Bandung – Lebih dari 100 mahasiswa dan dosen Telkom University dikirim ke bantaran Sungai Citarum Sektor 7 untuk pengabdian masyarakat sekaligus mendukung program pemerintah yaitu Citarum Harum. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan di lokasi, seperti penyerahan Insinerator, ย alat pengolah limbah plastik, edukasi gaya hidup sehat, dan menggambar mural untuk memperindah bantaran sungai.
Insinerator merupakan alat untuk mengolah sampah, baik itu organik maupun non-organik. Sebelumnya Telkom University sudah memiliki alat ini, dan telah di aplikasikan dengan baik. Satu insinerator mampu menampung limbah sampah untuk satu RW. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor 4, Dr. Rina Pudji Astuti, โAlat yang kita buat sudah dibawa dan dirakit di lokasi, yaitu Sektor 7 Citarum. Mampu mengolah sampah hingga 1 RW di bantaran sungaiโ jelasnya.
Dana yang dikeluarkan Telkom University untuk membuat Insinerator ini juga terbilang sangat terjangkau dibanding insinerator pada umumnya yang bisa mencapai Rp 1 milyar. Insinerator yang dibuat Telkom University, memakan dana kurang dari Rp 100 juta. Alat tersebut diberikan kepada LSM dan dibuatkan tempat khusus agar siap pakai.
Ada juga alat khusus pengolah limbah plastik menjadi batu bata yang bisa dimanfaatkan menjadi material bahan bangunan. Mengingat limbah plastik yang tidak bisa dihancurkan, tim dari Telkom University berdasarkan hasil penelitian mampu mengubahnya menjadi batu bata siap pakai. Masyarakat sekitar juga diajarkan cara pengoperasiannya.
Tak hanya alat, edukasi bagi masyarakat dirasa cukup vital. Di bantu oleh mahasiswa Astacala Telkom University, sejak 1 tahun lalu mereka telah membantu mengedukasi masyarakat bantaran sungai tentang kesehatan. Masyarakat dibantu untuk merubah pola pikir, kesadaran membuang sampah, dan gaya hidup sehat yang ideal. Hal tersebut membantu mengurangi resiko-resiko penyakit, jika masyarakat mampu membentenginya dengan kebersihan dari diri sendiri.