Telkom University โ Lebaran bukan sekadar momen mengenakan pakaian baru dan menikmati hidangan khas, tetapi juga menjadi waktu yang penuh makna untuk mempererat tali silaturahmi serta mengenang tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh, Idul Fitri menjadi kesempatan istimewa untuk berkumpul bersama keluarga, saling memaafkan, dan merayakan kebersamaan. Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam menyambut hari raya ini, mencerminkan keberagaman budaya yang begitu kaya.
Dari Sabang hingga Merauke, terdapat berbagai tradisi unik yang menambah kemeriahan suasana Lebaran. Ada yang berbagi makanan sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan, ada pula yang menggelar acara adat sebagai wujud rasa syukur. Bahkan, beberapa daerah memiliki tradisi khas seperti perang ketupat yang melambangkan semangat kebersamaan. Semua tradisi ini bukan hanya meramaikan perayaan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial seperti gotong royong, persaudaraan, dan toleransi antar umat beragama.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri berbagai tradisi unik Lebaran di berbagai daerah di Indonesia. Setiap tradisi memiliki filosofi yang mendalam dan mencerminkan bagaimana masyarakat setempat memaknai Idul Fitri dengan cara yang khas. Mari kita simak bersama!
1. Grebeg Syawal (Yogyakarta, Jawa Tengah)
Di Yogyakarta, Keraton Yogyakarta mengadakan Grebeg Syawal sebagai ungkapan syukur atas datangnya Idul Fitri. Gunungan berisi hasil bumi diarak dari keraton menuju Masjid Gede Kauman, lalu diperebutkan oleh masyarakat. Tradisi ini melambangkan sedekah raja kepada rakyatnya, serta rasa syukur atas limpahan rezeki.
2. Ngejot (Bali)
Bali menjadi contoh nyata toleransi antarumat beragama. Umat Muslim dan Hindu saling berbagi makanan yang disebut “ngejot”. Tradisi ini mencerminkan kerukunan dan keharmonisan di Pulau Dewata. Makanan yang diberikan biasanya berupa hidangan khas Lebaran seperti ketupat dan opor, serta hidangan khas Bali.
3. Perang Topat (Lombok, Nusa Tenggara Barat)
Masyarakat Lombok merayakan Lebaran dengan tradisi “perang topat”, yaitu saling melempar ketupat. Tradisi ini merupakan simbol rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan permohonan kesuburan. Perang topat biasanya diadakan di area persawahan setelah shalat Idul Fitri, menciptakan suasana meriah dan penuh keakraban.
4. Batobo (Riau)
Tradisi batobo ini merupakan sebuah tradisi gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat Riau. Pada saat Lebaran, tradisi ini sering dilakukan untuk membersihkan lingkungan sekitar atau mempersiapkan hidangan Lebaran secara bersama-sama. Tradisi ini mempererat tali silaturahmi antar warga.
5. Makan Bajamba (Minangkabau, Sumatera Barat)
Di Minangkabau, tradisi “makan bajamba” atau makan bersama sangat kental. Makanan dihidangkan dalam wadah besar, lalu dinikmati bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga atau masyarakat. Tradisi ini melambangkan kebersamaan, kesetaraan, dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan.
6. Mudik (Seluruh Indonesia)
Mudik adalah tradisi pulang kampung yang dilakukan menjelang Lebaran. Jutaan perantau kembali ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar. Tradisi ini mencerminkan kuatnya ikatan kekeluargaan dan rasa rindu terhadap tanah kelahiran. Pada tahun 2013, sekitar 30 juta orang melakukan mudik, mengalirkan dana sekitar 90 triliun rupiah ke daerah.
7. Takbiran Keliling (Berbagai Daerah)
Malam sebelum Idul Fitri, masyarakat mengumandangkan takbir keliling dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan hias. Suara bedug dan takbir menggema di seluruh penjuru, menciptakan suasana meriah menyambut hari kemenangan. Tradisi ini memperlihatkan semangat kebersamaan dan kegembiraan menyambut Lebaran.
8. Bakar Gunung Api (Bengkulu)
Di Bengkulu, terdapat tradisi unik bernama “bakar gunung api” yang dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai. Tradisi ini berupa menyalakan obor dari bambu yang disusun menyerupai gunung. Selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
9. Meugang (Aceh)
Masyarakat Aceh memiliki tradisi “meugang” yang dilakukan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Pada tradisi ini, masyarakat memasak dan menyantap daging bersama keluarga dan tetangga sebagai bentuk syukur dan kebersamaan. Meugang juga menjadi ajang untuk berbagi dengan kaum dhuafa, sehingga semua lapisan masyarakat dapat merasakan kebahagiaan menjelang hari raya.
10. Baraan (Sumatera Selatan)
Di Palembang dan beberapa daerah di Sumatera Selatan, terdapat tradisi “baraan” yaitu kegiatan berkeliling kampung untuk bersilaturahmi ke rumah-rumah tetangga secara berkelompok. Biasanya, kelompok ini terdiri dari pemuda-pemudi yang mendatangi rumah warga untuk saling bermaafan dan menikmati hidangan yang disajikan. Tradisi ini mempererat hubungan antarwarga dan menambah semarak suasana Lebaran.
11. Ketupat War (Kudus, Jawa Tengah)
Di Kudus, terdapat tradisi unik bernama “perang ketupat” yang diadakan sebagai bagian dari perayaan Lebaran Ketupat, seminggu setelah Idul Fitri. Masyarakat saling melempar ketupat sebagai simbol saling memaafkan dan membersihkan diri dari kesalahan. Tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata yang menarik banyak pengunjung.
Tradisi-tradisi Lebaran di berbagai daerah ini tidak hanya unik, tetapi juga kaya akan makna. Semuanya mencerminkan nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, toleransi, dan rasa syukur. Dengan memahami dan menghargai tradisi-tradisi ini, kita dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, serta melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
Penulis: Elinda | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Pixabay