BANDUNG, TEL-U – Bagi pemilik Bober Cafe Jodi Janitra, motivasi yang diberikan oleh motivator entrepreneurship kadang keliru. Mereka lebih menekankan pada bagaimana sebuah usaha itu dapat menguntungkan dengan cepat. Akhirnya, para pemula sudah berpikir untung duluan saat memulai usaha. Bahkan berani menanam modal besar hingga ratusan juta untuk memulai usaha. Tidak sedikit dari mereka yang bangkrut sebelum menikmati keuntungan karena terlalu terobsesi memperolehnya.
“Jadi pengusaha pemula jangan nekad. Jika punya modal besar tapi pengalaman nol, ya hasilnya nol. Sebaiknya pemula bikin bisnis dari nol, sehingga ia tahu bagaimana merintis bisnis dan belajar dari jatuh bangunnya usaha itu,” kata Jodi, pada Talkshow Kewirausahaan Telkom University yang bertajuk ‘From Zero to be a Success Euntrepreneur’ di auditorium Fakultas Ilmu Terapan (Tel-U), Selasa (5/5).
Menurut Jodi, keluarganya pernah menjalankan bisnis, bahkan pemasarannya hingga ke Jepang. Namun sempat bangkrut dan pernah menjadi pedagang kaki lima. Dirinya pun memulai usahanya sejak kecil dengan berjualan roti. Belajar dari pengalaman itu, ia kini sukses dengan Bober Caffe dan J&C Cookiesnya. Keluarganya pun sukses dengan Clarissa, Ina Cookies, Kersen Cookies dan La Diva.
Bober Café dimulainya pada atahun 2004 dengan modal 4 juta dan memanfaatkan ruang kosong. Saat itu jumlah karyawan 2 orang. Nama Bober sendiri memiliki arti tersendiri bagi Jodi, artinya Bojong Koneng Bersatu. Bojong Koneng adalah nama jalan di Bandung tempat J&C, Ina Cookies dan bisnis keluarganya berada.
“Memasuki 2014, Bober tumbuh memiliki dua cabang dengan total karyawan 150 karyawan,” kata Jodi. Baginya menjalankan usaha tak ada yang instan, semua ada prosesnya. Seiring proses itu, profesionalitas terus ditingkatkan. Di era MEA ini, pengusaha muda dsapat mengambil peran penting dengan profesionalitasnya. (Purel/Risca/raf)