Plagiat? No Way!

BANDUNG, TEL-U – Dalam lima tahun terakhir ini isu plagiarisme cukup menguncang dunia akademik. Beberapa akademisi Indonesia pernah tersandung masalah ini, baik akademisi PTN maupun PTS. Perguruan tinggi sebagai penyumbang karya tulis ilmiah terbesar turut memberi perhatian terhadap isu ini, tidak terkecuali di Telkom University (Tel-U).

Sebagai lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai Professionalism, Recognition of achievement, Integrity, Mutual respect Entrepreneurship (PRIME), Tel-U ingin menghasilkan lulusan yang memiliki integritas dan kejujuran. Salah satunya dengan menghindari plagiarisme.

Sosialisasi tentang bahaya plagiarisme terus dilakukan di seluruh fakultas. Di Fakultas Rekayasa Industri, misalnya, sosialiasi dilakukan antara lain melalui kuliah umum yang digelar beberapa waktu lalu. Pada kuliah umum tersebut, mahasiswa dan dosen memperoleh wawasan tentang cara bagaimana agar terhindar dari praktek plagiat.

“Wawasan tentang plagiarism perlu diketahui dan dipahami oleh mahasiswa dan dosen, khususnya mahasiswa yang sedang menempuh tugas akhir pada semester 7,” kata Kepala Urusan Kesekretariatan FRI, Marina Lubis, Kamis (8/1).

Dalam sosialisasi itu, ujar Marina, dihadirkan akademisi dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Munir , MIT. “Dalam kuliah umum tersebut Pak Munir menjelaskan alasan mengapa kasus plagiat bisa terjadi,” kata Marina.

Mengutip penjelasan Munir, Marina menjelaskan plagiat biasanya terjadi karena pelakunya kerap menunda tugas akhir hingga batas waktu. “Namun bisa jadi juga karena pelaku tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikannya,” katanya.

Karena itu, agar terhindar dari praktek plagiarisme, baiknya seseorang dapat cermat mengenali perbedaan antara pengetahuan umum dan ranah publik. “Ia pun harus menguasai teknik pengutipan dan cara memfrasa yang benar,” katanya. (purel/ risca)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *