Prof. Dr. Dedy Rahman Raih Guru Besar di Usia Muda, Bidang Applied Data Analytics in Signal Processing and E-nose

Prof Dr Dedy Rahman Raih Guru Besar di Usia Muda Bidang Applied Data Analytics in Signal Processing and E nose

Bandung, 19 Desember 2024 โ€“ Belakangan ini, Artificial Intelligence (AI) menjadi topik pembahasan hangat di berbagai kalangan. Teknologi tersebut memiliki peran strategis dalam memperkuat sektor pendidikan, industri, hingga membuka peluang besar untuk pengembangan inovasi. Salah satu inovasi yang mendapat perhatian khusus adalah pengembangan sistem e-nose atau electronic nose, sebuah perangkat yang dirancang untuk meniru fungsi penciuman manusia menggunakan sensor gas dan algoritma pengenalan pola berbasis AI.

Inovasi E-Nose ini, memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai industri seperti makanan, minuman, kesehatan, hingga pengelolaan lingkungan. Peranan besar AI tersebut dibuktikan dalam riset yang dilakukan oleh Prof. Dedy Rahman Wijaya, S.T., M.T. dengan judul “Electronic Nose: A Fascinating Combination of Artificial Olfactory System and Artificial Intelligence Technology.”

Melalui riset tersebut, beliau berhasil meraih prestasi di usia muda menjadi seorang Guru Besar di bidang Applied Data Analytics in Signal Processing and E-nose, yang secara resmi dikukuhkan dalam sidang terbuka senat pengukuhan guru besar Telkom University pada Kamis (19/12) di Auditorium Gedung Damar, Telkom University.

Pengukuhan guru besar ini dilakukan bersama lima guru besar lainnya yaitu Prof. Dr. Ratri Wahyuningtyas, S.T., M.M. , Prof. Dr. Andry Alamsyah, S.Si., M.Sc. , Prof. Dr. Farida Titik Kristanti, S.E., M.Si. , Prof. Dr. Agus Pratondo, S.T., M.T., Ph.D serta Prof. Dr. Anton Mulyono Azis, S.E., M.T.

Dalam kesempatan orasi ilmiahnya, Prof. Dedy menjelaskan bahwa indera penciuman manusia memiliki kemampuan membedakan hingga 10.000 macam bau, kelebihan yang dimiliki manusia ini menjadi inspirasi dalam pengembangan teknologi e-nose.

โ€œE-nose mampu mendeteksi serta mengidentifikasi aroma dan gas yang dihasilkan oleh objek tertentu melalui kombinasi teknologi sensor dan machine learning.โ€ Jelas Dedy dengan penuh semangat

Penelitian ini juga turut mencakup pengembangan hardware e-nose, akuisisi dataset, optimasi sensor array, dan pengembangan algoritma machine learning yang mampu belajar serta toleran terhadap ketidakpastian dan pendekatan logika natural seperti manusia.

Untuk mendukung hasil risetnya Prof. Dedy juga melakukan studi kasus, dengan melakukan prediksi pada kualitas Teh Hijau Gambung untuk meningkatkan proses quality control, mendeteksi campuran daging babi pada daging sapi untuk autentikasi halal, pengujian produk makanan laut berbasis aroma tuk memenuhi standar kualitas ekspor, serta penilaian kualitas daging sapi dan prediksi populasi mikroba untuk menjamin sumber protein yang berkualitas. 

Melalui berbagai studi kasus tersebut, Prof. Dedy tidak hanya membuktikan aplikasi nyata dari teknologi e-nose dan AI, tetapi juga memperlihatkan bagaimana inovasi ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjawab tantangan di sektor pangan dan produksi.

Prof. Dedy berharap pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus bersemangat mengejar pendidikan dan menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. 

Keberhasilan ini dapat diraih dengan adanya dukungan dari keluarga, terutama dari istri tercinta, yang menjadi sumber kekuatan baginya untuk mencapai berbagai pencapaian ini. Dengan semangat berbagi ilmu, beliau terus mendorong mahasiswa di berbagai jenjang pendidikan untuk berkembang menjadi individu yang berkontribusi positif bagi bangsa dan dunia. 

Penulis: Aprilia Sekar N | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *