, radar akan memancarkan gelombang dan saat gelombang yang di pancarkan mengenai suatu objek, sebagian gelombang akan kembali, dari pantulan gelombang itu sistem radar akan mengolah informasi yang di dapatkan seperti Jarak, posisi, kecepatan, pergerakan, ukuran, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa menentukan jenis material dan kandungan material.
“Radar memanfaatkan konsep-konsep dalam perambatan gelombang untuk mendeteksi objek. Radar akan membangkitkan gelombang yang kemudian dipancarkan. Saat gelombang radar tersebut mengenai objek maka sebagian gelombang pantul akan Kembali ke arah radar. Radar akan mendeteksi gelombang pantul tersebut dan akan mengekstrak informasi berkaitan dengan objek berdasarkan gelombang pantul yang diterima.Sebagai contoh jika diamati tunda waktunya maka akan diperoleh informasi tentang jaraknya. Jika diamati respon dopplernya maka akan diperoleh informasi tentang gerakannya. Informasi dari target yang dapat diperoleh seperti jarak, posisi, kecepatan, pergerakan, ukuran dan tidak menutup kemungkinan dapat diperoleh informasi lain dari objek seperti jenis material , kandungan material dan sifat sifat fisis lainnya.” Jelas Prof Adya
Dalam perambatan gelombang radar untuk menemukan objek juga dapat mengalami gangguan, salah satu contohnya dalam pencarian kapal tenggelam di bawah laut, Prof. Adya menjelaskan penggunaan konsep radar untuk deteksi bawah laut menggunakan sonar, sonar menggunakan gelombang suara yang berfrekuensi rendah untuk masuk ke dalam laut. Tapi terdapat tantangan dalam menggunakan sonar untuk mendeteksi objek di bawah laut yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses deteksi objek. Sonar yang bekerja pada frekuensi gelombang suara dapat terinterferensi oleh gelombang suara lain seperti dari hewan, kapal, dan lain sebagainya. Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi teknik pengolahan gelombang dan sinyal terus dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut.
“Penggunaan konsep radar untuk deteksi bawah laut dilakukan dengan menggunakan sonar. Radar dengan gelombang elektromagnetik akan terkendala atenuasi yang besar saat merambat pada medium air. Semakin tinggi frekuensinya maka semakin sulit menembus kedalaman. Sonar mengunakan gelombang suara yang frekuensinya jauh lebih rendah sehingga memungkinkan merambat pada air dengan atenuasi yang lebih kecil. Namun demikian terdapat beberapa tantangan dalam penggunaan sonar untuk mendetekssi objek di bawah permukan laut yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses deteksi. Sonar yang bekerja pada frekuensi gelombang suara daoat terinterferensi oleh gelombang suara lain yang bersumber dari hewan-hewan laut, kapal dan lainnya. Kondisi bawah permukaan laut dengan kerapatan dan arus bawah yang terjadi akan menyebabkan mekanisme perambatan gelombang yang komplek sehingga menyulitkan pendeteksian. Teknik teknik pengolah gelombang dan sinyal terus dikembangkan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.” Jelas Prof. Adya
Dalam perkembangannya teknologi radar tidak hanya digunakan di bidang militer saja, bidang-bidang seperti Otomotif, Teknik Sipil, Arkeologi, Geologi, Lingkungan bahkan sampai bidang pertanian juga mendapatkan perkembangkan teknologi tersebut. Prof. Adya berharap dengan perkembangan teknologi radar yang semakin luas bisa membawa kita pada ide-ide dan inovasi dalam mengembangkan aplikasi dan teknologi radar secara terus menerus.
Penulis: Fauzul Adkhaf Azif | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations