Arti Coffee Break: Pengertian, Sejarah dan Manfaatnya untuk Produktivitasmu

Arti Coffee Break Pengertian Sejarah dan Manfaatnya untuk Produktivitasmu

Telkom University – Telkom University (Tel-U) memiliki program studi D3 Perhotelan yang telah terakreditasi A, mencetak sumber daya manusia unggul di industri perhotelan melalui integrasi teori dan praktik. Bagi mahasiswa D3 Perhotelan Tel-U pastinya sering mendengar istilah coffee break. Namun pernahkah kamu mendengarnya?

Apakah kamu semakin penasaran dengan istilah “coffee break”? Kamu mungkin sering mendengarnya saat menggunakan fasilitas hotel selama bekerja. Di Indonesia, istilah ini mungkin kurang populer, berbeda dengan di Jerman. Di Jerman, coffee break terkait erat dengan budaya “kaffeeklatsch” yaitu berkumpul santai sambil berbincang-bincang sambil menikmati kopi. Namun, apa sebenarnya coffee break itu, dan apakah itu merupakan kegiatan yang bermanfaat? Untuk mengetahui jawabannya, simak artikel ini sampai akhir.

Apa itu Coffee Break?

Jika dilihat dari susunan istilahnya, timbul pertanyaan โ€œapa arti break dalam bahasa Indonesia, mengapa terdapat kata kopi dalam istilah tersebut?โ€

Coffee break merupakan istilah yang digunakan ketika tiba saat istirahat dalam sebuah kegiatan seperti seminar, rapat, atau saat bekerja. Ini adalah waktu ketika seseorang atau kelompok dapat beristirahat sejenak, mengambil jeda, mengisi perut dengan makanan dan minuman, termasuk kopi yang tak terpisahkan dari kegiatan coffee break.

Durasi coffee break bervariasi, namun umumnya berkisar antara 10 hingga 20 menit setiap sesinya. Dalam satu hari, coffee break dapat dilakukan hingga tiga kali, yaitu saat tiba di tempat kegiatan, sebelum istirahat makan siang, dan sebelum kegiatan berakhir.

Sejarah Coffee Break

Tahukah kamu bahwa kegiatan coffee break memiliki sejarah? Awal mula coffee break dimulai sekitar akhir abad ke-18 di kota Stoughton, Wisconsin. Kota Stoughton sampai saat ini merayakan festival khusus untuk mengenang lahirnya kegiatan coffee break di sana.

Dilansir dari visitstoughton.com, pada akhir abad ke-18, para imigran Norwegia datang ke daerah Stoughton karena tertarik oleh lowongan pekerjaan di sebuah pabrik kereta. Saat para pria bekerja membangun kereta, pemilik gudang tembakau setempat mengalami kekurangan pekerja setiap panen, ketika saatnya untuk mengumpulkan tembakau.

Salah satu pemilik gudang tembakau, Mr. Osmund Gunderson memutuskan untuk meminta bantuan para istri orang Norwegia, yang tinggal di atas bukit dari gudangnya. Ia meminta mereka untuk bersedia datang dan membantunya menyortir tembakau. Para wanita tersebut setuju, dengan syarat mereka dapat istirahat di pagi dan sore hari, untuk pulang dan menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Mr. Osmund Gunderson pun setuju. Kemudian waktu istirahat yang didapatkan para istri membuat mereka bebas menikmati secangkir kopi dari panci yang selalu panas di atas kompor. Dari kebiasaan sederhana ini, lahir tradisi coffee break.

Pada awal abad ke-19, coffee break resmi menjadi tunjangan karyawan dan terus meningkat popularitasnya hingga mencapai puncak pada tahun 1950-an. Namun, pengakuan resmi istilah coffee break baru terjadi pada tahun 1952, dipengaruhi oleh kampanye iklan dari Biro Kopi Pan-American. Pada tahun 1964, terjadi perdebatan mengenai pelembagaan coffee break sebagai hak kerja. Sampai saat ini, coffee break selalu ditemui pada acara seminar atau konferensi.

Manfaat Coffee Break

Coffee break sering diadakan pada berbagai acara atau bahkan dalam pekerjaan pribadi sehari-hari dengan bukan tanpa alasan, tetapi karena memberikan sejumlah manfaat bagi kita. Selain membantu mengatasi rasa haus berikut adalah beberapa manfaat lain dari coffee break:

1. Mengatasi Rasa Kantuk

Seperti yang kita ketahui, kopi memiliki efek untuk mengatasi rasa kantuk. Ini disebabkan oleh kandungan kafein dalam kopi yang diserap oleh saraf, merangsang kinerja dan aktivitas sistem saraf sehingga kita merasa lebih segar. Efek ini umumnya terasa dalam rentang waktu 5-6 jam setelah mengkonsumsi kopi.

Dengan menghindari rasa kantuk melalui coffee break, kita dapat meningkatkan fokus pada pekerjaan dan meminimalisir potensi kesalahan kerja. Ini memungkinkan kita untuk melanjutkan pekerjaan atau mengikuti acara dengan kondisi yang optimal, sehingga partisipasi dan kinerja dapat dipertahankan dengan lebih baik.

2. Bermanfaat untuk Kesehatan

Masih membahas manfaat kopi, dikutip dari klikdokter.com, kopi memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi tubuh. Orang yang secara rutin mengonsumsi kopi tampaknya memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit serius seperti jantung koroner, stroke, diabetes, dan penyakit ginjal. Lebih lanjut, kopi juga diketahui mengandung zat protektif yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan hati. Studi menunjukkan bahwa orang yang konsisten minum kopi memiliki kadar enzim hati dalam batas normal, berbeda dengan mereka yang tidak menjadikan meminum kopi sebagai rutinitas mereka.

3. Networking dan Bonding

Jeda ketika coffee break sering dimanfaatkan oleh orang-orang untuk membangun networking atau relasi. Saat penyelenggara menyajikan jamuan bagi peserta, mereka dapat bersantai sambil berbincang-bincang dan saling mengenal. Dari percakapan santai ini, seringkali terbentuk hubungan antar peserta yang dapat menjadi awal bagi kerjasama atau pertemanan di masa depan.

Jika coffee break diadakan dalam acara kantor, besar kemungkinan kamu akan lebih mengenal rekan kerjamu. Suasana positif dan momen kebersamaan yang muncul saat menikmati kopi dapat menjadi titik awal terbentuknya hubungan tim yang kuat. Hal ini membantu menciptakan hubungan yang lebih erat dan baik antara rekan kerja, memperkuat kolaborasi dalam lingkungan kerja.

4. Memberikan Inspirasi

Kegiatan coffee break tidak hanya memberikan waktu jeda untuk menyegarkan pikiran, tetapi juga merangsang otak untuk menemukan inspirasi baru. Kopi telah menjadi sahabat manusia dalam mencari inspirasi. Segelas kopi dapat mempersiapkan seseorang untuk menangkap datangnya ide-ide segar setelah coffee break atau dalam diskusi yang akan datang.

5. Menghilangkan Stres

Terkadang, terus menerus fokus pada pekerjaan tidak selalu menghasilkan kinerja yang optimal dan bahkan dapat menyebabkan stress. Oleh karena itu, penting untuk mengambil keputusan yang baik dengan memberi diri waktu untuk berhenti sejenak, menikmati kopi, mengambil jeda untuk coffee break.

Merujuk pada informasi yang terdapat di situs yankes.kemkes.go.id, kopi memiliki efek untuk meningkatkan produksi hormon serotonin dan dopamin, yang merupakan pemicu perasaan kebahagiaan. Penelitian yang dilakukan di Swiss juga menunjukkan bahwa orang yang jarang mengonsumsi kopi memiliki risiko mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Hal ini dapat dijelaskan oleh adanya aroma kopi yang dapat menciptakan suasana nyaman dan menenangkan, sehingga efektif mengurangi tingkat stres.

Penulis: Muhammad Zabarrekha Assidiq | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations | Content Research: Muhammad Ridha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *