Bandung, 3 Juli 2024 – Belajar mengelola keuangan pribadi menjadi sebuah keharusan di tengah ketidakpastian ekonomi yang terjadi saat ini. Mengelola keuangan tidak hanya sekedar mencatat pemasukan dan pengeluaran saja, namun juga perlu adanya pembuatan anggaran bulanan, membangun dana darurat, tabungan dan investasi, serta persiapan pensiun.
Pada artikel ini, salah satu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University (Tel-U) Assoc. Prof. Dr. Andry Alamsyah akan memaparkan cara mengatur gaji bulanan secara praktis sehingga dapat diaplikasikan langsung oleh para pembaca, khususnya bagi pembaca yang memiliki penghasilan di kisaran Rp5 juta per bulan.
Andry menyampaikan langkah pertama dalam mengelola keuangan pribadi adalah dengan membuat catatan atau daftar semua penghasilan dan pengeluaran yang dimiliki. Dengan mengetahui secara detail aliran uang, menurutnya seseorang bisa melihat gambaran keseluruhan kondisi keuangan dan mulai merencanakan anggaran yang sesuai.
“Memiliki anggaran bulanan sangat penting karena membantu mengontrol pengeluaran, memastikan kebutuhan terpenuhi, dan memungkinkan menabung atau berinvestasi untuk masa depan. Cara menyusunnya adalah dengan mencatat semua sumber pendapatan, kemudian membagi pengeluaran ke dalam kategori seperti kebutuhan dasar (makanan, transportasi, tempat tinggal), keinginan (hiburan, makan di luar), dan tabungan/investasi. Pastikan total pengeluaran tidak melebihi pendapatan.” ungkap Andry.
Gunakan Prinsip 50/30/20 Dalam Mengalokasikan Pengeluaran
Secara umum, Andry menyarankan untuk menggunakan prinsip 50/30/20, saat mengalokasikan pengeluaran. 50% untuk kebutuhan pokok (Rp2.500.000), 30% untuk keinginan (Rp1.500.000), 20% untuk tabungan atau investasi (Rp1.000.000). Jadi kebutuhan, keinginan, dan tabungan itu disesuaikan dengan penghasilan per bulan.
Meski begitu, Andry juga menyampaikan dalam membelanjakan penghasilan bulanan, tetap perhatikan pos pengeluaran berdasarkan prioritasnya. Struktur pengeluaran yang umum dimiliki oleh kebanyakan orang adalah Kebutuhan dasar: sewa tempat tinggal, makanan, transportasi, dan utilitas; Pembayaran utang atau cicilan/tagihan; Pengeluaran untuk pendidikan, leisure; Kesehatan dan asuransi; dan terakhir Tabungan dan investasi.
Tips Mengurangi Pengeluaran Yang Tidak Perlu
Untuk menjaga stabilitas keuangan bulanan, terkadang kita perlu melakukan efisiensi di beberapa pos pengeluaran, yang dalam jangka panjang dampaknya akan sangat terasa terhadap keuangan kita. Berikut ini merupakan tips mengurangi pengeluaran yang tidak perlu yang disarankan oleh Andry:
- Pertama kita bisa membuat daftar prioritas pengeluaran, dengan memiliki daftar belanja, dapat menghindarkan kita untuk membeli barang yang tidak kita butuhkan
- Kurangi makan di luar dan lebih banyak memasak di rumah, dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dirumah, biaya membuat makanan sehari-hari bisa lebih murah.
- Hindari pembelian impulsif dengan menunda keinginan selama 24 jam sebelum membeli sesuatu yang tidak direncanakan. Dengan menunda, bisa saja itu hanya keinginan sesaat.
- Manfaatkan diskon dan promosi. Ketika belanja, kita bisa cari produk-produk yang memberikan potongan harga menarik. Ini bisa menghemat anggaran belanja.
- Kurangi langganan yang tidak penting, seperti keanggotaan gym yang jarang digunakan, layanan streaming online, dan sejenisnya.
Cara Mempersiapkan Dana Darurat
Sebagai dosen yang sudah lama berkecimpung di dunia ekonomi dan bisnis, tentunya Andry sangat paham dalam pengelolaan risiko, keuangan pribadi pun tidak luput dari risiko, untuk memitigasinya, kita perlu mempersiapkan Dana Darurat. Lalu bagaimana caranya?
Menurut Andry, kita perlu menyisihkan setidaknya dana darurat sebesar 3-6 bulan pengeluaran rutin di rekening terpisah. Jika belum memiliki dana darurat yang cukup, mulai alokasikan sebagian dari tabungan atau investasi untuk membangun dana darurat. Andry juga menekankan untuk memiliki asuransi untuk melindungi dari risiko finansial besar.
Tips Memulai Investasi Untuk Pemula
Bagi pembaca yang sudah siap untuk mengalokasikan dana nya untuk investasi, Andry juga memberikan tips yang bisa langsung di terapkan bagi siapa saja yang akan mulai investasi baik itu emas, reksadana, ataupun saham.
“Ada dua hal yang bisa dilakukan, pertama melakukan Diversifikasi Aset, yaitu tidak menaruh semua dana di satu jenis investasi. Bagilah ke berbagai aset seperti saham, reksa dana, kripto, dan properti. Kedua, gunakan metode Dollar-Cost Averaging (DCA) yaitu Investasikan jumlah yang sama secara berkala untuk mengurangi risiko fluktuasi pasar.” Jelas Andry.
Selain dua hal di atas, Andry juga menyarankan untuk terlebih dahulu investasi leher ke atas, dengan mempelajari instrumen investasi melalui pendidikan dan penelitian terhadap aset yang akan dibeli.
Aplikasi Untuk Mengatur Keuangan dan Investasi
Andry juga menyampaikan dalam melakukan pencatatan keuangan pribadi, terdapat beberapa tools/aplikasi yang dapat digunakan, seperti Google Sheets (untuk pencatatan manual), aplikasi pencatatan keuangan seperti Spendee, Money Manager, Goodbudget, dan masih banyak lagi aplikasi serupa menyesuaikan kebutuhan pengguna.
Sedangkan untuk aplikasi investasi, Andry membaginya menjadi dua kategori, pertama aplikasi untuk membeli Saham dan Reksadana seperti Bibit, Bareksa, dan Ajaib. Kedua aplikasi untuk membeli aset Kripto, seperti Coinbase, Binance, Delta, dan Exodus.
Menutup sesi wawancara, Andry tidak lupa menyarankan bagi seseorang yang memiliki gaji 5 juta dapa mulai berinvestasi pada instrumen keuangan yang aman dan likuid seperti Reksa Dana Pasar Uang atau Deposito.
“Jika ingin keuntungan yang lebih tinggi, bisa mencoba Reksa Dana Campuran atau Saham, namun dengan risiko yang lebih tinggi pula. Jangan lupa untuk diversifikasi untuk mengurangi risiko dan manfaatkan aplikasi yang user-friendly seperti Ajaib, Bibit, atau Bareksa, karena ramah untuk pemula” tutup Andry.
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations