Rektor Ajak Netizen Produktif Gunakan Medsos

BANDUNG, TEL-U – Rektor Telkom University Prof Ir Mochamad Ashari, MEng, PhD mengatakan 90 persen dari pengguna internet di Indonesia saat ini menggunakan media sosial dalam melakukan komunikasi digital. Namun dengan jumlah sebesar itu, mayoritas menggunakannya untuk melakukan interaksi sosial.

Padahal dengan potensi sebesar ini, kata Rektor, sebaiknya pengguna media sosial mulai menggeser fungsi sosial menjadi bernilai ekonomis. “Ada banyak komunitas atau grup yang kita punya tinggal bagaimana tantangannya mengubah bentuk komunikasinya,” ujar Rektor di hadapan peserta seminardan konferensi internasional “2nd International Conference on Transformation in Communication (ICoTiC) 2016 yang digelar di Bandung, Rabu (23/11).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian ulang tahun ketiga Telkom University. Acara yang digelar dari 23-24 November 2016 ini dihadiri sejumlah pembicara dari kalangan pakar dan praktisi komunikasi seperti Terry Flew (Professor dari Queensland University of Technology), Setiawan Sabana (Profesor dari Institut Teknologi Bandung), dan Loes Witteveen (Akademisi dari Van Hall Larenstein University).

Hadir pula Norsiah Abdul Hamid (Akademisi dari Universiti Utara Malaysia), Ade Irma Susanty (Akademisi dari Telkom University),dan Dorien Kartikawangi (Perhumas Indonesia), dan Dirjen Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti.

Menurut Ketua Panitia 2nd ICOTIC 2016, Syarif Maulana, dunia hari ini disibukkan tampilnya berbagai jenis komunitas maupun individu yang bisa berbicara atas nama dirinya sendiri. Dari semuanya itu, internet punya peran besar karena untuk berbicara sesuatu agar didengar hingga seluruh dunia, tidak mutlak perlu saluran media massa kovensional namun cukup jaringan internet.

“Misalnya di Bandung, ada sejumlah komunitas menarik seperti mainan tradisional, merajut, sepeda ontel, menulis kreatif, film pendek, mendongeng, hingga filsafat. Atas “kebisingan” tersebut, semestinya ada jembatan agar masing-masing yang tampil tersebut dapat bersinergi satu sama lain, sehingga 2nd ICOTIC 2016 diselenggarakan,” katanya.

Tujuan lainnya adalah memberi kesadaran para praktisi untuk bersinergi individu ataupun komunitas kreatif sebagai cara memajukan kepentingannya tanpa menghilangkan kreativitas individu/komunitas. Serta memberi kesadaran bagi pejabat publik untuk lebih memfasilitasi kesinergian antara individu – komunitas kreatif, industri, dan masyarakat umum.

“Terakhir, melalui 2nd ICOTIC 2016 ini, kami di Ikom TelU ingin memberi kesadaran individu dan komunitas kreatif agar aktif bersinergi dengan berbagai pihak sebagai cara mengembangkan kreativitas itu sendiri, sekaligus demi kepentingan khalayak lebih luas,” katanya.

Afilisiasi pendidikan yang turut menyokong kegiatan ini antara lain Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi, Universiti Utara Malaysia, Binus University, dan Universitas Udayana, Bali. Sedangkan pihak yang bekerjasama antara lain PT Pupuk Indonesia, PT Telkom, PT Biofarma, dan PT Erlangga. (PR/RAF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *