Guru Besar Augustina Asih Rumanti Teliti Industri Kecil Menengah: Open Innovation Solusi Keberlanjutan IKM

Foto Artikel (12)

Bandung, 5 September 2023

Telkom University (Tel-U) tahun ini telah mengukuhkan lima guru besar, termasuk Prof. Dr. Augustina Asih Rumanti, S.T., M.T. yang menjadi Guru Besar di bidang Modelling System and Innovation. Ia dikukuhkan dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Telkom di Gedung Damar pada Selasa (29/08/2023).

Pada kesempatan tersebut, Prof. Augustina menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul ‘Transisi Circular Economy di IKM: Tantangan dan Peluang Open Innovation untuk Meningkatkan Kinerja Keberlanjutan’ di hadapan Kepala LLDIKTI Wilayah 4, Dr. M. Samsuri; Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT), Dodi Irawan, S.T., serta Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya, Senat Universitas Telkom, beserta Sivitas Akademika lainnya.

Dalam orasinya, Prof. Augustina, seorang dosen dan peneliti dengan 92 publikasi jurnal ilmiah internasional bereputasi, fokus membahas industri batik pada skala Industri Kecil dan Menengah (IKM). Saat ini semua organisasi usaha, termasuk juga IKM, dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan kompetitif. Peningkatan dalam bisnis berkelanjutan menjadi tantangan yang dimaksud.

Berdasarkan penelitian yang telah ia lakukan,  Prof. Augustina meyakini bahwa potensi ekonomi dari IKM di Indonesia sangat besar, sejajar dengan tantangan yang signifikan. Tantangan tersebut terutama terkait dengan pencapaian berbagai faktor atau aspek dalam Sustainable Development Goals, terutama dalam hal proses produksi dan pengolahan limbah.

“IKM dihadapkan pada tantangan dalam mencapai bahkan meningkatkan kinerja yang berkelanjutan dalam pencapaian berbagai faktor atau aspek dalam Sustainable Development Goals, terutama yang terkait dengan proses produksi dan pengolahan limbah,” jelas Prof. Augustina.

 

“Industri batik yang dihasilkan dari IKM saat ini menggunakan banyak pewarna sintetis. Menyebabkan banyak kerusakan terhadap lingkungan yang cukup signifikan.” lanjut ia saat memaparkan salah satu permasalahan utama pada industri batik skala IKM.

Prof. Augustina melalui penelitiannya meyakini bahwa open innovation menjadi solusi atas permasalahan ini. Dengan model ekonomi sirkuler, industri dapat mengoptimalkan efisiensi produksi produk sekaligus mengurangi dampak terhadap lingkungan secara jangka panjang. Tidak hanya pada aspek lingkungan tetapi juga pada aspek ekonomi dan sosial. Untuk memahami solusi yang diberikan oleh Guru Besar Modelling System and Innovation, maka lebih lanjut perlu dipahami konsep open innovation dan sirkuler ekonomi.

Inovasi merupakan segala hal baru yang berasal dari ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Inovasi umum didengar oleh semua orang. Namun dalam praktiknya inovasi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, terutama bagi perusahaan. Open innovation adalah proses inovasi terdistribusi berdasarkan aliran pengetahuan melintasi batas-batas organisme yang dikelola. Hal ini mendorong adanya kerjasama dan kolaborasi pihak eksternal untuk menangani masalah dan meningkatkan keberlanjutan perusahaan

Linear ekonomi adalah model tradisional yang menggunakan sumber daya alam untuk produksi dan kemudian membuangnya sebagai limbah. Sedangkan sirkuler ekonomi adalah sebaliknya. Sirkuler ekonomi mempertahankan nilai produk untuk mengurangi dampak sosial dan lingkungan melalui poin utamanya.

Terakhir, Prof. Augustina berharap bahwa hasil penelitian ilmiah ini tidak hanya menjadi visi tetapi juga menjadi langkah nyata berkelanjutan bagi seluruh pelaku bisnis Indonesia.

“Kolaborasi pengetahuan dan inovasi yang berasal dari berbagai sumber dan stakeholder menjadi fondasi yang memadai untuk menghadapi perubahan dan mewujudkan dampak positif dalam era transisi ini.” tutup Prof. Dr. Augustina Asih Rumanti, S.T., M.T.

Penulis: Muhammad Zabarrekha Assidiq | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *