Industri Harus Dukung Pemutakhiran Kurikulum di Perguruan Tinggi

BANDUNG, TEL-U – Fasilitas asimilasi teknologi menjadi lebih terbuka di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini. Nyatanya MEA kini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mencapai jenjang teknologi yang lebih tinggi dan mempromosikan industrialisasi. Dalam hal ini, perguruan tinggi dapat memainkan peranan penting.

“Perguruan tinggi dapat memainkan peranan penting dalam mendukung peningkatan daya saing dan pertumbuhan industri dengan menyediakan keterampilan dan penelitian tingkat tinggi untuk menerapkan teknologi saat ini. Perguruan tinggi juga mengasimilasi, menyesuaikan dan mengembangkan teknologi-teknologi baru,” kata Dekan Fakultas Elektro Telkom University (FTE Tel-U) Dr. Ir. Rina Pudji Astuti M.T.

Pernyataan Rina disampaikan saat Industrial Gathering yang digelar di Pangrango Horisson Hotel Bandung, Kamis (4/6). Pada acara ini hadir tiga pakar telekomunikasi, teknik komputer, teknik elektro, dan teknik fisika. Yaitu Deputi Divisi Service and Solution- Direktorat Network and IT Solution- PT Telkom Indonesia Admiral Dasrin, Direktur Telekomunikasi Khusus, Penyiaran Publik dan Kewajiban Universal, DPPI—Kominfo Dr. Ir. Ismail, dan Direktur Hitachi Construction Machinery Indonesia Dr. Ir. Togar Harapan Pangaribuan, M.

Di sisi lain, kata Rina, salah satu tantangan bagi perguruan tinggi adalah kesenjangan keterampilan lulusan dengan kualifikasi SDM yang dibutuhkan industri. Kesenjangan keterampilan kerap muncul di sektor industri jasa, sektor ekspor dan sektor padat teknologi. Kesenjangan ini menjadi penghambatan serius untuk inovasi dan produktivitas.

“Oleh karenanya, konektivitas perguruan tinggi dan industri harus diperkuat melalui interaksi antara peneliti, pelaku bisnis, pelaku pemerintahan dan pihak-pihak lainnya,” kata Rina. Salah satu upaya FTE dalam mengantisipasi kesenjangan keterampilan lulusan adalah dengan melakukan pemutakhiran kurikulum secara periodik yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan industri. Salah satunya melalui diskusi dengan pihak industri dan asosiasi meliputi perkembangan bisnis dan teknologi, serta kualifikasi SDM yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan.

Industrial gathering mengangkat tema Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul Bidang Teknik dalam menghadapi era MEA. “Dari industrial gathering ini akan diperoleh informasi yang dapat menjadi masukan bagi FTE Tel-U dalam perancangan kurikulum tahun 2016 mendatang,” jelas Rina.

Tak hanya skala nasional, FTE Tel-U pun menghimpun informasi dari para akademisi perguruan tinggi internasional untuk dijadikan masukan dalam penyusunan kurikulum. “Wawasan kebutuhan industri dan perguruan tinggi internasional perlu dilakukan untuk menyesuaikan kurikulum FTE Tel-U dengan standar global. Pada Juli mendatang FTE Tel-U akan mengundang akademisi dari Inggris, Australia dan Jepang untuk memperoleh informasi yang akan dijadikan pendoman dalam pemutakhiran kurikulum 2016,” ujar Rina. (purel/risca)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *