BANDUNG, TEL-U – Dewasa kini, semangat revolusi hijau tampaknya menjadi trend pencitraan banyak perusahaan. Taktik jitu pun digencarkan dengan berbagai bentuk kegiatan promosi bertemakan ‘go green’. Jika ‘go green’ diciptakan hanya untuk pencitraan dan kesan positif saja, hati-hati. Bisa jadi perusahaan tersebut hanya ‘greenwashing’, bukan tanggung jawab pada lingkungan yang sebenar-benarnya.
“Pada kenyatannya, mayoritas konsumen menyadari bahwa pembelian yang dilakukannya berpengaruh pada permasalahan lingkungan,” kata Wakil Rektor Bidang Admisi dan Partnership Telkom University (Tel-U), AMA. Suyanto, Ir.,MBA.,DBA pada acara Pengabdian Masyarakat Tel-U “Green Marketing untuk UKM Cimahi” bagi Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) di Pandiga Educreation Cimahi, Senin (11/5).
Menurut AMA, saat ini telah terjadi pergeseran paradigma konsumen. Kini konsumen tidak membutuhkan produk yang hanya dikonsumsi semata, melainkan peduli bagaimana proses produksinya hingga saat produk itu dikonsumsi. “Kini konsumen sangat memperhitungkan bagaimana dampaknya suatu produk pada lingkungan setelah produk tersebut dikonsumsi,” katanya.
Oleh karenanya, perusahan harus memperhatikan hal tersebut dalam kegiatan green marketing mereka. Menurut AMA, ada tiga prinsip dasar yang menentukan kesuksesan green marketing. “Jadilah asli, kemudian didiklah konsumen dan berikan konsumen kesempatan untuk berpartisipasi,” kata AMA.
Menurut AMA, sektor UKM merupakan sektor yang memiliki hubungan paling dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, dampak green marketing yang dijalankan dapat serta-merta mendorong semangat hijau di lingkungan masyarakat. “Ada empat R yang perlu ditekankan dalam Implementasi Green Marketing yaitu reduce, reuse, recycle dan replace,” katanya. (purel/risca/deny)