Makna THR di Hari Raya Idul Fitri dan Tips untuk Mahasiswa dalam Memanfaatkannya

Makna THR di Hari Raya Idul Fitri dan Tips untuk Mahasiswa dalam Memanfaatkannya

Telkom University  – Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang dinantikan seluruh umat Muslim di Indonesia. Selain berkah spiritual dan kebersamaan, ada satu hal yang selalu ditunggu-tunggu oleh banyak orang, yaitu Tunjangan Hari Raya (THR).

Tradisi pembagian THR tentu tidak muncul begitu saja, terdapat sejarah panjang di baliknya yang menjadikan THR sebagai bagian penting dari perayaan Idul Fitri. Untuk memahami bagaimana tradisi ini berkembang dan menjadi kebiasaan yang dinanti-nanti, mari kita melihat kembali sejarah awal mula pemberian THR di Indonesia.

Sejarah THR di Indonesia

THR merupakan tradisi yang telah mengakar kuat dalam budaya Indonesia. Pemberian THR pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Perdana Menteri ke-6 Indonesia, yaitu Soekiman Wirjosandjojo sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil (PNS). Namun setelah adanya protes dari kaum buruh yang menuntut hak serupa, pemerintah akhirnya memperluas pemberian THR kepada pekerja swasta. Pada tahun 1994, pemberian THR diatur secara resmi melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 04/1994, yang kemudian disempurnakan dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. 

THR pada dasarnya adalah bentuk apresiasi finansial yang diberikan menjelang hari raya keagamaan. Dalam konteks Islam sendiri, berbagi kebahagiaan dan rezeki saat Idul Fitri merupakan bentuk implementasi dari nilai-nilai agama untuk saling berbagi dan mempererat tali silaturahmi. Umumnya, THR juga membantu penerimanya dalam memenuhi berbagai kebutuhan Lebaran, seperti membeli baju baru, menyediakan hidangan khas untuk hari raya, serta untuk bersilaturahmi dengan keluarga.

Seiring berjalannya waktu, pemberian THR tidak hanya terbatas pada hubungan formal antara pengusaha dan karyawan. Tradisi ini berkembang menjadi kebiasaan dalam keluarga, dimana umumnya para orang tua atau kerabat yang lebih tua dan telah berpenghasilan memberikan THR kepada anak-anak, keponakan, atau saudara yang lebih muda. Oleh karena itu, pembagian THR pastinya dinanti banyak orang, termasuk para mahasiswa.

Makna THR bagi Mahasiswa

Bagi para  mahasiswa, khususnya yang merantau, THR bukan sekadar tambahan finansial, tetapi juga memiliki makna dan manfaat khusus, antara lain:

  1. Penyelamat Keuangan di Akhir Semester

Menjelang akhir semester, kebutuhan akademik dan biaya hidup seringkali meningkat. Seperti ujian akhir semester, pengumpulan tugas, dan proyek-proyek kuliah. THR hadir sebagai “penyelamat” yang membantu mahasiswa menutup kebutuhan di akhir semester tanpa harus meminta tambahan dana dari orang tua. THR dapat menjadi penopang finansial untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

  1. Kesempatan untuk Berbagi

Meskipun berstatus sebagai penerima, mahasiswa juga dapat memanfaatkan THR untuk berbagi dengan sesama, seperti memberikan hadiah kecil kepada teman atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

  1. Modal untuk Mudik

Mudik ke kampung halaman adalah momen yang dinantikan oleh mahasiswa rantau. THR sering menjadi sumber dana utama untuk biaya transportasi pulang kampung. Terlebih lagi, harga tiket transportasi umum biasanya mengalami kenaikan menjelang Lebaran. THR membantu meringankan beban finansial terkait biaya pulang ke rumah.

  1. Ajang untuk Memanjakan Diri

Setelah berjuang sepanjang semester dengan berbagai tugas dan ujian, THR menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk memberikan reward diri sendiri. Membeli barang yang diinginkan, perawatan diri, atau sekadar menikmati makanan enak menjadi cara mahasiswa untuk merayakan pencapaian mereka selama satu semester.

  1. Momen Belajar Mengelola Keuangan

Mahasiswa dapat belajar mengelola keuangan secara mandiri lewat THR yang didapatkan. Tantangan untuk mengalokasikan THR secara bijak – entah untuk ditabung, dibelanjakan, atau diinvestasikan – merupakan pembelajaran berharga tentang literasi finansial.

  1. Meningkatkan Rasa Bahagia dan Semangat Lebaran

Bagi mahasiswa rantau yang mungkin merasa homesick atau rindu kampung halaman, THR menjadi pengingat akan kehangatan keluarga dan tradisi. Menerima THR, meski dari jarak jauh, menciptakan atmosfer Lebaran dan meningkatkan semangat untuk merayakan momen penting ini meski jauh dari rumah.

Cara Bijak Menggunakan THR bagi Mahasiswa Rantau

  1. Memprioritaskan kebutuhan yang mendesak seperti transportasi mudik atau kebutuhan akademik agar terpenuhi dahulu.
  2. Mengalokasikan untuk tabungan darurat agar memberikan rasa aman ketika menghadapi situasi tidak terduga.
  3. Berbagi dengan sesama agar mendapatkan esensi dari Idul Fitri itu sendiri.
  4. Hindari konsumsi impulsif dengan berpegang pada prinsip kebutuhan versus keinginan dengan lebih bijak.

Dengan pengelolaan yang bijak, THR tidak hanya membantu para mahasiswa melewati periode Lebaran dengan nyaman, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga tentang manajemen keuangan yang akan berguna sepanjang hidup.

Yuk manfaatkan berkah THR dengan lebih bijak, agar berguna tidak hanya untuk kesenangan sementara tetapi juga untuk investasi masa depan dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. 

Penulis: Emmeline Shayna Gunawan | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *