Talkshow Inspiratif Pada Gelaran Bedah Buku ‘Elephant Learns Flamenco’: Kondisi Perusahaan Sehat Sebagai Fondasi Transformasi 

Talkshow Inspiratif Pada Gelaran Bedah Buku ‘Elephant Learns Flamenco’ Kondisi Perusahaan Sehat Sebagai Fondasi Transformasi

Bandung, 11 Oktober 2024 – Tel-U sukses menggelar acara bedah buku ‘Elephant Learns Flamenco’ karya Yuswohady pada hari Jumat (11/10). Empat narasumber yang hadir dalam acara ini memberikan pandangan mereka mengenai strategi-strategi yang telah diterapkan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui peran penting BUMN, empat dari narasumber tersebut diantaranya adalah Yuswohady selaku penulis buku Elephant Learns Flamenco (ELF); Rektor Tel-U, Prof. Dr. Adiwijaya; Direktur Group Business Development PT. Telekomunikasi Indonesia, Honesti Basyir; serta Direktur Operasi dan Digital Services PT. Pos Indonesia, Hariadi. 

Honesti Basyir menyampaikan pentingnya kondisi perusahaan yang sehat sebagai fondasi transformasi. 

“Telkom Indonesia melakukan transformasi besar-besaran menjadi digital company itu karena mereka masih memiliki fundamental yang sehat. Ini poin penting bagi saya. Kenapa? Sangat susah bagi perusahaan melakukan transformasi ketika kondisi perusahaannya sudah dying, sunset, karena pertarungan sangat besar. Tapi kalau kita lakukan pada saat perusahaan ekonomi masih bagus, kita masih memiliki flexibility.” jelas Honesti. 

Pernyataan Honesti ini menggarisbawahi pentingnya momentum dalam melakukan transformasi. Perusahaan yang sudah dalam kondisi kritis akan kesulitan melakukan perubahan besar-besaran. Sebaliknya, perusahaan yang masih memiliki fondasi yang kuat (Sehat) akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan zaman. 

Prof. Adiwijaya, Rektor Tel-U, juga turut memberikan pandangannya mengenai pentingnya transformasi digital dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Beliau menggarisbawahi bahwa kisah kepemimpinan Erick Thohir yang diulas dalam buku ‘Elephant Learns Flamenco’ dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.  

“Kisah kepemimpinan Erick Thohir bisa menjadi inspirasi dan semangat bagi kita semua. Saya berharap kalian menjadikannya role model untuk mempersiapkan diri memimpin bangsa di masa depan,” tegas Prof. Adiwijaya. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital tidak hanya menjadi isu perusahaan, namun juga menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. 

Selain itu, diskusi ini menyoroti pentingnya kepemimpinan visioner dalam mendorong transformasi. Para narasumber sepakat bahwa seorang pemimpin harus mampu menginspirasi tim, mengambil keputusan berani, dan menciptakan budaya organisasi yang inovatif. Kedisiplinan eksekusi Erick Thohir terlihat dari kemampuannya mengubah visi menjadi tindakan nyata yang membawa perubahan.  

Dalam konteks ini, Erick menekankan bahwa AKHLAK adalah fondasi penting bagi BUMN untuk berfungsi sebagai pencipta nilai dan agen pembangunan, yang akan berkontribusi pada pencapaian visi besar Indonesia pada 2045. Dengan nilai-nilai ini, diharapkan perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan dan bersaing di pasar global. 

“Yang menarik dari kepemimpinan ET adalah gaya kepemimpinannya yang bisa dirangkum dalam konsep ‘5K’: kedisiplinan eksekusi, kecepatan, keberanian, kebersamaan, dan kebangsaan,” ujar Yuswohady selaku penulis. 

Acara bedah buku ini  mendapat sambutan positif dari para peserta. Banyak yang merasa terinspirasi dan mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya transformasi digital dan kepemimpinan yang kuat dalam menghadapi tantangan masa depan. 

Dengan diselenggarakannya acara ini, Tel-U kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak pemimpin masa depan yang mampu menjawab tantangan global. Diharapkan, diskusi-diskusi seperti ini dapat terus dilakukan untuk mendorong pengembangan inovasi dan solusi-solusi kreatif bagi kemajuan bangsa. 

Penulis: Alden Abdurrasyid Akbar | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *