Aruna Indonesia: Bantu Nelayan Lokal Pasarkan Hasil Laut

Sebuah inovasi startup yang solutif biasanya hadir justru dari hal-hal kecil yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Momen itu dirasakan juga oleh dua orang mahasiswa Telkom University beberapa tahun silam. Kedua mahasiswa yang tumbuh besar di pesisir pantai tersebut merasa resah karena kesulitan memperoleh ikan segar ketika berkuliah di Tel-U.

Namun, keresahan itu justru menghadirkan inovasi untuk menciptakan sebuah startup yang dapat memudahkan mereka memperoleh ikan segar. Mereka pun mengajak satu orang rekan lainnya untuk kemudian bersama-sama memprogram startup Indonesia pertama yang berfokus untuk menghubungkan nelayan lokal ke pasar yang lebih luas dengan teknologi. Kurang lebih, demikianlah titik awal dibentuknya inovasi PasarLaut.com dan Aruna Indonesia oleh Farid Naufal Aslam, Indraka Fadhlillah, dan Utari Octavianty ketika ketiganya menjadi mahasiswa di Tel-U.

Sejak terbentuknya pada Maret 2016, Aruna berkomitmen melanjutkan inovasi tersebut dengan mengikuti inkubasi bisnis dari Bandung Techno Park dan berbagai kompetisi untuk memperoleh modal awal. Setelah tujuh tahun berlayar, Aruna sebagai integrated fisheries commerce dan supply chain aggregator, bersama 40.000 nelayan Aruna yang tersebar di 177 Aruna Hub di 31 provinsi di Indonesia telah mengekspor beberapa komoditi nelayan Indonesia seperti kepiting, udang dan ikan telah dipasarkan Aruna ke 8 negara ekspor. 

Baru-baru ini, Aruna melakukan ekspansi bisnis dengan mengekspor 15 ton kepiting rajungan ke mainland China. Kepiting rajungan tersebut dikemas dalam merek dagang BOON. Dalam proses pengolahannya, Aruna melibatkan para nelayan serta perempuan pesisir binaannya untuk mengelola produk yang berkelanjutan. Pemenuhan kualitas dilakukan dengan proses produksi yang mengedepankan standar Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) agar kualitas produk tetap terjaga dengan baik ketika dikonsumsi. Pencapaian ini menjadi salah satu bentuk komitmen Aruna dalam mengakselerasi produk perikanan Nelayan Aruna ke pasar yang lebih luas sekaligus menunjukkan penguatan daya saing produk Indonesia yang mampu menembus pasar global. 

Hal tersebut juga membuktikan upaya hilirisasi nelayan yang dilakukan Aruna. Aruna mengatakan proses produksi produk perikanan dari hulu hingga hilir dijamin keberlanjutannya. Mulai dari ditangkap oleh nelayan dengan alat tangkap ramah lingkungan serta diproses oleh tangan-tangan perempuan pesisir yang kemudian menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.

“Sesuai misi kami, kami ingin menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang layak bagi banyak orang,” kata Utari.

Saat ini, Aruna telah tujuh tahun berlayar. Aruna terus berkomitmen untuk mengembangkan visinya lebih jauh untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi maritim dunia pada tahun 2045 dengan merealisasikan manfaat laut sebagai sumber kehidupan yang lebih baik bagi semua. 

Komitmen tersebut diwujudkan dengan upaya membuat bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi pada healthy profit dan sustainable growth yang menjadi tema Aruna pada ulang tahunnya yang ketujuh.

“Semua harus berawal dari diri Aruna, baik inovasi dan produktivitas, kualitas produk perikanan yang dihasilkan, hingga penerapan budaya kerja yang nyaman dan inklusif untuk seluruh Nakama Aruna sebagai ujung tombak perjuangan Aruna,” ungkap Co-Founder dan CEO Aruna, Farid Naufal Aslam dalam peringatan tujuh tahun Aruna pada 22 Maret 2023 lalu.

Setelah pelayarannya yang jauh menyusur pesisir pantai dan mengarungi luasnya laut Indonesia, Aruna Indonesia terus tumbuh memberikan manfaat dan memperoleh banyak penghargaan. Hal ini cukup untuk menjadikan Aruna Indonesia sebagai wujud nyata startup yang memiliki tujuan murni, tidak hanya menguntungkan diri sendiri, melainkan menghadirkan kebermanfaatan, meningkatkan kesejahteraan, dan mewujudkan bakti bagi laut nusantara.

Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Daris Maulana | Foto: Narasumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *