Lulusan Tel-U Harus Siap Menjadi The Best

BANDUNG, TEL – U – Iklim bisnis startup adalah salah satu tantangan yang akan terjadi di era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Oleh karena itu, mahasiswa yang akan menghadapi persaingan itu diharapkan bisa menyiapkan diri untuk menjadi yang terbaik pada bidang apapun yang dikuasai.

Hal ini diungkapkan oleh entrepreneur Nazmi Fathnur Ahmad saat memberikan kuliah umum bertema Business Management and Asean Economics Community yang digelar di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University (FEB Tel-U), Jumat (5/12) lalu.

Lulusan master degree Brunel University, London, Inggris itu memaparkan pola bisnis jaman dulu dengan tantangan yang akan dihadapi mahasiswa di masa depan. “Bisnis jaman dulu fokus dalam pengembangan produknya. Artinya, kalau kalian melihat suatu bisnis, kalian harus melihat produknya,”kata pria penggagas Indonesia berbisnis.org dan bisnisratorium incubator ini.

Nah, apa bedanya dengan yang terjadi di jaman sekarang dan di masa depan?

Menurutnya, pada pengembangan bisnis di era digital, fokus pada produk dan beban operasional perusahaan akan dikurangi jauh. “Di startup business produk itu dikurangi jauh. Kalau kalian perhatikan situs seperti Zalora, tokobagus, berniaga dan tokopedia sama sekali tidak memproduksi barang,” ucapnya.

Contoh lain, kata dia, adalah Whatsapp, yang menyiapkan pada services. Whatsapp, kata dia, sama sekali tidak mengeluarkan modal untuk membangun BTS. “Dia tidak punya satupun BTS di Indonesia. BTS ini punya siapa? Telkom, XL dan para operator yang mereka bantai habis 60 persen profitnya. Andalan mereka apa? Service,” ujarnya menekankan.

Kecenderungan tersebut bukannya tidak memakan korban. Akibat dari trend tersebut Jumlah karyawan berkurang jauh. Karena deretan bisnis itu tidak lagi menjadi bagian dari industri manufaktur. Peran karyawan, menurut Nazmi mulai tergantikan oleh adanya teknologi.

Karena itulah, dengan mengecilnya jumlah karyawan di suatu perusahaan, Nazmi mengimbau para peserta kuliah umum untuk dapat menjadi yang terbaik pada bidang apapun yang dikuasai.

“Tebak berapa gajinya GM di berniaga.com? Jawabannya 300 juta per bulan. Kalian pikir gaji di startup itu kecil. Di atas gaji direktur bank mandiri. Mengapa? Karena karyawan yang dipilih untuk bekerja di perusahaan startup adalah best of the best,” jelasnya.

Hal lain yang tak kalah penting disampaikan adalah pendekatan cost driven vs value driven dalam manajemen suatu perusahaan. Menurutnya, cost driven business adalah bagaimana suatu bisnis bisa unggul dalam business operation. Sehingga bisa selalu menghadirkan cost termurah di pangsa pasarnya. “Contoh dari model bisnis ini adalah AirAsia. Sedangkan, value driven business adalah bisnis yang fokus pada upaya memberi nilai lebih dalam suatu layanan,” ujarnya.

Masih menurut sumber yang sama, bisnis startup dan bisnis lain di masa mendatang adalah entitas bisnis yang berjalan berdasarkan value driven. Dia kemudian mencontohkan, Matahari Departement Store punya 40.000 karyawan. Sementara Zalora hanya punya 150 karyawan.

“Zalora berfokus pada value, nilai tambah. Yang dikurangi adalah internal operation costnya. Kantor Zalora kecil. Semua operationnya sebisa mungkin dilimpahkan ke pihak luar. Itulah mengapa trend bisnis ke depan jumlah karyawannya semakin menurun. Inilah dunia yang beberapa tahun lagi akan kalian hadapi,” katanya. (purel/nando)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *