Telkom University Siapkan Akreditasi Internasional

BANDUNG, Telkom University – Pertumbuhan universitas di dunia semakin bersaing, menyitat dari data resmi kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), di Indonesia setidaknya 3000 lebih universitas bersaing memperoleh peringkat terbaik.

Telkom University menyambut baik kompetisi perguruan tinggi ini dengan penguatan kualitas akademik, riset, infrastruktur, dan hal lain yang berkaitan langsung dengan kehidupan universitas. Untuk itu, sejak diresmikan sebagai Universitas pada tahun 2013 lalu, Telkom University terus menerus membangun diri hingga mencapai puncak hrapan, Universitas berkelas dunia dengan standar riset, akademik dan kemanfaatan masyarakat yang unggul.

Komitmen tersebut setidaknya dapat dilihat dari capaian penilaian Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) A (Unggul). Melanjutkan keberhasilan itu, Telkom University semakin solid dan progresif menyiapkan langkah lanjutan. Quacquarelli Symonds (QS) adalah lembaga pemeringkat dunia yang menjadi target pencapaian Telkom University,

Kamis (9/2/17) Telkom University adakan sharing knowledge dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang, secara khusus membahas langkah strategis mewujudkan World Class University. Hadir sebagai pemapar sharing knowledge, Ketua Bidang Pemeringkatan Internasional Universitas Brawijaya. UB sendiri merupakan universitas di Indonesia yang berhasil masuk dalam peringkat QS.

Rektor Telkom University Profesor Mochamad Ashari menyatakan, harapannya dalam waktu-waktu ke depan Telkom University masuk dalam komunitas universitas dunia. “Tentu sebagai Universitas bereputasi riset yang baik, terlebih kami memiliki basis keilmuan yang kuat, yakni teknologi. Maka harapannya adalah masuk dalam peringkat dunia, dan seluruh stakeholders di Telkom University bersama-sama mewujudkannya” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Heroe Wijanto mengungkapkan optimisme-nya terkait capaian Telkom University ke depan. “Telkom University saat ini mengejar lembaga pemeringkatan dunia yakni Quacquarelli Symonds, yang mana dalam hal ini (pemeringkatan) QS adalah lembaga bereputasi dan menjadi rujukan dunia, usai visitasi AIPT pada akhir 2016 lalu, kami langsung menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan guna memenuhi syarat untuk masuk kedalam QS”, katanya disela-sela pertemuan.

“Kesempatan ini kami meminta dari Universitas Brawijaya untuk berbagi pengetahuan terkait pemeringkatan QS, di mana UB yang sudah lebih dulu meraih pemeringkatan di QS” imbuhnya melanjutkan.

Dalam penjelasannya, Adharul mengatakan bahwa QS tidak mudah dicapai, karena indikator yang digunakan benar-benar distandarkan dunia. Setidaknya ada 11 poin yang harus dipenuhi oleh universitas untuk dapat masuk pada daftar peringkat, academic reputation, employer reputation, papers per faculty, citations per paper, citations per faculty, research impact, faculty/student  ratio, international faculty, international student, inbound exchange students dan  outbound exchange students.

“11 poin penting tersebut, academic reputation memiliki bobot paling tinggi yakni 40%. Di mana reputasi akademik dinilai berdasarkan data yang diperoleh menggunakan global research yang bertujuan untuk menunjukan perguruan tinggi mana yang mempunyai reputasi kuat pada komunitas internasional”, papar Adharul.

Sesuai perhitungan indikator tersebut kemudian akan diperingkatkan mulai dari 1000 universitas dunia, termasuk di antaranya 350 universitas di Asia. Melihat kondisi Telkom University, Adharul menaruh keyakinan bahwa Telkom University sangat mungkin untuk mencapainya.

“Kalau lihat data, Telkom University sudah siap ke arah sana (rangking QS), terlebih dukungan institusi kepada penelitian dan iklim akademik sangat serius dan memadai. Perlu ditambahkan sedikit, Telkom University harus saling bahu membahu lintas stakeholder relevan. Ini akan memudahkan Universitas (dalam pemeringkatan)” tutupnya.[]

Dedi Kurnia Syah Putra

Adrian Wiranata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *