Digitalisasi Alat Kesehatan dengan Stetoskop Digital

stetoskop digital

Berdasarkan data WHO pada tahun 2017, penyakit katup jantung atau valvular heart disease (VHD) merupakan salah satu jenis penyakit yang memiliki tingkat kematian tertinggi di negara berkembang. Meskipun jumlah penderita VHD tiap tahunnya terus meningkat, seiring bertambahnya populasi lansia, tetapi perhatian kardiolog terhadap VHD belum sebesar perhatian yang diberikan pada penyakit jantung koroner.  

Selama ini, proses mendiagnosis VHD dilakukan dengan auskultasi menggunakan stetoskop, yang dalam beberapa kasus diagnosis VHD tersebut tidak cukup akurat. Untuk itu, sejak tahun 2019, sekelompok dosen dan mahasiswa Telkom University berusaha mengembangkan stetoskop digital berbasis bunyi jantung yang dapat diamati secara visual tanpa melibatkan indera pendengaran.  Stetoskop digital dirancang agar dapat merekam dan memprediksi data suara jantung terhadap VHD atau bocor jantung. Dengan demikian, diagnosis dapat dilakukan secara digital dengan aplikasi android dan web- based application di komputer atau laptop.

Stetoskop digital ini dikembangkan oleh tim dari Program Studi S1 Informatika Tel-U yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Universitas Brawijaya. Prototype inovasi stetoskop digital ini juga telah meraih prestasi sebagai finalis yang mewakili Indonesia dalam kejuaran inovasi kesehatan regional Asia, “The Youth Innovation Awards 2019” di Singapura.

Dalam upaya terus mengembangkan inovasi Stetoskop Digital, Bandung Techno Park (BTP) membina Stetoskop Digital agar dapat menjadi startup yang mandiri dengan inovasi yang ada. Sebagai inventor, Satria Mandala, dosen S1 Informatika membentuk tim yang berasal dari alumni dan mahasiswa S1 Informatika Fakultas Informatika, Telkom University. Saat ini, Stetoskop Digital dipimpin oleh Lastrimurni Dongoran, alumni S1 Informatika, sebagai CEO.

Fokus Stetoskop Digital saat ini adalah mengembangkan prototype stetoskop digital hingga berbentuk produk agar bisa digunakan dan dimanfaatkan di kalangan tenaga kesehatan, utamanya bagi dokter jantung, serta memiliki izin edar produk. Inovasi yang berawal dari permasalahan ini tentu membuat Stetoskop Digital memiliki harapan yang besar untuk terus mengembangkannya. 

“Semoga kedepannya alat yang dirancang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan oleh dokter (dokter jantung) dan masyarakat. Harapannya alat ini juga lekas memiliki izin edar oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan bantuan untuk pengembangan,” harap Lastri.

Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Daris Maulana | Foto: Narasumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *