Startup BiruLangit Bisa Pantau Polutan PM 2.5 Yang Berbahaya Bagi Kesehatan 

Startup BiruLangit Bisa Pantau Polutan PM 2 5 Yang Berbahaya Bagi Kesehatan 

Bandung, 13 Maret 2024 – Salah satu polutan berbahaya yang saat ini sering diabaikan oleh masyarakat adalah Konsentrasi Partikulat / Particulate Matter (PM 2.5). Mengutip dari website bmkg.go.id, Konsentrasi Partikulat (PM 2.5) merupakan partikel udara berukuran kecil sebesar 2,5 mikron yang berbahaya bagi kesehatan seperti gangguan pernafasan dan menurunkan fungsi paru-paru. 

PM 2.5 terbentuk dari reaksi kimia dari berbagai material polusi udara yang sering kita temui sehari-hari, seperti debu konstruksi pembangunan, asap pembuangan industri, gas buangan pembangkit listrik, asap kendaraan  bermotor, asap pembuangan sampah, dan lain sebagainya 

Untuk memonitor polutan berbahaya tersebut, salah satu startup dosen program studi Smart Science and Technology (S1 Teknik Fisika) Fakultas Teknik Elektro, Telkom University, Dr. Eng. Indra Chandra, yaitu BiruLangit mampu melakukan monitoring polusi udara dan polusi air hujan di Kota Bandung dan sekitarnya menggunakan alat Low Cost-Air & Water Quality Monitoring System (LQ-ARWMS) yang akan mengirimkan data pada dashboard berbasis web untuk menjadi rujukan bersama bagi tiga stakeholder utama yaitu Pemerintah, Industri, dan Masyarakat. 

“Pada praktiknya, untuk memonitor kualitas udara di suatu daerah, BiruLangit memiliki dua alat yang di gunakan yaitu Fixed Station (alat yang diletakkan pada titik tertentu) dan Mobile Station (mampu memantau udara secara berpindah-pindah).” jelas Indra. 

Saat ini beberapa alat BiruLangit telah di implementasikan di beberapa gedung di Telkom University, berurutan dari ketinggian terendah yaitu Gedung Deli (15 Meter), Gedung Kuliah Umum (30 meter), Telkom University Landmark Tower (70 meter), dan Tower (100 meter). Startup BiruLangit ini mendukung Tujuan Pengembangan Berkelanjutan (SDGs) poin 3 yaitu Good Health and Well Being dan poin 13 yaitu Climate Action.

Untuk memonitor alat yang sudah dipasang, BiruLangit menggunakan Dashboard berbasis web yang menampilkan performansi masing-masing alat, memonitor tegangan pada regulator, tegangan pada Battery Management System (BMS), menunjukkan data dari setiap parameter polutan, dan menunjukkan rata-rata harian dalam seminggu pada setiap parameter. 

Indra mengatakan, melalui inovasi diatas, BiruLangit memiliki dua tujuan besar, pertama adalah implementasi teknologi sensor untuk Early Warning System (EWS) dan Decision Support System (DSS) berbasis data bagi stakeholder. Kedua adalah melakukan edukasi serta kampanye untuk merubah perilaku masyarakat agar lebih sadar terhadap bahaya polusi udara bagi kesehatan. 

Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *