BANDUNG, TEL-U โ Genap dua tahun Telkom University (Tel-U) berkontribusi bangsa melalui kegiatan tri dharmanya. Setelah sebelumnya merupakan penggabungan dari empat institusi yang berbeda bidang yakni Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen Telkom, STISI Telkom dan Politeknik Telkom.
โMerupakan perjuangan yang tidak mudah di awal pembentukannya, namun Telkom University telah berhasil melaluinya. Tahun pertama Tel-U fokus pada penataan manajemen dan pada tahun kedua ini, Tel-U fokus pada pengembangan sumber daya,โ kata Rektor Telkom University (Tel-U) Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.,PhD, pada acara Refleksi Dua Tahun Telkom University di Ruang Multimedia Gedung Bangkit, Rabu (5/8).
Menurut Rektor, pengembangan sumber daya Telkom University meliputi pengembangan akademik, penguatan penelitian dan pencapaian akreditasi dan sertifikasi. Rektor menargetkan pada tahun 2018 nanti Tel-U punya profesor sebanyak 10 persen dan dosen berpendidikan S3 sebesar 30 persen dari jumlah seluruh dosen di Tel-U. Rektor juga menargetkan di tahun 2018 Tel-U menempati posisi 200 rangking dunia.
Senada Rektor, Chairman of Telkom Foundation Ir. Dwi.S. Purnomo, MM mengungkapkan tidak semua merger institusi dapat berjalan mulus. Berdasarkan data statistik, sebesar 70 persen institusi di Indonesia yang melakukan merger mengalami kegagalan.
โSaat penggabungan empat instusi menjadi Telkom University, Telkom Foundation saat itu dihadapkan pada resiko besar. Setiap institusi memiliki kultur organisasi yang berbeda. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi yayasan. Namun Alhamdulillah, kita dapat melalui masa krisis itu,โ kata Dwi.
Dwi bersyukur, kini Telkom University banyak menorehkan prestasi dan penghargaan. Pada kompetisi apapun Tel-U tidak pernah pulang dengan tangan hampa, selalu membawa prestasi. โMerger seyogianya dapat menghasilkan keilmuan yang lebih banyak lagi sehingga dapat berkontribusi lebih maksimal,โ ujarnya. (purel/risca)