Pintar itu Penting, Etika itu Utama  8 Cara Menjadi Mahasiswa Rantau yang Beretika 

Foto Artikel (4)

Bandung, 21 September 2023 

Menapaki jenjang pendidikan tinggi, merantau adalah salah satu pilihan menarik untuk menuntut ilmu. Banyak mahasiswa rela menempuh jarak yang jauh demi berkuliah di kampus favorit incarannya. Merantau merupakan aktivitas yang tidak mudah, para perantau harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Agar dapat beradaptasi dengan baik di tempat rantauan, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, maka perantau harus memerhatikan adab dan akhlak yang baik sebagai bekal dan aspek terpenting dalam bersosialisasi. Berikut beberapa etika yang harus diperhatikan ketika merantau: 

1. Menghormati Budaya dan Norma Masyarakat 

Budaya dan norma masyarakat adalah hal yang harus dipahami ketika datang di lingkungan baru. Seperti pepatah, ‘Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’. Artinya, sebelum mulai merantau, TelUtizen harus terlebih dahulu mempelajari budaya dan adat istiadat apa yang dijunjung di tempat rantauan. Hormatilah nilai dan tradisi yang berlaku dan jangan menghina nilai-nilai tersebut. Menghormati budaya dan norma juga berarti menaati aturan yang berlaku di masyarakat, yakni dengan tidak melanggar hukum dan melakukan perbuatan menyimpang. 

2. Bersikap Ramah dan Berkomunikasi dengan Baik 

Sikap ramah adalah etika yang dijunjung oleh bangsa kita, Indonesia. Oleh karena itu, bersikap ramah adalah sikap yang harus dimiliki ketika bersosialisasi dengan warga lokal di tempatmu merantau. Berbicara dan sapalah warga di sekitarmu dengan ramah. Berkomunikasilah dengan tutur kata yang baik sehingga dapat membangun hubungan yang baik. Jika berusaha berbicara dengan bahasa daerah, jangan sampai menggunakan bahasa daerah yang kasar dan tidak TelUtizen ketahui dengan pasti artinya apa. Hubungan yang baik dapat sangat membantu ketika TelUtizen membutuhkan tempat bertanya atau belajar hal baru, bahkan meminta pertolongan. 

3. Menjaga Kebersihan dan Ketertiban Lingkungan 

Di mana pun tempat kita tinggal, menjaga kebersihan adalah hal mutlak yang dimiliki oleh tiap manusia. Termasuk ketika berada di tempat rantau, selain berada di lingkungan yang baru, tempat rantau juga berarti TelUtizen sedang berada di wilayah orang lain. Untuk itu penting sekali untuk tetap menjaga kebersihan. Selain menjaga kebersihan, TelUtizen juga harus memperhatikan ketertiban di sekitarmu dan turut berkontribusi untuk menjaga ketertiban lingkungan. 

4. Bijak dalam Memanfaatkan Sumber Daya 

Sama halnya dengan menjaga kebersihan, TelUtizen juga perlu memperhatikan sikap dengan memanfaatkan sumber daya dengan bijak. Gunakanlah air dan energi dengan hemat dan bijak sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan. 

5. Berpartisipasi di Masyarakat dan Menghindari Sifat Apatis 

Ikut serta dengan kegiatan masyarakat dapat sangat mendukung TelUtizen dalam membangun hubungan yang baik. Maka dari itu, partisipasi di masyarakat lewat kegiatan-kegiatan sosial adalah bagian dari etika yang mungkin perlu TelUtizen lakukan ketika berada di tempat rantau. Selain itu, cobalah untuk lebih peka dengan lingkungan sekitarmu dengan saling membantu. Jangan bersikap apatis bila ada warga atau sesama perantau yang membutuhkan bantuan. 

Selain etika-etika perantau secara umum, karena Telkom University berada di Jawa Barat, maka penting juga untuk memahami etika dan norma yang berlaku di Tanah Sunda. Warga sunda dengan menjunjung tinggi sikap someah atau ramah. Berikut beberapa etika atau tata krama yang perlu TelUtizen perhatikan, di tanah sunda: 

1. Mengucapkan ‘punten’ ketika bertemu orang lain 

Selain bermakna maaf, punten juga memiliki makna permisi. Kata punten digunakan ketika sedang berjalan di sekitar warga dan melakukan kontak mata. Dengan mengucapkan punten ketika berjalan melewatinya dengan senyum dan gestur sedikit membungkuk, hal itu menunjukkan etika dan sikap menghormati kepada warga sekitar.  

2. Membalas sapaan orang lain dengan berkata ‘mangga’ 

Jika kata punten digunakan ketika kita berjalan melewati orang, ‘mangga’ adalah reaksi yang akan diberikan. Maka dari itu, selain membiasakan mengucapkan punten ketika melintas, TelUtizen juga dapat membalasnya dengan mengucapkan ‘mangga’. ‘Mangga’ dalam Bahasa Sunda bukan berarti buah mangga, melainkan berarti silakan. 

3. Jangan lupa tersenyum  

Tersenyum adalah sikap yang dapat menunjukkan sifat ramah walau tidak dengan kata-kata. Tersenyum juga memberikan dapat meminimalkan potensi orang lain merasa tersinggung dan tidak nyaman ketika berbincang dengan kita. Untuk itu, jangan lupa untuk menyapa dan berbicara dengan senyum yang ikhlas, ya! 

Jangan sampai melupakan tujuanmu merantau untuk menuntut ilmu. TelUtizen harus selalu ingat bahwa pelajar dan insan pendidikan akan selalu dipandang sebagai orang yang berpendidikan dan paham akan etika dan adab. Untuk itu, perhatikanlah etikamu dalam kehidupan bermasyarakat terutama ketika berada di tanah rantau. 

Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *