B-IoT: Wujudkan Solusi Pengelolaan Limbah Ternak dengan Biogas Berbasis Internet of Things  

B IoT Wujudkan Solusi Pengelolaan Limbah Ternak dengan Biogas Berbasis Internet of Things  

Bandung, 14 Maret 2024 – Tim Cow Lover asal Telkom University (Tel-U) merupakan salah satu tim yang telah mengikuti lomba Innovillage tahun 2023 dan berhasil meraih Best Category Carbon Neutral dengan inovasinya yakni Biogas berbasis Internet Things (B-IoT). Tim ini telah membuktikan bahwa kolaborasi antara teknologi digital dan semangat sociopreneurship dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Cimenyan.  

Tim yang berisikan mahasiswa program studi S1 Teknik elektro diketuai Ghufron Andriansyah, beranggotakan Alif Rizky Dimandani dan Teguh Patriananda ini fokus pada potensi mata pencaharian di sektor peternakan dan salah satu masalah yang dihadapi Desa Cimenyan. Pengelolaan limbah akan kotoran sapi, menimbulkan bau tidak sedap dan pencemaran pada air yang berakibat mengganggu kenyamanan serta kesehatan warga. 

“Satu ekor sapi dengan bobot 450 kg dapat menghasilkan limbah kotoran kurang lebih 25 kg/hari. Dengan ini, pemanfaatan limbah ternak sapi, dapat menciptakan sumber energi yang berkelanjutan. Biogas yang dihasilkan tidak hanya dapat digunakan sebagai bahan bakar, tetapi juga limbah cair dan padatnya dapat dijadikan pupuk organik. Dengan demikian, kami percaya bahwa ada cara untuk mengubah limbah yang dihasilkan menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan kembali.” Ulas Ghufron Andriansyah.  

Dengan latar belakang Desa Cimenyan yang memiliki sumber daya mumpuni pada sektor peternakan namun belum tercapainya proses pengelolaan limbah ternak sapi yang baik, mampu menghasilkan sebuah inovasi B-IoT yang bertujuan untuk mengubah limbah menjadi sumber daya yang dapat membantu masyarakat Desa Cimenyan.  

B-IoT merupakan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengelolaan limbah peternakan. Cara kerjanya yang sederhana namun efektif, dimulai dengan memasukkan limbah ternak sapi ke dalam tabung khusus, lalu menunggu selama 2-3 hari, akan menghasilkan dua hal yang sangat berharga yakni gas metana serta pupuk organik. 

“Gas metana yang dihasilkan dapat membantu dan menjadikan sumber energi alternatif yang dapat menggantikan pengunaan gas LPG untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Cimenyan. Sementara limbah cair dan padat dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang dapat digunakan.” Jelas Dosen Pembimbing, Ir. Ekki Kurniawan, S.T., M.T. 

Selain itu, Software yang dirancang pun sangat membantu guna melakukan monitoring tekanan gas dan jumlah kandungannya pada penampung secara real-time serta tersedianya fitur pada aplikasi yang memudahkan untuk membuka-tutup katup penyaluran gas ke rumah warga yang terintegrasi dengan B-IoT. 

Produk B-IoT menjadi sebuah inovasi yang mendukung penuh Poin 7 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dengan menekankan akan halnya energi bersih dan terjangkau melalui pemanfaatan limbah ternak sapi untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif. 

Penulis: Annora Narda Na’ilah | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *