Telkom University – Tiga film hasil karya mahasiswa Telkom University (Tel-U) berhasil terpilih sebagai Film Eksperimental di ajang Bandung International Student Film Festival (BISFF) 2023. Festival film tahunan yang diselenggarakan oleh Jurusan Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut diikuti oleh lima negara dengan total 133 film yang dilombakan untuk keseluruhan kategori.
BISFF merupakan kegiatan publik yang melibatkan berbagai pihak dalam ekosistem perfilman. Sebagai kegiatan budaya, BISFF juga menginisiasi ruang diskusi, workshop, kegiatan paralel yang berhubungan langsung dengan masyarakat, pemutaran film, dan penghargaan terhadap film-film terpilih.
Film karya mahasiswa S1 Seni Rupa Tel-U masuk sebagai Official Selection dalam festival ini dan dipamerkan secara publik pada 16-18 September di Bosscha Space. Tiga film tersebut berjudul Phonedemic karya Emir Ahmad Fauzan, Lifecycles Rites karya Lusia Sendang Kinanthi, dan Violent Soul karya Abi Adz Ghifari.
Phonedemic menggambarkan esensi ketergantungan manusia pada smartphone yang sulit untuk dipisahkan. Namun, terkadang ketergantungan yang begitu kuat terhadap ponsel dapat menimbulkan kegelisahan saat ponsel rusak, kehabisan baterai, atau terlupa dibawa, seolah-olah kita membutuhkan dunia yang terdapat di dalam ponsel tersebut. Film ini diproduksi pada tahun 2022, mengambil inspirasi dari pandemi Covid-19 dan situasi wabah yang dialami saat itu. Phonedemic menggambarkan fenomena ini sebagai suatu wabah di mana hampir seluruh penduduk dunia tidak dapat melepaskan diri dari smartphone mereka.
Sementara itu, film dengan judul Lifecycles Rites dibuat untuk menyuarakan perempuan yang terikat pada tradisi. Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang perempuan yang dilahirkan di lingkungan dengan dipenuhi budaya dan tradisi yang kuat. Ketika mencapai usia dewasa, perempuan tersebut diwajibkan menjalani Upacara Tradisi Sunat Perempuan. Perempuan itu harus hidup dalam lingkungan yang menjunjung tinggi tradisi walaupun dalam realitanya terkadang tradisi tersebut tidak memberikan dampak apapun atau justru malah merugikan. Ia terpaku dalam lingkaran ritus tradisi itu dan tidak dapat membebaskannya.
Karya film terakhir berjudul Violent Soul, membahas tema besar mengenai maskulinitas, di mana secara umum maskulinitas dianggap sebagai unsur integral dalam identitas laki-laki. Namun, konsep yang diusung dalam film ini melawan batasan-batasan tersebut dan mencoba hal baru dengan menggambarkan fenomena yang memosisikan perempuan sebagai sumber maskulinitas, hingga pada akhirnya membentuk kepribadian atau ego yang sulit diatasi di masa mendatang. Sebagai contoh, hal ini tercermin dalam interaksi sosial seperti berkenalan dengan orang lain dan lain sebagainya.
Keberhasilan mahasiswa Tel-U pada festival ini membuktikan kreativitas dan dedikasi mereka dalam menghasilkan karya-karya berkualitas tinggi yang mendapat pengakuan di tingkat internasional. Diharapkan pencapaian ini akan memotivasi dan menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berinovasi dan mengukir prestasi di dunia perfilman.
“Tentunya menjadi sebuah kebanggaan bagi saya dan tim yang telah berkarya bersama-sama. Melalui festival ini, kami mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari para sineas maupun masyarakat luas sehingga memotivasi kami untuk terus tumbuh dan berkarya. Dengan terpilihnya Ritus Daur Hidup/Lifecycle Rites dalam BISFF juga mendorong saya untuk lebih mengapresiasi lagi karya-karya para seniman muda dan bersama-sama saling memajukan perfilman Indonesia,” ujar Lusia.
Penulis: Isnaini Amirotu N | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations