Seni Kriya di Telkom University: Pengertian, Sejarah, Fungsi dan Jenisnya

Seni Kriya di Telkom University Pengertian Sejarah Fungsi dan Jenisny

Telkom University โ€“ Berekspresi melalui karya seni merupakan salah satu kebutuhan manusia yang berkaitan dengan keindahan. Kebutuhan ini muncul atas dorongan alami diri manusia yang ingin mencerminkan eksistensinya sebagai makhluk yang bermoral, berakal, dan berperasaan. 

Indonesia sendiri memiliki banyak kekayaan khususnya dalam bidang seni. Salah satu seni yang hingga saat ini masih terus populer adalah seni kriya. 

Pengertian Seni Kriya Menurut Para Ahli

Keindahan visual dan nilai guna yang dimiliki oleh seni kriya membuat khalayak tertarik untuk mempelajarinya. Untuk memahami konsep seni kriya leih mendalam, penting untuk mengetahui berbagai pendapat dari para ahli yang telah menjelaskan seni ini dair berbagai perspektif.  Berikut beberapa pengrtian Seni Kriya menurut para ahli: 

Timbul Haryono 

Menurut Timbul Haryono, istilah “kriya” berasal dari kata dasar “kr” yang memiliki arti melakukan atau mengerjakan. Dari akar kata ini, terbentu kata seperti karya, kriya, dan kerja. Secara kusus, istilah ini merujuk pada tindakan menghasilkan suatu benda atau objek. Selanjutnya, semua hasil pekerjaan, termasuk berbagai tekniknya, dikenal sebagai “teknik kriya”. 

I Made Bandem 

I Made Bandem memaparkan apabila seni ini berasal dari kata kriya yang memiliki arti pekerjaan atau keterampilan tangan dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut craft yang artinya energi atau kekuatan. Nyatanya, seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau keterampilan seseorang. 

Soedarso Sp 

Menurut Soedarso Sp, Kriya atau crafts atau handicafts merupakan sesuatu yang diciptakan dengan tangan, dengan kekriyaan yang tinggi, umumnya dibuat dengan sangat dekoratif atau secara visual sangat indah, dan seringkali merupakan barang guna. 

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Seni Kriya merupakan sebuah karya yang diciptakan menggunakan keterampilan tangan. Pembuatan dengan tangan harus tetap memperhatikan segi fungsional serta nilai estetikanya. 

Sejarah Seni Kriya 

Sejarah seni Kriya merupakan perjalanan panjang yang mencerminkan perubahan budaya dan keterampilan manusia dari masa ke masa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seni kriya merupakan salah satu cabang seni rupa yang memiliki akar kuat dalam nilai-nilai tradisi dengan mutu tinggi atau nilai adiluhung. Untuk memahami lebih dalam tentang perjalanan dan perkembangannya, simak sampai habis ya! 

1. Karya aman Klasik 

Pada masa lalu, para kriyawan keraton menciptakan karya seni dengan ketekunan serta konsep filosofi yang mendalam, sehingga menghasilkan produk yang diakui secara istimewa dalam dunia seni. Di dalamnya, terdapat pola pikir metafsis yang mengandung nilai-nilai spiritual, religius, dan magis. Selain itu, Kriya dianggap sebagai seni murni yang didukung oleh tatanan budaya tradisional yang mencerminkan jiwa zaman. Kriya merupakan karya yang dianggap sebagai seni murni yang sangat dihormati pada zaman klasik, dengan berbagai produk yang dihasilkan seperti keris, serta senjata hias lainnya, perhiasan emas maupun perak, topeng yang digunakan sebagai hiasan maupun benda pakai untuk upacara, dan wayang. 

2. Zaman Madya (Islam) 

Zaman Madya dalam searah seni kria meruju pada transisi antara zaman klask dan modern. Pada periode ini, pemanfaatan seni kriya mulai bergeser ke nilai gunanya. Pengaruh islam membuat nilai-nilai religius dan magis mulai memudar, akan tetapi nilai spiritual serta transisi budaya nusatara tetap dihormati. Benda-benda yang dihasilkan cenderung masih sama seperti zaman klasik, namun semakin kaya dengan motif-motof prouksi yang lebih halus. Contoh penting dari zaman madya adalah perkembangan batik, tenun, ukiran kayu, serta logam di Nusantara.

3. Zaman Kolonial 

Periode ini hadir di saat pengaruh Barat mulai masuk dan mempengaruhi perkembangan seni kriya di Indonesia. Seni ini semakin bergeser ke benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, di mana nilai artistiknya dipandang sebelah mata. Tak hanya itu, di masa ini pengaruh asing kian menguat sehingga seni kriya harus bersaing dengan cabang seni lainnya, seperti seni lukis, yang menjadi mediia utama pada masa tersebut.

4. Seni Kriya Hari Ini (Kontemporer)

Tiba saatnya di masa sekarang di mana seni kriya mendapatkan apresiasi dengan sebagai mana mestinya. Berbeda dengan masa lalu, di mana amasa seni kriya lebih fokus terhadap nilai fungsinya, seni kriya kontemporer lebih menonjolkan nilai estetika, konsep,, dan ekspresi individual. 

Dalam seni kriya kontemporer, banyak seniman yang berupaya membawa kembali seni-seni tradisional seperti halnya seni tentun, keramik, ukir, dan batik dengan sentuhan modern. Tradisi lokal tetap dihargai, namun diterapkan dalam konsep yang inovatif.

Fungsi Seni Kriya 

1. Benda Seni Eksperimental 

Saat ini, seni kiya sering digunakan sebagai media seni murni kontemporer untuk menghasilkan karya-karya yang memiliki sifat eksperimental. Sebagai contohnya adalah gedung yang dihiasi dengan rajutan atau pohon yang diberi beragam hiasan. 

2. Hiasan 

Seni Kriya seringkali diciptakan dengan tujuan untuk memperindah atau menghias. Hal ini terjadi karena seni kriya memiliki nilai estetika yang dapat digunakan sebagai barang dekoratif, seperti ukiran, patung, perhiasan, yang memperindah ruangan atau lingkungan dengan estetikanya. Tak heran jika benda seni ini mengalami berbagai macam perkembangan. 

Tak hanya itu, seni ini juga termasuk ke dalam seni rupa murni atau fine art, karena alih-alih mengutamakan fungsi kegunaannya, seni kriya lebih menonjolkan keindahan atau estetika sebagai bentuk pemenuhan emosi. 

3. Benda Mainan 

Manusia cenderung memiliki perasaan yang tidak selalu stabil. Oleh karenanya, hibura diperlukan untuk menjaga keseimbangan emsional. Seni kriya dapat dijadikan sebagai salah satu hiburan oleh semua orang. Eksistensi seni kriya sebagai mainan memberi nilai lebih karena meggabungkan unsur hiburan, estetika, pendidikan, serta kesadaran lingkungan, sehingga menjadi pilihan menarik bagi anak-anak, maupun orang-orang dari berbagai kalangan umur. 

Beberapa contoh produk karya seni kriya sebagai fungsi mainann adalah congklak, kipas tangan, boneka, dan beberapa benda lainnya. 

4. Benda Terapan 

Seni Kriya dalam seni terapan atau applied art lebih banyak mengutamakan fungsi praktis kegunaannya. 

Jenis-Jenis Seni Kriya 

1. Kriya Kayu 

Seni kriya kayu melibatkan keterampilan untuk mengukir dan memaat kayu. Di samping itu, dalam proses pembuatannya akan menggunakan nilai fungsi, serta nlai hias. Beberapa contoh jenis kriya kayu adalah patung, wayang golek, topeng, furniture, dan beberapa hiasan ukir lainnya. 

2. Kriya Keramik 

Dalam seni keramik, tanah liat menjadi bahan dalam proses membuatannya dengan dipanaskan dan diberikan lapisan glazur atau lapisan mengkilap. Teknnik yang dilakukan untuk menciptakan seni kriya keramik adalah teknik slab atau lempeng, teknik putar atau throwing, pilin, dan juga cetak ulang. Beberapa contoh dari seni ini adalah guci, piring, vas bunga, dan gelas.

3. Kriya Kulit  

Seni Kriya Kulit merupakan jenis seni kriya yang melibatkan kulit sebagai bahan pembuatannya. Ada pula bahan baku yang digunakan antara lain kulit sapi, kulit kerbau, kulit buaya, kulit ular, dan yang lainnya. 

Kulit tersebut kemudian akan diolah melalui beberapa tahap di dalamnya yang juga akan diberikan sebuah cairan atau zat tertentu. Beberapa contoh dari seni kulit ini dapat berupa berbagai benda, seperti alat musik rebana, dompet, tas, sepatu, sanuk, serta contoh-contoh lainnya.

4. Seni Kriya Batu 

Seni Kriya Batu merupakan jenis seni kriya yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Beberapa batu yang sering digunakan meloputi batu jasper, fosil, permata, batu akik, danyang lainnya. Produk tersebut nantinya dibuat berbagai macam objek, yang tetap mempertahankan keindahan khasnya. 

5. Seni Kriya Tekstil 

Sesuai dengan namanya, seni kriya tekstil merupakan seni kriya yang bahan baku utamanya adalah bahan tekstil atau kain. Tekstil memiliki cakupan yang cukup luas dan mencakup berbagai jenis kain, termasuk kain yang dibuat melalui proses ikat, tenun, press, atau teknik pembuatan lainnya. Contoh dari hasil seni tekstil meloputi mentah yang belum diubah menjadi pakaian, karya batik, songket, tenun, dan berbagai hasil kaya lainnya.

Program Studi S1 Kriya Tekstil dan Fashion Telkom University

Seni Kriya Indonesia telah lama menjadi bagian penting dari warisan negara ini. Melestarikan seni kriya di Indonesia penting untuk memperkuat identitas budaya kita. Selain memperkaya budaya dengan warisan kerajinan tangan, seni kriya juga mendukung perekonomian melalui industri kreatif pemberdayaan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, Program Studi S1 Kriya Tekstil dan Fashion turut mendukung perkembangan ekonomi kreatif untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi entrepreneurship yang handal. Lebih lanjut, Program Studi memiliki berbagai mitra kerjasama dari dalam dan luar negeri, di bidang industri kreatif, pada ranah kriya, tekstil, dan fashion, sebagai sarana pendukung pembelajaran mahasiswa yang semakin dinamis. Temukan kreativitas tanpa batas di Program Studi S1 Kriya Tekstil dan Fashion! Gabunglah dengan kami dan menjadi generasi seniman kriya yang inovatif dan berdaya saing global! 

Penulis: Adinda Cantika Putri | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *