Inkubasi Startup di Tel-U: Langkah Nyata Menuju Entrepreneurial University

Inkubasi Startup di Tel U Langkah Nyata Menuju Entrepreneurial University

Telkom University — Telkom University (Tel-U) terus berinovasi, tak hanya berkomitmen dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga terus bergerak menuju visi besar sebagai Entrepreneurial University. Salah satu upaya konkret yang dilakukan melalui program inkubasi bisnis yang diselenggarakan Bandung Techno Park (BTP) sejak tahun 2015.

Program inkubasi ini bertujuan untuk membentuk dan membina startup yang berasal dari kalangan mahasiswa maupun pihak eksternal agar mampu bersaing dan berkembang menjadi bisnis yang berkelanjutan.

Program inkubasi di BTP terbagi menjadi beberapa tahapan, yakni WRAP Entre I, WRAP Entre II, BTIPIP, dan UPWARD. Masing-masing punya tahapan dan target yang berbeda, disesuaikan dengan tingkat kesiapan bisnis atau Startup Readiness Level (SRL).

  • WRAP Entre I & II merupakan program inkubasi awal yang ditujukan bagi mahasiswa semester 6–7. Fokus utama program untuk membantu merumuskan ide bisnis, melakukan validasi masalah dan solusi, serta mengembangkan Minimum Viable Product (MVP).
  • BTIPIP (Bandung Techno Park Intermediate Incubation Program) merupakan lanjutan dari tahapan WRAP yang menekankan validasi produk oleh pasar dan penciptaan pelanggan awal (early adopter) melalui pendekatan customer creation.
  • UPWARD merupakan tahap lanjutan bagi startup yang telah memiliki pendapatan dan pelanggan tetap. Fokus utama program untuk mempersiapkan startup tumbuh dan berkembang lebih besar. Startup dianggap sudah baik dari sisi pengembangan produk, strategi bisnis, hingga pencarian investor sehingga membuka peluang besar untuk kolaborasi lebih luas.

Selain program utama tersebut, BTP juga menyelenggarakan program inkubasi khusus bersama fakultas di Tel-U melalui Faculty Join Incubation Program (FJIP). Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai latar belakang keilmuan dan semester berapa pun untuk mengembangkan ide bisnis yang relevan dengan bidang studinya. Inkubasi ini  dilaksanakan para dosen fakultas melalui pendampingan untuk bisnis.

Menurut Manajer Inovasi dan Inkubasi Bisnis (IB) BTP, Heppy Milanyani, S.Sos., M.M., Ph.D., program inkubasi bisnis ini tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah memiliki ide bisnis, tetapi juga terbuka bagi siapa saja yang memiliki minat dalam dunia entrepreneurship. Menariknya, program ini juga terintegrasi dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Semua mahasiswa dapat mengikuti program inkubasi jika tertarik dalam entrepreneurship. Bahkan, untuk Program WRAP I & Il mahasiswa dapat mengkonversikannya menjadi 20 SKS MBKM,” papar Heppy.

BTP juga memiliki program Pre Incubation yang dilakukan sebelum program inkubasi. Kegiatan ini terdiri atas kompetisi ide bisnis, entre week serta matchmaking. Melalui rangkaian kegiatan ini, calon pelaku startup dievaluasi sebelum masuk ke tahap inkubasi penuh untuk memastikan tim telah memiliki tiga komponen utama yang dikenal sebagai 3H, yaitu Hacker, Hustler, dan Hipster. Ketiga peran ini dibentuk melalui proses seperti workshop, team building, dan matchmaking.

Selanjutnya, startup akan masuk ke tahap Post-Incubation yang mencakup berbagai kegiatan lanjutan, seperti Morning Coffee (forum diskusi antarpelaku startup), business matching, hingga pembukaan peluang pendanaan. Komunitas startup yang telah terbentuk juga difasilitasi melalui grup komunikasi, sehingga kolaborasi dan pertukaran informasi dapat terus berlangsung secara aktif.

Sejak tahun 2015 hingga akhir tahun 2024, sebanyak 210 startup telah mengikuti program inkubasi BTP, dengan 176 diantaranya merupakan startup aktif yang telah melalui proses inkubasi penuh. Secara umum, startup yang dibina terbagi ke dalam dua kategori: Early Stage Incubation (WRAP Entre I & II serta FJIP) dan Later Stage Incubation (BTIPIP dan UPWARD). BTP juga menjalin kolaborasi dengan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) untuk mendukung pendanaan bagi startup potensial. Bahkan, beberapa startup diberikan kesempatan untuk didanai dalam bentuk non-tied funding (NTF), serta peluang untuk bekerja sama dalam program pengembangan bisnis yang lebih luas.

Heppy juga mengungkapkan harapan besar terhadap perkembangan startup yang telah mengikuti proses inkubasi. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan setelah inkubasi, agar startup tidak hanya berhenti pada tahap pengembangan awal, tetapi mampu melangkah ke fase akselerasi dan memperoleh pendanaan lanjutan.

“Harapan kami, semua startup yang diinkubasi dapat menuju akselerator dan mendapat funding lebih besar, sehingga mereka dapat berkontribusi untuk Tel-U,” ungkap Heppy.

Dengan adanya program inkubasi ini, Tel-U terus memperkuat posisinya sebagai kampus yang mendorong tumbuhnya ekosistem kewirausahaan di lingkungan akademik. Harapannya, mahasiswa tidak hanya lulus sebagai sarjana, tetapi juga mampu menjadi entrepreneur yang berkontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.

Penulis: Emmeline Shayna Gunawan | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SLOT GACOR