Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, industri pertanian menghadapi tantangan yang semakin kompleks, seperti permasalahan perubahan iklim, peningkatan konsumsi energi tidak terbarukan, dan degradasi lingkungan akibat penggunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan. Pesatnya perkembangan teknologi dan penerapan IoT untuk pertanian cerdas memerlukan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian sekaligus menghemat biaya produksinya. Kesadaran akan perlunya integrasi berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas penerapan teknologi dalam industri pertanian menjadi salah satu latar belakang pada riset yang dilakukan oleh Prof. Indrarini Dyah Irawati, S.T., M.T..
Melalui risetnya yang berjudul ‘Jaringan IoT Pintar Berbasis Pembelajaran Kompresif pada Implementasi di Bidang Pertanian’ Prof. Indrarini berhasil memperoleh gelar guru besar dalam bidang Jaringan dan Multimedia pada Sidang Senat Pengukuhan Guru Besar Telkom University (Tel-U) yang diselenggarakan di Gedung Damar Tel-U, pada Selasa (19/12). Melalui pengukuhan tersebut, Prof. Indrarini secara resmi menjadi guru besar keempat belas di Tel-U.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Indrarini menjelaskan bahwa sistem yang ia kembangkan mengintegrasikan beberapa teknologi, yakni environment monitoring, renewable power system, disease prediction and crop selection, storage capacity and bandwidth saving, dan smart networking. Melalui integrasi dan adopsi beberapa teknologi dalam sistem Jaringan IoT Pintar Berbasis Pembelajaran Kompresif pada Implementasi di Bidang Pertanian tersebut, hasil riset tersebut menghadirkan beberapa kontribusi utama, yaitu: pemantauan dan pengelolaan pertanian secara global melalui website dan aplikasi mobile, penerapan sistem energi terbarukan menggunakan solar panel, efisiensi penggunaan storage dan bandwidth melalui penerapan algoritma compressed sensing, yaitu: EDMIN (Enhanced Diagonal Minimization), serta penerapan AI untuk prediksi dan klasifikasi tanaman, kesehatan tanaman, prediksi panen, dan sebagainya.
Prof. Indrarini menyampaikan bahwa riset ini merupakan serangkaian penelitian yang telah beliau rancang sejak beberapa tahun yang lalu.
“Sistem yang disampaikan dalam orasi ilmiah ini merupakan serangkaian penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2015 dan diterapkan untuk mendukung Green teknologi terutama di bidang pertanian. Tidak hanya itu, beberapa hasil penelitian telah dipublikasikan dalam konferensi internasional, jurnal nasional dan internasional terindeks. Selain itu, produk-produk yang dihasilkan memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan sistem yang lebih canggih dan terintegrasi, yang menggabungkan aspek IoT, AI, dan energi terbarukan dalam konteks pertanian modern. Dengan fokus pada efisiensi, pemantauan lingkungan, dan penggunaan kecerdasan buatan, penelitian ini menunjukkan potensi besar dalam mendorong pertanian yang efisien, mandiri, dan berkelanjutan di Indonesia.” ungkap Prof. Indrarini.
Pada penutupan orasinya, Prof. Indrarini menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya pada berbagai pihak yang telah senantiasa mendukung dirinya hingga meraih gelar guru besar.
“Tidak henti-hentinya, saya memanjatkan rasa syukur atas segala nikmat, rahmat, dan keberkahan yang Allah SWT. limpahkan. Sejatinya pencapaian hari ini bukanlah pencapaian pribadi saya, tetapi hasil dari kerja sama dan kolaborasi bersama dengan sistem yang selalu mendukung. Di balik setiap langkah saya, terdapat kebersamaan yang tak tergoyahkan, sebagai upaya bersama yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan bersama,” tutur Prof. Indrarini.
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations