Dosen Tel-U Ikuti Ajang BaCAA 2015

BANDUNG, TEL-U – Dosen Seni Rupa Intermedia Fakultas Industri Kreatif Telkom University (FIK Tel-U), Jabbar Muhammad berhasil melebarkan sayap kreativitasnya dengan mengikuti The Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA) 2015 di mana hasil karyanya dipamerkan di Lawangwangi Creative Space, Bandung, pada 25 September – 23 Oktober 2015.

Penganugerahan seni ini bertujuan untuk merangsang perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia dan berupaya meningkatkan partisipasi para peraih anugerah seni dalam kancah seni rupa Internasional.

Berawal dari proses wawancara dengan subjek-subjek tak dikenal (model), proses foto, dan eksekusi karya terlahirlah periode “Eve Project” yang dikerjakan sejak tahun 2015 ini.

“Di karya ini saya banyak melakukan komunikasi interpersonal dengan beberapa orang asing (perempuan), menjadikan mereka model. Yang menarik buat saya sebenarnya bukan tentang bagaimana mengeksekusi ide menjadi karya secara fisik, alih-alih si proses wawancara dan interaksi yang dihasilkan menjadi bentuk ketegangan dan kenikmatan dalam proses penciptaan karya,” ujarnya.

Hasil karyanya “Eve Project” Series vol. 2.1, terlahir dari kegelisahan Jabbar tentang definisi persona sebagai seniman dalam ruang sosial seni sekaligus sebagai individu dalam realitas sebenarnya.

Penamaan Eve didapat setelah menjalani proses interaksi dan mendapati kesamaan dengan apa yang d paparkan Carl Jung tentang teori Animus. Citraan diri (laki-laki) yang dicerminkan melalui persepsi pada lawan jenis (wanita). Fase ‘Eve’ berarti citraan yang dipersepsi secara permukaan atau apa yang terlihat secara kasat mata. “Dalam Eve Project Series vol. 2.1, saya mendefinisi ulang citraan diri dalam proses interaksi dengan lawan bicara (wanita),” katanya.

Menurut Jabbar, dalam proses pembuatannya tidak ada kendala. “Karya saya bentuknya drawing, dengan menggunakan medium gouache di atas kertas. Untuk perkembangan teknis bisa dikatakan belajar mandiri, karena sebenarnya ketika saya kuliah dulu di ITB, persoalan teknis hanya sedikit diajarkan,” ujarnya.

Pencapaian Jabbar tidak terlepas dari informasi soal teknis secara non-formal, entah itu dari senior, rekan-rekan ataupun sumber informasi lain seperti internet. Jabbar memaparkan bahwa banyak hal yang memotivasi dirinya dalam berkarya.

“Utamanya lingkungan terdekat saya yaitu teman-teman sejawat yang juga hidup berkesenian. Saya banyak dapat keyakinan untuk terus hidup berkarya dari mereka. Lainnya, tentu perkembangan seni yang makin pendek jarak percepatannya. Seniman-seniman muda sekarang banyak yang canggih-canggih. Saya makin termotivasi dengan perkembangan mereka,” tuturnya. (purel/Nisa).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *