Bersama Astacala, Telkom University Menjaga Aliran Hulu Sungai Citarum melalui Pemberdayaan Kopi

Greenhouse

Telkom University bekerjasama dengan Yayasan Astacala telah melakukan inisiatif besar untuk menjaga aliran hulu Sungai Citarum melalui pemberdayaan produksi kopi. Upaya ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, dengan melibatkan Kelompok Keahlian Control, Electronics and Intelligent Systems dari Fakultas Teknik Elektro. Proyek pengabdian masyarakat dengan skema unggulan yang berjudul “Perancangan Greenhouse sebagai Solusi Tepat Guna dalam Penjemuran Biji Kopi Masyarakat Desa Cinanggela.

Berjarak 26 kilometer dari Telkom University, Desa Cinanggela rentan mengalami pergeseran lahan akibat perkebunan sayuran yang tidak tertata dengan baik di daerah perbukitan hingga menyebabkan erosi tanah. Tanaman sayuran yang membutuhkan sinar matahari terbuka dan tidak dapat menahan tanah saat hujan menimbulkan risiko yang signifikan terhadap erosi lahan dan pencemaran air akibat sedimentasi dari bahan-bahan kimia. Terlebih, perkebunan di Desa Cinanggela, yang terletak di pegunungan Malabar dan berdekatan dengan aliran hulu Sungai Citarum.

Budidaya kopi tidak hanya berkontribusi dalam pelestarian keutuhan Sungai Citarum dan pengurangan erosi, tetapi juga berperan penting dalam menjaga lingkungan secara keseluruhan. Kegiatan konservasi ini berfokus pada produksi kopi, sebagai pintu masuk untuk melestarikan wilayah tersebut dan memberikan dukungan ekonomi bagi masyarakat lokal. Dengan meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan di Desa Cinanggela, ekonomi dapat berkembang dari pertanian sayuran sebagai mata pencaharian utama.

Upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas kopi, yang telah dikenal sebagai salah satu kopi terbaik di tingkat nasional. Dapat dicapai melalui tahap awal pengolahan biji kopi yaitu penjemuran dengan menggunakan greenhouse yang mengadopsi pengetahuan ilmiah dan kemajuan teknologi. Waktu penjemuran dapat dipercepat dari sekitar 25 hari menjadi hanya 18 hari dibandingkan dengan metode konvensional. Dengan pengolahan kopi yang terjamin kualitasnya dan digitalisasi, diharapkan kopi dari Desa Cinanggela mampu bersaing di tingkat internasional, sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal, melestarikan lingkungan, dan memajukan pendidikan di desa tersebut.

Isal Akbar, sebagai ketua kelompok tani Girimukti, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sivitas Akademika Telkom University dan Yayasan Astacala atas kerjasama mereka dalam menjawab kebutuhan petani lokal terkait pengolahan kopi di daerah hulu.

Kerti Eriani, sebagai ketua Organisasi Mahasiswa Astacala (ORMAWA), menekankan manfaat besar yang dihasilkan oleh kegiatan pengabdian masyarakat bagi pihak yang mendapatkan manfaat serta individu yang terlibat, terutama dalam hal memajukan pengetahuan akademik. Jika ditelusuri lebih dalam, terdapat banyak kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghasilkan terobosan berharga baik bagi dunia akademik maupun para petani kopi. Budidaya kopi, meskipun bukan investasi ekonomi jangka pendek, dapat menjadi upaya konservasi yang sejalan dengan pembangunan ekonomi. Berbeda dengan budidaya sayuran yang rentan menyebabkan erosi tanah dan kerusakan hutan, pembangunan greenhouse di Desa Cinanggela memberikan peluang kepada petani kopi untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi dan bersaing di pasar internasional.

Pembangunan greenhouse merupakan langkah awal dalam perjalanan yang berkelanjutan. Proses pengeringan biji kopi yang telah diotomatisasi berdasarkan kontrol suhu antara 25 hingga 45 derajat celcius dengan menggunakan sensor suhu dan kelembaban secara real-time, jika suhu terlalu rendah, pemanas buatan akan diaktifkan, sedangkan jika terlalu panas, sistem sirkulasi pendingin akan beroperasi. Selain itu, potensi pengembangan greenhouse ini melibatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau biomassa, dalam sistem greenhouse. Hal ini semakin menekankan komitmen terhadap keberlanjutan dan praktik ramah lingkungan.

Achmad Adam Azzuri, sebagai perwakilan Operasional Astacala, menegaskan kelanjutan dari upaya ini. Menjadi dasar yang kokoh dan platform bagi komunitas akademik Telkom University, termasuk dosen, mahasiswa, dan staf untuk menerapkan solusi-solusi yang telah dipelajari secara langsung di lapangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *