APSMC 2024: Mengerahkan Potensi Penuh Penerapan 5G di Asia Pasifik

APSMC 2024 MENGERAHKAN POTENSI PENUH PENERAPAN 5G DI KAWASAN ASIA PASIFIK

Jakarta, 23 April – Asia Pasifik merupakan kawasan yang telah menerapkan 5G sejak awal meskipun dalam prosesnya menghadapi banyak tantangan, baik dari segi ekonomi, geopolitik global, hingga pandemi Covid-19. Setidaknya sebelas negara Asia Pasifik telah meluncurkan layanan 5G dan diperkirakan mencapai lebih dari dua miliar pengguna pada akhir 2026.  

Pada sesi kelima, The 10th Asia-Pacific (APAC) Spectrum Management Conference (APSMC) mendiskusikan mengenai kondisi saat ini di seluruh wilayah Asia Pasifik dan kemajuan yang terlihat. Sesi ini membahas sejauh mana ekosistem yang terkoordinasi muncul serta mengeksplorasi tantangan yang perlu diatasi oleh kawasan ini secara keseluruhan untuk memastikan manfaat penuh dari 5G tercapai. Diskusi pada sesi ini diikuti oleh Nihal Rathnapala, Deputy Director General, Policy and Planning, Telecommunications Regulatory Commission of Sri Lanka; Jaewoo Lim, Deputy Director, National Radio Research Agency, Korea; Yi Shen Chan, Director, Spectrum, APAC, GSMA; Konesh Kochhal, Director, Industry Ecosystem Engagements, Huawei APAC; dan Shannedy Ong, Country Director, Indonesia, Qualcomm. 

Pada awal sesi, Nihal Rathnapala menyampaikan mengenai keberagaman ekosistem 5G yang mencakup teknologi edge computing, AI (Artificial Intelligence), AR (Augmented Reality), dan VR (Virtual Reality) yang berperan penting. Berkaitan dengan penerapan 5G di Sri Lanka, Nihal menyebutkan adanya upaya visioner yang dilakukan Sri Lanka. 

“Sri Lanka telah melangkah ke depan dengan pengujian transmisi 5G sejak 2019 dan merencanakan penerapan komersial dengan alokasi spektrum yang disiapkan. Upaya selanjutnya melibatkan penerapan di pita frekuensi 6 GHz, dengan dukungan untuk pendekatan seimbang antara IMT,” jelas Nihal. 

Berikutnya, Yi Shen Chan memaparkan bahwa setidaknya terdapat empat poin yang dapat diterapkan oleh tiap negara di kawasan Asia Pasifik dalam memanajemen spektrum 5G secara efektif. 

“Untuk memastikan manajemen spektrum yang efektif, tiap kawasan dapat memastikan 4 hal, yaitu time availibility, yang sesuai dengan supply dan demand; efficient assignment of spectrum dengan menghindari kelangkaan spektrum terutama di level mid-band; resonable prices untuk spektrum agar operator memiliki sustainable financially yang baik; dan investment friendly untuk memudahkan flexibilitas payment dan memastikan kondisi yang kondusif untuk operator. 

Deputy Director, National Radio Research Agency, Jaewoo Lim, menyampaikan pada implementasinya Korea akan menyediakan band 4.8/28 GHz untuk aplikasi local dan private network. Spektrum ini akan dikomersialisasikan dengan harga yang murah bagi operator. Korea juga mengembangkan 5G lokal (e-Um) yang disesuaikan untuk tujuan khusus seperti smart factory, remote operation, AR/VR, dan pendidikan yang serupa dengan 5G private, 5G lokal, dan 5G kampus. 

Dilanjutkan dengan pemaparan Konesh Kochhal dari Huawei yang menyatakan, manajemen spektrum yang baik adalah yang melibatkan pemahaman terhadap kuantitas spektrum yang dibutuhkan, time availbility, function availbility, serta long term to test network dan aplication usecase dengan mempertimbangkan skala ekonomi dari tiap-tiap negara. Ia juga menyebutkan bahwa Huawei sedang memperkenalkan teknologi 5G Advanced (5G-A) yang sangat penting dalam pengembangan 5G. Huawei meyakini bahwa teknologi tersebut akan berkembang pesat pada World Radiocommunication Conference 2027 (WRC-27). 

Terakhir, Shannedy Ong yang menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur ICT untuk mewujudkan potensi besar ekonomi digital, khususnya melalui 5G Broadband fixed access wireless (FWA). Ia juga menekankan pentingnya transformasi digital bagi perusahaan sebagai penggerak utama ekonomi digital melalui penggunaan jaringan pribadi 5G dan vertikal IoT, yang diproyeksikan memberikan dampak ekonomi besar hingga lebih dari 3.5 miliar dollar pada tahun 2026 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 18%. 

Sesi kelima ini menjadi penutup pada rangkaian kegiatan konferensi APSMC pada hari pertama, Selasa (23/4) yang diselenggarakan oleh Telkom University (Tel-U) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan ForumGlobal. APSMC merupakan bagian dari The Global Spectrum Series yang merupakan kumpulan konferensi kebijakan spektrum regional terbesar di dunia.

Penulis: Aqila Zahra | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *