Produk Inovasi Mahasiswa Tel-U Selaawi Smart Market (SMART)

Selaawi Smart Market

Bandung, Telkom University – Dalam rangka membantu proses pemasaran produk bambu Desa Mekarsari, mahasiswa Telkom University membuat sebuah produk inovasi bernama Selaawi Smart Market (SMART) untuk memudahkan pengrajin di Desa Mekarsari tersebut dapat memasarkan produk langsung ke end-user. SMART juga berhasil masuk dalam Top 150 pada program Innovillage.

SMART dikembangkan oleh tiga mahasiswa Tel-U, yaitu Aqila Zahra Qonita (S1 Digital Public Relations); Fadhly Al-farizi (S1 Informatika); dan Rham Hadi Al-Fauzan (S1 Digital Public Relations). Pengembangan aplikasi SMART mulai dilaksanakan pada September 2022, tiga mahasiswa tersebut dibimbing oleh Dosen Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Choiria Anggraini, M.I.Kom.

Menurut Ketua Tim, Aqila Zahra Qonita, ada beberapa tujuan utama SMART dikembangkan. Pertama, mengurangi kesenjangan ekonomi pengrajin dan pengepul. Kedua, meningkatkan kreativitas pada produk bambu agar menyesuaikan permintaan pasar saat ini. Ketiga, memasarkan produk kerajinan bambu secara lebih luas secara daring.

Pengembangan website SMART dilakukan sekitar 2-3 pekan. Selama rentang waktu tersebut, tim melakukan koordinasi awal dengan pihak mitra di Kecamatan Selaawi, Desa Mekarsari serta sosialisasi dengan para pengrajinnya secara khusus untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi.

“Berikutnya, hasil dari koordinasi awal, kami lakukan penyusunan proposal sembari terus melakukan koordinasi lebih lanjut dengan mitra didampingi oleh dosen pendamping untuk melakukan review dan memastikan inovasi yang diberikan sudah sesuai kebutuhan.” ungkap Aqila.

Sebagai dosen pendamping, Choiria Anggraini, berharap implementasi produk inovasi SMART dapat direplikasi di setiap desa di Selaawi yang memiliki persamaan masalah yang sama. Sehingga manfaat yang diberikan tidak hanya diperoleh pengrajin bambu desa Mekarsari, melainkan merata di tiap desanya.

“Kami berharap SMART dapat membuat pengrajin dapat memasarkan produk secara mandiri sehingga meningkatkan nilai pendapatan serta kreativitas pengrajin untuk menciptakan produk bambu kreatif sesuai dengan permintaan pasar. ” ungkap Choiria.

Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *