FEB Online Seminar Series #3 Session 2

Bandung, Telkom University – Pada kamis (27/8) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar Online Seminar Series #3 Session 2 secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Online seminar ini dihadiri oleh empat narasumber yaitu Heppy M., S.Sos. M.M., Ph.D. selaku Dosen dan Peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University, DR. H. Sapta, SE., DESS., DESS., selaku Ketua Forum Pariwisata Indonesia, Masrura Ram Idjal, Ph. D selaku Association of Indonesia Tour and Travel Agencies (ASITA Indonesia) dan Edwin Baharta, S.Sos., MM.Par. yang merupakan Dosen dan peneliti dari Fakultas Ilmu terapan Telkom University.

Pandemi Covid-19 menjadi perhatian dunia yang dampaknya melumpuhkan banyak kegiatan pariwisata yang berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi global. Biro pariwisata pada masa recovery Covid-19 tidak ada perbaikan, dikarenakan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat adalah pariwisata jarak dekat.

“Reservasi yang semula menggunakan biro perjalanan pun sekarang dilakukan secara online dan menggunakan family transportation dan normalisasi pariwisata dijadwalkan akan dilakukan Januari 2021 dengan syarat dan ketentuan berlaku,” ujar Heppy.

Menurut Masrura, “Setiap usaha pariwisata harus melakukan re-opening dan re-building destination atau melakukan persiapan pencegahan preventif untuk membuka kembali layanan pariwisata. Adanya perubahan dibidang pariwisata yaitu Natural destination, Rural tourism dan Community based tourism”.

Pengembangan pariwista pada masa pademi ini memerlukan bisnis model yang baru, virtual tour, kerjasama dengan objek wisata, khususnya pembentukan desa wisata. Tourism sebagai lifestyle sebelum masa pandemi, sekarang adanya perubahan perilaku konsumen,” ujar Sapta.

Edwin menambahkan Wisatawan lokal, domestik, maupun mancanegara sudah tidak melakukan aktivitas pariwisata berlebihan untuk mencegah penyebaran Covid-19, Pariwisata harus lebih gencar melakukan sosial media marketing dan edukasi positif terhadap pencegahan Covid-19, ada trend baru yang dinamakan VFR tourism untuk melakukan kontribusi lokal.