Bandung, 4 Juli 2024 – Tim dosen Telkom University (Tel-U) yang terdiri dari beberapa dosen dari Fakultas Industri Kreatif (FIK) Tel-U bersama dengan mahasiswa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Naga Neglasari, Salawu, Tasikmalaya. Kegiatan abdimas yang berlangsung pada 14 Juni 2024 ini bertujuan untuk melakukan pengembangan desain pada kerajinan tangan anyaman bambu di Kampung Naga agar memiliki nilai komersil yang lebih baik.
Kegiatan ini menjadi wadah kolaborasi antara akademisi dan praktisi untuk menciptakan produk yang menarik dan memenuhi kebutuhan pasar. Adapun, terdapat tiga dosen Desain Interior Tel-U yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu Dr. Santi Salayanti, S.Sn., M.Sn., Titihan Sarihati, S.Sn., M.Sn., M.Ds, Imtihan Hanom, S.Sn., M.Ds., dan beberapa mahasiswa. Serta para sesepuh, penduduk, dan koordinator pengrajin anyaman bambu di Kampung Naga.
Saat kegiatan berlangsung, tim pengabdian masyarakat bersama dengan pengrajin di Kampung Naga bersama-sama melakukan percobaan, eksplorasi bahan dasar bambu dengan capaian bentuk sesuai dengan karakter bambu, kemudian dilanjutkan dengan membuat anyaman dengan alternatif fungsi produk desain anyaman yang telah dirancang menjadi fasilitas penunjang elemen desain interior. Anyaman bambu yang ada dibuat menjadi berbagai macam produk, seperti dibuat menjadi perabot rumah tangga yang artistik.
โTim Tel-U menjadi desainer yang mengembangkan alternatif desain, kemudian pihak praktisi yakni pembuat kerajinan anyaman menguji dan merealisasikan desain kedalam bentuk jadi.โ jelas Santi saat diwawancarai tim Humas Tel-U pada Kamis (4/7).
Dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, kedua pihak dapat menghasilkan karya desain kolaborasi dengan lebih baik. Selain menghasilkan produk penunjang elemen desain interior, hal ini menjadi salah satu konten sebagai bentuk pelestarian dan mengembangkan aset tradisional lokal dengan sentuhan inovasi modern.
โUntuk pemasaran produk yang telah mengalami redesign, kami sudah siapkan skemanya di dalam proposal. Langkah kami adalah melakukan pembaruan terlebih dahulu pada produknya, lalu kita pasarkan pada toko-toko sekitar Kampung Naga, setelah itu kita coba penetrasi melalui platform online supaya target konsumen bisa lebih luas, bahkan hingga mancanegaraโ jelas Santi.
Kegiatan ini akan mengembangkan alternatif desain anyaman bambu yang tidak hanya mencerminkan kreativitas para pengrajin dan keberagaman material lokal, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan pasar yang berkembang, terutama dalam platform penjualan online baik di tingkat nasional maupun internasional.
โMasyarakat merespon sangat positif karena kegiatan ini dapat memberikan solusi untuk pengembangan desain, sehingga dapat meningkatkan produk yang dipasarkan dengan muatan inovasi yang lebih dari sebelumnya.โ ungkap Santi.
Sebagai informasi, masyarakat Kampung Naga di sela-sela kesibukannya sebagai petani mereka mengisi waktu luangnya untuk membuat kerajinan, berupa anyaman yang berasal dari bambu. Berbagai jenis kerajinan mereka buat dengan cara yang mereka pelajari secara turun temurun. Bambu merupakan bahan bangunan yang hingga kini digunakan oleh masyarakat Sunda khususnya masyarakat Kampung Naga.
Selain digunakan untuk sasag dan bilik, anyaman juga mulai dikembangkan oleh masyarakat Kampung Naga untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan lainnya, dan perlu dikembangkan dari sisi desain produknya agar memiliki nilai komersil, serta dapat dipasarkan secara online seperti tampah yang di olah menjadi jam dinding, modifikasi anyaman kap lampu, dan anyaman untuk fungsi tikar/alas duduk. Selain itu kerajinan dari bahan anyaman bambu tersebut membutuhkan inovasi dari sisi fungsi produk dan memiliki nilai iden-tas budaya Kampung Naga.
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations