3 Komposisi Penting Dalam Pengambilan Gambar Di Dunia Fotografi 

3 Komposisi Penting Dalam Pengambilan Gambar Di Dunia Fotografi 

Dalam era digital yang dipenuhi dengan kemajuan teknologi kamera, kemampuan untuk mengambil foto berkualitas tinggi semakin mudah diakses. Namun, keberhasilan suatu foto tidak hanya bergantung pada spesifikasi kamera, tetapi juga pada pemahaman mendalam terhadap komposisi pengambilan gambar. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang prinsip-prinsip inti komposisi yang dapat membimbing fotografer, baik pemula maupun berpengalaman, menuju penciptaan gambar yang menarik dan estetis.

3 Komposisi Penting Dalam Pengambilan Gambar Di Dunia Fotografi 

1. Rule of Thirds: Fondasi Komposisi 

Rule of Thirds merupakan salah satu prinsip dasar dalam komposisi fotografi yang wajib dipahami oleh setiap fotografer. Teknik ini melibatkan pembagian suatu frame dengan 4 interesting lines yang membentuk 9 persegi yang sama besar. Keempat garis ini terdiri dari dua garis horizontal dan dua garis vertikal. 

Fotografer umumnya menempatkan titik fokus atau point of interest pada suatu objek tepat di garis temu atau pada salah satu dari empat titik temu yang terletak pada persimpangan garis tersebut. Point of interest biasanya berupa mata dari subjek manusia atau objek yang ingin ditonjolkan. 

Komposisi Rule of Thirds pada dasarnya berkaitan dengan dua aspek utama. Pertama adalah keseimbangan. Dengan meletakkan elemen kunci pada persimpangan interesting lines, sebuah foto dapat mencapai keseimbangan visual yang lebih baik. Elemen kunci tersebut menciptakan daya tarik visual pada sepertiga komposisi, sekaligus menyeimbangkan ruang kosong pada dua pertiga sisanya. Hal ini memberikan kesan yang kuat dan sesuai bagi audiens yang melihatnya. 

Selain itu, penggunaan Rule of Thirds mampu menghasilkan kesan dinamisme atau gerakan dalam gambar. Komposisi yang menempatkan elemen kunci tepat di tengah frame dapat terasa statis dan kurang menarik. Dengan meletakkan subjek pada garis temu atau titik temu, foto menjadi lebih dinamis dan menarik perhatian. Ketika audiens melihat gambar, mereka dapat melakukan eksplorasi visual yang lebih menarik, tidak terpaku pada satu titik di tengah. 

Komposisi Rule of Thirds ini mendorong dinamisme, di mana audiens dapat mulai mengapresiasi elemen kunci pada foto, lalu menjelajahi visual ke seluruh frame. Dengan kata lain, Rule of Thirds memberikan pengalaman fotografi yang lebih menarik dan dinamis. 

Satu lagi keunggulan Rule of Thirds adalah bahwa prinsip ini merujuk pada cara alami manusia melihat gambar. Studi menunjukkan bahwa mata orang cenderung tertuju pada salah satu titik persimpangan, bukan pada bagian tengah suatu foto. Oleh karena itu, Rule of Thirds bekerja secara alami dengan cara kita melihat dan menghasilkan komposisi yang lebih menarik dan sesuai dengan persepsi visual manusia. 

2. Negative Space: Ruang untuk Kesederhanaan 

Istilah Negative Space mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun sebenarnya ini adalah elemen krusial dalam menciptakan gambar yang luar biasa. Untuk menghasilkan foto yang indah, seorang fotografer perlu menguasai konsep ruang negatif. Dengan begitu, mereka dapat mengabadikan gambar yang menunjukkan keseimbangan, harmoni, dan daya tarik visual yang menarik. 

Negative space merujuk pada area kosong dalam frame yang sengaja dibiarkan kosong untuk memperjelas keberadaan objek utama. Memiliki ruang kosong yang lebih besar dari pada objek tersebut secara alami akan mengalihkan perhatian mata penonton pada objek tersebut. Hasilnya adalah foto yang terlihat sederhana dan minimalis. Tidak hanya itu, penggunaan negative space juga mampu menciptakan mood pada foto dengan memanfaatkan ruang kosong dan pemilihan warna tertentu. 

Teknik ini dapat diterapkan pada berbagai objek, contohnya dalam melibatkan lukisan di dinding. Pertama-tama, fotografer perlu mencari ruang negatif, seperti bagian kosong di sekitar lukisan atau area yang minim benda. Fokuslah pada sisi kanan atau kiri lukisan yang terasa kurang ramai. Jika terasa lapang, maka itu adalah negative space dari lukisan tersebut. 

Berikutnya, letakkan objek sesuai keinginan tanpa melakukan zoom in atau zoom out. Biarkan foto menampilkan apa adanya dan biarkan objek berada dalam frame yang telah dibuat. Jika dilakukan dengan tepat, ini dapat menghasilkan komposisi yang memanfaatkan negative space dengan baik. 

Mendapatkan pengertian akan negative space akan membuka wawasan seorang fotografer dalam dunia fotografi. Foto yang dihasilkan akan memiliki nilai seni yang unik. Teknik ini sangat cocok bagi mereka yang ingin menyoroti objek utama dibandingkan dengan latar belakangnya. 

Penggunaan negative space memiliki beberapa fungsi. Pertama, memberikan istirahat bagi mata dan mendukung keindahan visual. Memahami konsep negative space menjadi bekal yang berharga untuk mendalami keterampilan fotografi. Sebagai contoh, bayangkan objek utama adalah tiang listrik dengan langit biru sebagai latar belakang. Dalam ilustrasi ini, tiang listrik adalah positive space, sementara langit biru adalah negative space. Positive space menarik perhatian, sementara negative space berfungsi sebagai latar belakang yang tidak mencolok. 

Fungsi kedua dari negative space adalah menciptakan keseimbangan dan harmoni dalam foto. Adanya negative space dapat memberikan keseimbangan dan harmoni visual. Teknik ini dikenal sebagai ruang antar elemen dalam komposisi, bertujuan untuk mengaburkan ruang di sekitar objek utama. 

Terakhir, penggunaan negative space memberikan efek yang lebih mencolok pada objek. Meskipun pemahaman tentang negative space mungkin terasa kompleks, hal ini dapat dicapai dengan melupakan objek terlebih dahulu dan fokus pada jarak antar objek. Dengan melakukannya, fokus penglihatan akan tertuju pada komposisi foto, menciptakan simetri yang baik, dan kadang-kadang keluar dari kesan komposisi umum yang sering digunakan. 

Dalam keseluruhan, negative space bukan hanya sekadar kosong, melainkan elemen yang dapat meningkatkan nilai estetis dan daya tarik dalam dunia fotografi. 

3. Leading Lines: Membimbing Mata Audiens 

Teknik fotografi yang menggunakan leading lines merupakan suatu pendekatan yang memanfaatkan garis-garis dalam sebuah gambar untuk mengalihkan pandangan mata penonton ke arah atau objek tertentu. Fotografer sering menggunakanp berbagai jenis garis seperti zig-zag, melengkung, lurus, dan radial untuk menciptakan komposisi yang menarik. Meskipun tidak ada aturan khusus yang mengatur penggunaan garis dalam komposisi foto, fotografer dapat menerapkan beberapa tips untuk menciptakan garis yang tepat dalam foto. 

Dalam penerapannya, ada beberapa jenis leading lines yang dapat digunakan sebagai komposisi dalam sebuah foto. Garis-garis ini dapat meningkatkan estetika dan memberikan fokus pada objek yang diambil. Fotografer perlu memahami berbagai jenis leading lines untuk mencapai hasil foto yang lebih menarik. Beberapa jenis garis yang membantu dalam pengambilan gambar meliputi garis diagonal, garis melengkung, garis horizontal, dan garis vertikal. 

Garis diagonal dalam leading lines membimbing mata audiens dari satu sudut ke sudut lainnya. Pemilihan sudut diagonal memberikan nuansa dinamis dan energi pada komposisi gambar. Penggunaan garis diagonal sering digunakan oleh fotografer untuk menciptakan efek dramatis dan menarik pada subjek. 

Lalu ada garis melengkung. Garis melengkung membentuk lengkungan pada gambar, menambahkan sentuhan estetika dan kelembutan pada komposisi. Saat garis melengkung bertemu dengan point of interest, efek visual yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan harmonis. 

Selain itu ada garis horizontal. Garis horizontal membujur dari sisi kanan ke sisi kiri dan ketika bertemu dengan titik tertentu, menjadi point of interest. Penggunaan garis horizontal sering digunakan untuk menciptakan keseimbangan dan ketenangan dalam komposisi. Foto-foto yang memanfaatkan garis horizontal dapat memberikan perasaan stabilitas dan ketentraman. 

Yang terakhir ada garis vertikal. Garis vertikal, dari atas ke bawah, dapat memberikan dimensi tambahan pada komposisi dan menambah nuansa elegan. Penggunaan garis vertikal dapat menjadi panduan yang baik untuk mata penonton dalam menjelajahi foto. 

Komposisi ini memiliki dua fungsi utama, yakni membimbing pandangan mata penonton dan menonjolkan objek yang ingin ditampilkan oleh fotografer. Mata manusia secara tidak sadar cenderung menyukai bentuk-bentuk dan garis-garis yang simetris. Dengan adanya leading lines, pandangan mata penonton dapat dipandu untuk menjelajahi foto lebih dalam, tidak hanya fokus pada satu titik. 

Selain itu, komposisi ini juga berfungsi untuk menonjolkan objek yang ingin ditampilkan oleh fotografer atau point of interest. Fotografer dapat mengombinasikan metode leading lines dengan prinsip lain, seperti Rule of Thirds, untuk mencapai komposisi yang lebih kompleks dan menarik. 

Leading lines photography merupakan salah satu elemen estetik yang dapat ditemukan di berbagai konteks, termasuk di alam. Untuk menentukan benda atau pemandangan yang cocok untuk dijadikan leading lines, seorang fotografer memerlukan tingkat kreativitas yang tinggi agar dapat menciptakan komposisi yang unik dan menarik. 

Dengan menguasai beberapa komposisi tersebut, fotografer dapat menghasilkan karya-karya yang memikat dan memenuhi standar estetika dalam dunia fotografi. 

Di Telkom University, tersedia beberapa program studi yang memiliki mata kuliah fotografi seperti pada S1 Ilmu Komunikasi di Fakultas Komunikasi dan Bisnis. Di Tel-U juga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang fokus di bidang foto yaitu Fotografi Telkom. 

Penulis: Rifqi R. Fawzi | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *