Bandung, 16 Januari 2025 โ Dalam menulis penelitian skripsi atau tugas akhir, latar belakang penelitian adalah bagian yang amat penting. Latar belakang merupakan bagian awal pada penelitian yang berisi argumentasi mengenai masalah dan urgensi dari penelitian yang dilakukan. Namun, nyatanya cara menuliskan masalah dan menjustifikasi urgensi dari penelitian pada latar belakang memiliki jenisnya tersendiri. Hal ini disandarkan pada pendekatan penelitian yang dilakukan. Jika pendekatan penelitian memiliki dua jenis, yakni pendekatan kualitatif dan kuantitatif, pola latar belakang penelitian juga terbagi menjadi dua, yakni deduktif dan induktif. Berikut ini penjelasan mengenai kedua jenis pola latar belakang penelitian tersebut:
Definisi Pola Deduktif
Pola deduktif adalah pola yang menuliskan latar belakang dari permasalahan yang paling umum ke permasalahan yang lebih spesifik. Pola deduktif biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki pendekatan kuantitatif. Sebagai penelitian yang berfokus pada pengumpulan dan analisis data numerik, penulisan latar belakang pada penelitian kuantitatif menggunakan pola deduktif karena dapat mengerucutkan gagasan umum menjadi lebih detail atau khusus.
Piramida terbalik menggambarkan bahwa apa yang dibahas di karya tulis ilmiah deduktif adalah hal yang umum terlebih dahulu. Ini karena pada penelitian bersifat deduksi, peneliti berangkat dari teori dan gagasan-gagasan secara luas, tetapi tetap memiliki substansi gagasan utama.
Contoh Pola Latar Belakang Deduktif
Misalkan TelUtizen menulis penelitian dengan judul โPengaruh Penerapan Budaya Organisasi AKHLAK Terhadap Nilai Employee Engagement PT Dirgantara Indonesiaโ. Maka, pola pada latar belakang akan diawali penjelasan mengenai budaya organisasi sebagai elemen penting yang memengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif. Hal ini berlaku di berbagai sektor, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam konteks penelitian berjudul โPengaruh Penerapan Budaya Organisasi AKHLAK Terhadap Nilai Employee Engagement PT Dirgantara Indonesia,โ pola deduktif pada latar belakang dimulai dengan pembahasan mengenai pentingnya budaya organisasi sebagai fondasi keberhasilan perusahaan. Selanjutnya, penelitian memfokuskan pembahasan pada budaya perusahaan yang ditetapkan untuk BUMN, yaitu AKHLAK, yang dirancang untuk memperkuat nilai-nilai korporasi. Peneliti kemudian menguraikan bagaimana budaya AKHLAK memengaruhi employee engagement di PT Dirgantara Indonesia sebagai salah satu BUMN yang menerapkannya. Pada bagian akhir, peneliti menjelaskan tujuan penelitian, yakni untuk memahami sejauh mana penerapan budaya AKHLAK berdampak pada employee engagement.
Pola Induktif
Berbeda dengan pola deduktif, pola induktif merupakan pola penulisan yang bergerak dari pembahasan khusus menuju pembahasan yang lebih umum. Pola ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif yang bertujuan memahami suatu fenomena sosial atau manusia secara mendalam. Dengan bentuk seperti piramida, pola induktif memungkinkan peneliti untuk memulai penjelasan dari fenomena spesifik, detail, atau contoh kasus tertentu, sebelum mengaitkannya dengan gambaran yang lebih luas dan holistik. Dalam pola ini, ide pokok biasanya terletak di akhir paragraf, menjadikannya kesimpulan dari berbagai informasi khusus yang telah dipaparkan sebelumnya. Pendekatan ini efektif untuk menunjukkan bagaimana suatu fenomena spesifik relevan dengan konteks yang lebih besar.
Contoh Pola Latar Belakang Induktif
Misal, judul yang dipilih adalah, โAnalisis Penerapan Employee Engagement PT Dirgantara Indonesiaโ. Pola induktif dalam latar belakang dapat dimulai dengan menjelaskan aktivitas kepegawaian yang terjadi di PT Dirgantara Indonesia, seperti rutinitas kerja karyawan, program pelatihan, dan kolaborasi tim. Selanjutnya, pembahasan diarahkan pada upaya konkret perusahaan dalam membangun employee engagement, termasuk inisiatif seperti program penghargaan karyawan, pelibatan dalam pengambilan keputusan, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Peneliti kemudian mengaitkan aktivitas ini dengan tanggung jawab perusahaan untuk menjaga hubungan positif dengan karyawan sebagai aset strategis. Setelah itu, pembahasan diperluas untuk menjelaskan bagaimana employee engagement menjadi bagian dari isu yang lebih besar, yaitu tantangan global dalam menciptakan sumber daya manusia yang produktif dan terlibat secara emosional. Latar belakang dapat ditutup dengan menyatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan employee engagement di PT Dirgantara Indonesia dalam konteks tantangan tersebut, memberikan kontribusi pada wacana yang lebih luas tentang manajemen SDM yang efektif.
Berikut adalah gambaran mengenai penelitian deduktif dan induktif yang ternyata telah memiliki perbedaan yang tampak bahkan dari paragraf awal di pendahuluannya. Contoh yang dijelaskan dapat dikembangkan menjadi latar belakang dengan panjang tujuh hingga delapan halaman. Pemaparan ini tidak menutup kemungkinan memiliki perbedaan dengan pendapat dosen pembimbingmu. Jika terjadi, TelUtizen tetap ikuti kata pembimbing, ya! Semangat mengerjakan penelitian, TelUtizen!
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations