Diskusi Masa Depan Terkoordinasi Untuk Spektrum 6Ghz Pada APSMC 2024

Diskusi Masa Depan Terkoordinasi Untuk Spektrum 6Ghz Pada APSMC 2024

Jakarta, 23 April 2024 –  The 10th Asia-Pacific (APAC) Spectrum Management Conference (APSMC) telah diselenggarakan pada Selasa (23/4) di Hotel Pullman, Jakarta, Indonesia. Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Telkom University (Tel-U) mengambil peran sebagai penyelenggara. Dalam sesi ketiga, pembahasan berfokus melingkupi langkah-langkah selanjutnya untuk pita frekuensi 6GHz, dengan menyoroti sejauh mana kita memiliki platform untuk pendekatan yang terkoordinasi di masa depan.  

Diskusi melibatkan evaluasi kondisi eksisting, termasuk tantangan teknis dan regulasi yang harus dihadapi, serta peluang yang ada sesuai dengan hasil WRC-23. Fokus utama adalah pada catatan kaki dari konferensi tersebut, yang menetapkan alokasi frekuensi 6425 – 7025 MHz untuk layanan IMT dan Radio Local Area Networks (WAS/RLAN) di tiga negara Asia Pasifik yakni Kamboja, Laos, dan Maladewa. Pembahasan juga mencakup berbagai pendekatan yang dapat diambil oleh negara-negara di kawasan tersebut terhadap pita 6GHz, termasuk strategi mitigasi interferensi untuk memastikan koeksistensi yang efektif antara layanan IMT dan infrastruktur eksisting. 

Pada pertemuan ini, beberapa poin penting dibahas oleh para pembicara terkait penggunaan spektrum 6 GHz dalam konteks IMT, 5G, dan Wifi. Dimulai oleh Phirun Kim dari TRC Cambodia menyampaikan bahwa Kamboja telah menambahkan IMT pada band 6 GHz di WRC-23, dengan harapan dukungan lebih lanjut dari negara-negara regional di WRC-27, meskipun band tersebut baru tersedia pada tahun 2029. Dilanjuti oleh Jaewoo Lim kementrian ICT & Science Technology, National Radio Research Agency, Republic of Korea yang menyoroti pendekatan seimbang antara 5G dan spektrum unlicensed, dengan telah dialokasikan hingga 400 MHz untuk 5G dan 320 MHz untuk spektrum unlicensed. 

Ismail Shah, Head of Connectivity Policy APAC, Meta menekankan pentingnya melihat 5G dan Wifi sebagai komplementer daripada kompetisi, sambil menyoroti isu penggunaan optimal pada pita IMT dan isu interferensi dengan satelit pada 6 GHz. Pada kesempatan terakhir, Kuan Wai Mun dari Singtel Singapura berbagi kesuksesan Singtel dalam menerapkan 5G dengan network slicing pada acara olahraga, sambil menyoroti pentingnya pendekatan seimbang dalam menggunakan spektrum 6 GHz untuk kebutuhan konsumen di rumah dan di luar rumah.

Penulis: Annora | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *