Pompa Pintar Berbasis Tenaga Surya pada Irigasi Sawah; Cegah Kekeringan di Lahan Pertanian 

Pompa Pintar Berbasis Tenaga Surya pada Irigasi Sawah; Cegah Kekeringan di Lahan Pertanian

Bandung, 15 Maret 2024 – Telkom University kembali menorehkan prestasi dalam ajang Anugerah Innovillage 2023. Salah satu tim dari Telkom University yaitu Tim Sipput berhasil meraih posisi Runner Up kategori Skema Sustainability, dengan judul Pengembangan Sistem Pemompaan Pintar Berbasis Tenaga Surya pada Irigasi Sawah di Subak Kance Tegeh, Desa Selanbawak, Bali. 

Innovillage sendiri merupakan hasil kolaborasi antara PT. Telkom Indonesia, Telkom University sebagai host kampus, dan berbagai komunitas perguruan tinggi seperti Forum Rektor Indonesia, Aliansi Perguruan Tinggi BUMN, Indonesia Career Center Network, serta Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer. Tujuan dari kompetisi ini tentunya untuk menghasilkan sociopreneur muda di bidang teknologi dan digital. 

Dalam ajang tersebut, salah satu tim dari Tel-U yang diketuai oleh Wayan Abin Bena Bimantara, mahasiswa S1 Fakultas Teknik Elektro yang beranggotakan Muhammad Iqbal Prasetya dan Muhammad Fauzan Adzhima dari S1 Fakultas Teknik Elektro, didampingi oleh dosen pendamping Lindiasari Martha Yustika, S.S.T., M.Tr.T. berhasil menciptakan sebuah alat inovasi berupa sistem pompa air pintar berbasis tenaga surya pada irigasi sawah di daerah Subak Kence, Bali. 

Dilatar belakangi dengan musim kemarau yang melanda Indonesia, tentu berdampak pada berbagai bidang. Bidang yang paling merasakan dampaknya yaitu bidang pertanian. Akibat dari terjadinya musim kemarau, banyak lahan pertanian yang mengalami kekeringan, sehingga para petani tidak dapat bercocok tanam dan mengalami kerugian.  

Mengetahui hal tersebut, tim sipput melakukan pembaruan inovasi pemompaan air dari tahun sebelumnya. Di tahun 2021, untuk mengatasi kurangnya ketersediaan air dan ketahanan pangan pada Subak Kance Tegeh, terdapat sistem pemompaan air yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi listrik, sistem ini mampu mengalirkan air pada sawah seluas 10 Hektar dengan membutuhkan waktu 7 hari, yang sebelumnya membutuhkan 10 hari pada musim hujan dengan mengandalkan air dari hulu ke hilir.  

Namun ditahun 2023, dari pengembangan inovasi tersebut tim sipput memberikan solusi baru untuk petani Subak Kance Tegeh dengan pemompaan air yang lebih canggih dan pintar.  

Wayan menjelaskan bahwa sistem ini mampu mengalirkan air sebanyak 200 liter setiap menitnya dengan peningkatan kapasitas pada sistem panel surya. Proses pemompaan air pun kini dapat dilakukan selama 4 jam setiap hari.  

“Desain sistem pompa air ini ditujukan untuk mempermudah penggunaan dan meningkatkan efisiensi operasional. Petani memiliki fleksibilitas untuk membuka dan menutup katup secara manual ataupun melalui kontrol digital.” Jelas Wayan 

Kedua opsi tersebut diberikan oleh tim sipput, agar petani dapat mengelola aliran air sesuai dengan kebutuhan pertanian yang diinginkan. Penggunaan teknologi digital dapat mempermudah pemantauan dan pengaturan terutama dari jarak jauh, sementara kemampuan manual memberikan kontrol secara langsung kepada petani. 

Dengan hadirnya inovasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian, meningkatkan produksi pertanian, dan merencanakan tanaman dengan lebih baik terutama pada saat musim kemarau tiba. 

“Petani sudah tidak perlu khawatir lagi tentang kekurangan air yang melanda, sehingga dengan adanya sistem ini tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi pertanian, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.” Ujar Wayan 

Penulis: Aprilia Sekar N | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *