Strategi & Kebijakan Vokasi Pasca Pandemi

1 Webinar antara Dirjen Vokasi dengan Forum Direktur Vokasi Swasta Indonesia FDVSI YouTube Google Chrome 30 05 2020 14 18 53

BANDUNG, Telkom University – Forum Direktur Vokasi Swasta Indonesia (FDVSI) menggelar webinar bertajuk “Arah, Strategi dan Kebijakan Pendidikan Tinggi Vokasi Pasca Pandemi COVID-19″. Acara yang berlangsung pada Sabtu (30/5) diikuti sekitar 3000 melalui Zoom aplikasi dan dapat disaksikan pula melalui Youtube Channel Forum Direktur Vokasi Swasta Indonesia.

Turut hadir sebagai pembicara dalam acara ini adalah Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Wikan Sakarinto, Ph.D, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV (LLDIKTI) Prof. Uman Suherman, dan Rektor Telkom University Prof. Dr. Adiwijaya yang juga merupakan Dewan Pertimbangan FDVSI.

Ketua FDVSI Dr. Agus Purnomo memaparkan bahwa saat ini FDVSI memiliki anggota sekitar 189 Direktur dari politeknik, akademi & sekolah/fakultas vokasi yang berasal dari sabang sampai merauke.

“Tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah kami ingin menjadi partner untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan & program ditjen diksi sekaligus memperhatikan & mengakomodasi berbagai aspirasi dari FDVSI.” Ucapnya.

Melalui forum ini Agus juga menyampaikan bahwa saat ini ada 4 permasalahan yang dihadapi PTS Vokasi, yang pertama adalah Revitalisasi PT (Perguruan Tinggi) Vokasi, Link & Match dengan Industri, ketiga Implementasi Peraturan Menteri Memes dan yang keempat adalah Akreditasi.

“Kami berharap permasalahan ini bisa kita selesaikan bersama sehingga kedepan kita bisa bersama-sama membentuk vokasi-vokasi yang siap berkontribusi bagi bangsa ini.” Ucapnya.

Rektor Telkom University Prof. Dr. Adiwijaya menjelaskan bahwa institusi pendidikan harusnya mampu menjaga sustainability khususnya seperti kondisi pandemi saat ini, ada 3 hal penting yang harus diperhatikan untuk menciptakan service excellence guna terciptanya sustainability, diantaranya adalah Adaptive, Innovative dan Collaboration.

“Yang paling penting adalah kita harus menciptakan kolaborasi, dengan kolaborasi kita bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, kolaborasi itu sangat penting karena kalau kita berinovasi dan mampu beradaptasi serta menjalin kolaborasi dengan industri akan memberi manfaat untuk bangsa ini, saya percaya The Power of Synergy, Synergy is Better than my way or your way, its our way.” Ucapnya.

Wikan Sakarinto, Ph.D, menjelaskan, untuk menjalin hubungan yang baik dengan pihak industri perlu adanya 9 poin penting yang harus diingat diantaranya adalah

  1. Kurikulum yang disusun bersama dengan pihak industri
  2. Dosen-dosen tamu yang berasal dari industri
  3. Program magang yang dikelola bersama dengan baik
  4. Komitmen yang kuat dan resmi dalam penyerapan lulusan
  5. Program beasiswa
  6. Bridging program dimana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja kepada para dosen
  7. Sertifikasi kompetensi yang diberikan kepada lulusan
  8. Bantuan alat laboratorium oleh pihak industri
  9. Join research.

“Kesembilan poin ini harus disepakati oleh kedua belah pihak, dan harus bersama-sama dijalani dan saya harap ini bisa dilahirkan dan ditambah lagi, ini adalah poin-poin yang harus dihubungkan dengan industri, dan pihak industri harus menjamin bahwa kita membrikan kualitas yang baik.” Ucapnya.